Sentimen
Negatif (91%)
12 Nov 2023 : 00.33

TPN Ganjar-Mahfud Kesal dan Marah Gegara Baliho Ganjar Dicopot di Pematang Siantar Sumut

12 Nov 2023 : 07.33 Views 2

Fin.co.id Fin.co.id Jenis Media: Nasional

TPN Ganjar-Mahfud Kesal dan Marah Gegara Baliho Ganjar Dicopot di Pematang Siantar Sumut

Editor: Khanif Lutfi |  

Sabtu 11-11-2023,19:52 WIB

Ganjar Pranowo (kiri) berbincang dengan Mahfud MD (kanan) saat pertemuan dengan pekerja kreatif di Jakarta, Senin (23/10/2023).-ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat-

fin.co.id - Dicopotnya baliho calon presiden (capres) Ganjar Pranowo di Pematang Siantar, Sumatera Utara menuai polemik.

Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud akhirnya buka suara soal pencopotan baliho Ganjar Pranowo di Pematang Siantar, Sumatera Utara (Sumut).

Deputi Hukum TPN Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis menyayangkan tindakan yang dilakukan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) setempat.

"Kami sangat kesal dan marah, begitu banyak kejadian yang mencederai proses demokrasi," kata Todung dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu 11 November 2023.

Menurutnya, dalam masa pemilu wajar apabila baliho pasangan bakal capres dan wapres ada di mana-mana. Namun, dia merasa hanya baliho pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD yang diturunkan.

Untuk itu, Todung mengajak semua elemen bangsa berjuang menjaga integritas Pemilu dan Pilpres 2024. 

BACA JUGA:

Adapun pihaknya akan meluncurkan pos pengaduan dan mengundang semua pihak untuk melapor ke 'call center' netralitas aparat negara dalam waktu dekat.

"Kita harus terus menerus berteriak soal netralitas aparat," ujarnya.

Ia menilai apabila laporan tidak ditanggapi, maka ada potensi ketidaknetralan. Todung mengimbau pejabat dan aparat pemerintahan untuk menjaga netralitas dan integritas pemilu.

"Ujung tindakan ketidaknetralan aparat pasti nantinya akan bermuara ke sengketa pemilu. Kalau pemilu ini cacat maka legitimasi hasil pemenang pemilu tidak akan diperoleh," jelas Todung.

Todung menegaskan keterlibatan aparat untuk capres tertentu dan mendiskreditkan capres lain itu akan mendelegitimasi hasil pemilu. Kalau masyarakat terpecah-belah Indonesia akan mengalami kemunduran demokrasi.

"Kalau ini terjadi akan membuat saya sedih melihat Pemilu 2024. Apa kita akan biarkan bangsa ini mundur? Tidak!" pungkasnya.

 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News

Sumber:

Sentimen: negatif (91.4%)