Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Paris, New York, Tel Aviv
Kasus: teror
Partai Terkait
Tokoh Terkait
Balas Prancis, Netanyahu Beri Pesan Menohok Soal Gaza
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu kembali buka suara soal gencatan senjata dalam perangnya melawan milisi penguasa Gaza Palestina, Hamas. Hal ini dilontarkannya setelah tekanan dari Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk menghentikan serangan di Gaza.
Sebelumnya, Macron dalam wawancara dengan BBC mengatakan tidak ada pembenaran bagi Israel untuk mengebom bayi, wanita, dan lansia di Gaza. Ia berharap para pemimpin Barat akan ikut serta dalam seruannya untuk segera melakukan gencatan senjata.
"Ini sangat penting bagi kita semua karena prinsip kita, karena kita adalah negara demokrasi. Penting juga untuk jangka menengah hingga jangka panjang bagi keamanan Israel sendiri, untuk menyadari bahwa semua nyawa penting," kata Macron kepada BBC.
"Kami menolak anggapan bahwa cara terbaik bagi Israel untuk melindungi dirinya sendiri adalah dengan melakukan pemboman besar-besaran di Gaza. Hal itu menciptakan kebencian dan perasaan buruk di wilayah tersebut."
Netanyahu menyikapi pandangan Macron dengan menggambarkan Hamas sebagai pihak yang bertanggung jawab atas tewasnya warga sipil di Gaza atas serangan negaranya. Dia menyebut Hamas menggunakan sekolah, masjid dan rumah sakit sebagai pusat komando teror.
"Sementara Israel melakukan segalanya untuk tidak menyakiti warga sipil dan meminta mereka meninggalkan wilayah pertempuran, Hamas-ISIS melakukan segalanya untuk mencegah mereka meninggalkan wilayah aman dan menggunakan mereka sebagai tameng manusia," kata Netanyahu menanggapi Macron seperti dikutip First Post, Sabtu (11/11/2023).
"Kejahatan yang dilakukan Hamas-ISIS hari ini di Gaza, besok akan dilakukan di Paris, New York, dan di seluruh dunia. Para pemimpin dunia harus mengutuk Hamas-ISIS dan bukan Israel."
Eskalasi di wilayah Gaza terus meningkat setelah Israel membombardir wilayah itu dengan sporadis. Ini dilakukan Tel Aviv untuk menghancurkan kelompok Hamas, yang menyerang Negeri Yahudi itu pada 7 Oktober lalu dan menewaskan 1.400 warga.
Meski mengaku menargetkan Hamas, serangan Israel nyatanya telah membawa kerusakan besar bagi warga sipil. Sejauh ini, jumlah korban sipil yang tewas di Gaza telah mencapai sedikitnya 11.000 jiwa.
Sementara itu, Israel menghadapi tekanan yang meningkat, termasuk dari sekutu utamanya Amerika Serikat (AS), untuk berbuat lebih banyak guna melindungi warga sipil Palestina di Gaza ketika jumlah korban tewas meningkat dan pertempuran meningkat antara pasukan Israel dan militan Hamas di dekat dan sekitar rumah sakit.
Upaya Israel untuk memusnahkan Hamas sebagai respons terhadap serangan tanggal 7 Oktober juga kemungkinan hanya akan menghasilkan radikalisasi lebih lanjut. Hal ini disampaikan pelapor khusus PBB untuk wilayah pendudukan Palestina, Francesca Albanese.
Dalam wawancaranya dengan Guardian, ia memaparkan bahwa komunitas internasional menuai konsekuensi yang berat karena tidak memperhatikan kekhawatiran pihak yang mengkritik "penindasan sistematis Israel terhadap hak asasi manusia Palestina".
"Kami telah memperingatkan komunitas internasional, komunitas hak asasi manusia, namun tidak ada yang benar-benar mendengarkan," jelas Albanese.
"Sekarang ini telah mencapai titik berbahaya dimana peluang untuk hidup berdampingan secara damai telah menurun drastis. Faktanya, kita sedang menatap ke dalam jurang yang dalam."
[-]
-
Perang Hamas vs Israel Makin Gila, Korban Tewas Tembus 3.565(haa/haa)
Sentimen: negatif (100%)