Sentimen
Cut Nyak Dien, Sosok Pahlawan Wanita Berasal Dari Aceh yang Patang Menyerah Melawan Belanda
Rilis.id Jenis Media: Nasional
RILISID, Jakarta — Hari pahlawan di peringati setiap 10 November 2023, Cut Nyak Dien merupakan salah satu pahlawan wanita yang memiliki jasa sangat berarti bagi kemerdekaan Indonesia. Cut Nyak Dien menjadi sosok pahlawan wanita yang terkenal pantang menyerah saat memerangi belanda di Indonesia.
Sosok Cut Nyak Dien sendiri menjadi sosok wanita yang ditakuti, dirinya juga mendapat predikat “Ratu Aceh”. Predikat yang diberikan pada sosok pahlawan wanita tersebut didasari karena tekadnya yang kuat dalam melawan kolonial Belanda di Aceh. Pertempuran yang dirinya lakukan guna menggapai cita-cita bangsa untuk terbebas dari segala bentuk penjajahan.
Cut Nyak Dien sendiri merupakan salah satu sosok wanita keturunan bangsawan di Aceh. Beliau lahir di Kampung Lam Padang Peuka Bada, wilayah VI mukin, Aceh Besar tahun 1848. Cut Nyak Dien sendiri menikah dengan Teuku Ibrahim Lamnga pada usianya yang masih muda yakni dua belas tahun.
Teuku Ibrahim Lamnga sendiri dikenal sebagai sosok pemuda yang memiliki pengetahuan luas juga taat agama. Semasa pernikahannya Teuku Ibrahim Lamnga sering meninggalkan Cut Nyak Dien untuk berperang melawan Belanda.
Hingga akhirnya Cut Nyak Dien harus menerima pil pahit, suaminya Teuku Ibrahim Lamnga wafat pada 29 Juni 1878. Kabar tersebut sempat membuat Cut Nyak Dien patah hati dan sedih sekaligus memberikannya semangat untuk melanjutkan perjuangan sang suami.
Setelah kematian Teuku Ibrahim Lamnga Cut Nyak Dien kemudian melanjutkan hidup dan bertemu dengan Teuku Umar yang kemudian melanjutkan hubungan mereka pada jenjang pernikahan. Keduanya dipertemukan bukan hanya karena pernikahan namun ada semangat dari keduanya untuk melawan penjajah. Hingga akhirnya kisah pernikahan keduanya menjadi salah satu kisah cinta yang menarik hingga saat ini.
Pinangan Teuku Umar di terima oleh Cut Nyak Dien dengan salah satu syarat yakni dirinya diperbolehkan membantu langsung di medan perang melawan penjajah Belanda bersama Teuku Umar. Saat itu Teuku Umar memberikan ijin sehingga Cut Nyak Dien menerima pinangannya.
Waktu berlalu, perjuangan Cut Nyak Dien dan suami akhirnya membuat Teuku Umar gugur di medan perang. Tak patah semangat dan menyerah Cut Nyak Dien terus melakukan perlawan selama enam tahun dengan bergerilya. Hingga akhirnya perjuangnya harus berakhir menghembuskan napas terakhirnya pada 6 November 1908.(*)
Sentimen: positif (79%)