Sentimen
Negatif (100%)
10 Nov 2023 : 02.25
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Grup Musik: APRIL

Institusi: Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)

Kab/Kota: Washington, Tokyo, Yerusalem, Ottawa

Kasus: HAM, pembunuhan

Partai Terkait

15 Update Gaza, Israel Klaim Kalahkan Hamas & Jokowi-Biden

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

10 Nov 2023 : 02.25
15 Update Gaza, Israel Klaim Kalahkan Hamas & Jokowi-Biden

Jakarta, CNBC Indonesia - Memasuki hari ke-34, serangan Israel ke Jalur Gaza masih masif. Padahal dari data otoritas setempat 10.569 nyawa warga sipil telah tewas di wilayah kantong Palestina itu.

Negeri Zionis ini terlibat sejumlah perang darat dengan Hamas di Jalur Gaza. Namun Israel mengaku telah mengalahkan Hamas di pos terdepan setelah pertempuran sengit selama 10 jam.

-

-

Bukan hanya Gaza, laporan terbaru juga mengatakan Israel pun menyerang wilayah Jenin, Kamis (9/11/2023). Dilaporkan bagaimana buldoser dan pesawat pengintai juga turun menghancurkan jalan-jalan di wilayah Tepi Barat itu.

Lalu apa saja update barunya? Berikut 15 fakta yang dirangkum CNBC Indonesia dari berbagai sumber.

Jumlah Korban

Kementerian Kesehatan Palestina dan Perhimpunan Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) mencatat sebanyak 10.569 korban tewas di Gaza, termasuk 4.324 anak-anak dan 2.823 wanita. Sementara warga luka-luka mencapai 26.475 orang, di mana 8.663 anak-ank dan 6.327 wanita.

Sementara di Tepi Barat, tercatat 164 orang tewas, termasuk 44 anak dan satu wanita. Lebih dari 2.100 luka-luka.

Sementara Layanan Medis Israel mencatat setidaknya 1.405 warga Israel tewas dan 5.600 luka-luka. Angka ini merupakan data 7 Oktober lalu.

Israel Serbu Jenin

Pasukan Israel tak hanya menyerang Gaza, tapi juga menyerbu Jenin, Tepi Barat. Sumber-sumber medis kini mengatakan kepada Al Jazeera bahwa setidaknya lima warga Palestina telah tewas dalam serangan Israel.

Kantor berita Wafa, melaporkan bagaimana Israel menghancurkan sejumlah jalan di kota-kota tersebut. Israel melakukan konvoi dengan 70 kendaraan militer, empat buldozer, helikopter dan pesawat pengintai.

"Suara tembakan terdengar dan konfrontasi dengan pemuda Palestina pun terjadi. Penembak jitu Israel telah dikerahkan ke atap gedung-gedung tinggi," tulis Wafa.

Hal sama juga dimuat CNN International. Agresi Israel disebut terus menjadi ke warga Tepi Barat.

"Pasukan pendudukan datang saat kami sedang tidur. Mereka memukuli kami dan mencoba untuk membunuh kami atau mencoba untuk memaksa kami keluar dari rumah sendiri," kata salah satu warga Palestina dalam video.

"Saya tak bisa tidur, saya terlalu takut," katanya.

Banyak keluarga di Tepi Barat disebut terpaksa meninggalkan rumah. Mereka mengatakan sudah tak punya pilihan.

Mereka mengaitkan ini dengan peristiwa Nakba jilid II. Ini merujuk ke peristiwa operasi militer Israel tahun 1948.

Kala itu, paramiliter Israel menghancurkan kota-kota dan desa-desa Palestina guna memperluas perbatasan Israel yang akan lahir. Pada April 1948, lebih dari 100 pria, wanita dan anak-anak Palestina dibunuh di desa Deir Yassin di pinggiran Yerusalem.

PBB Khawatir Perang Meluas 

Komisaris Jenderal Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA), Philippe Lazzarini, mengatakan khawatir dengan risiko yang meluas dari situasi di Gaza. Dalam sebuah kesempatan, ia mengatakan situasi Tepi Barat yang diduduki Israel juga "sedang mendidih".

Ia juga mengatakan perlunya bantuan kemanusiaan berkelanjutan yang berarti ke Gaza termasuk bahan bakar. Dia mengatakan bantuan yang masuk melalui Rafah tidak mencukupi, dan menambahkan bahwa semua penyeberangan ke Gaza harus dibuka.

Anak-Anak Palestina Dehidrasi

Ibu-ibu Palestina yang berlindung di sekolah dan rumah sakit di Gaza tengah melaporkan anak-anak mereka mengalami dehidrasi dan berat badan sangat kurang. Ibu dari seorang anak laki-laki berusia satu setengah tahun bernama Yamen Mohammed Hajjaj, mengatakan tak hanya dehidrasi, anaknya juga mengalami diare.

Hal sama juga dikatakan wanita lain mengatakan anaknya menderita gastroenteritis dan kehilangan separuh berat badannya akibat kekurangan nutrisi. Rekaman menunjukkan bahwa salah satu pusat kesehatan di kamp Nuseirat penuh sesak ketika banyak keluarga datang membawa anak-anak mereka yang sakit untuk mencari pertolongan.

Israel dan Hamas Negosiasi

Israel disebut-sebut mulai mengadakan negosiasi dengan milisi Gaza Palestina, Hamas. Ini terjadi saat kedua pihak itu berada dalam ketegangan dan konflik berdarah satu sama lain.

Sumber Hamas dan Mesir mengatakan kepada kantor berita Reuters dan AFP Rabu, bahwa negosiasi ini dimediasi oleh Qatar dalam koordinasi dengan Amerika Serikat (AS). Hal ini disebut dapat membuat 10-15 tawanan Israel di Gaza dibebaskan sebagai imbalan atas jeda pertempuran selama beberapa hari.

Laporan mengutip sumber anonim yang mengetahui perundingan tersebut. Tapi dikatakan bahwa rincian seputar prospek kesepakatan masih belum pasti.

"Jumlah pastinya masih belum jelas pada tahap ini," kata sumber anonim kepada Reuters.

AFP mengutip sumber yang dekat dengan Hamas yang mengatakan bahwa perundingan tersebut berputar pada pembebasan 12 sandera. Setengah dari mereka adalah warga AS, dengan imbalan jeda kemanusiaan selama tiga hari

"Ada banyak pembicaraan yang terjadi, banyak negosiasi yang sedang berlangsung. Ditambah lagi, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan tidak akan ada gencatan senjata kecuali semua tawanan dibebaskan," tambah wartawan Al Jazeera, Alan Fisher

"Dan itu adalah pernyataan yang penting, terutama karena dia telah berbicara dengan Presiden AS Joe Biden dalam beberapa kesempatan," tambahnya.

Foto: (AP/Ohad Zwigenberg)
Tentara Israel berjalan melewati reruntuhan, di tengah invasi darat yang sedang berlangsung terhadap kelompok Islam Palestina Hamas di Jalur Gaza utara, 8 November 2023. (AP Photo/Ohad Zwigenberg)

Israel Umumkan Kalahkan Hamas

Israel mengaku mengalahkan Hamas di pos terdepan kelompok itu, di Gaza, setelah pertempuran sengit 10 jam. Tentara Israel mengatakan pertempuran berlanjut semalaman di Jabalia, sebelah utara Kota Gaza.

"Tentaranya mengambil alih pos terdepan Hamas," ujar laporan Al Jazeera.

Selama pertempuran 10 jam, militer Israel mengatakan tentaranya menghadapi dan membunuh pejuang Hamas. Israel juga menambahkan bahwa senjata Hamas telah disita dan terowongan dihancurkan.

Hal ini juga dilaporkan media Israel, Times of Israel. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan pasukan Brigade Infanteri Nahal merebut benteng Hamas, yang dikenal sebagai pos terdepan 17.

"Menemukan banyak senjata dan menemukan terowongan, termasuk satu terowongan yang terletak berdekatan dengan taman kanak-kanak yang mengarah ke rute bawah tanah yang luas," klaim laporan tersebut.

Belum ada pernyataan resmi dari Hamas soal ini. Kemarin, Israel mengumumkan telah sampai ke jantung kota Gaza, di Gaza Utara.

Macron Serukan Jeda Kemanusiaan

Presiden Prancis Emmanuel Macron menyerukan agar jeda kemanusiaan segera diberlakukan demi melindungi warga sipil. Pemimpin Prancis ini juga mengatakan negara-negara lain harus berupaya mencapai gencatan senjata Israel di Gaza.

"Hal ini sangat diperlukan dan tidak dapat dinegosiasikan serta merupakan kebutuhan yang mendesak," kata Macron.

Sebagai informasi, delegasi dari lebih dari 80 negara dan organisasi telah berkumpul di Prancis untuk menghadiri konferensi mengenai pemberian bantuan kepada warga sipil di tengah pemboman Israel di Jalur Gaza. Pertemuan ini membawa proposal untuk koridor maritim kemanusiaan dan rumah sakit lapangan terapung.

Erdogan Sebut Israel Hancurkan Nilai Kemanusiaan

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan Israel "menghancurkan semua nilai-nilai kemanusiaan". Serangannya ke Gaza yang telah menewaskan lebih dari 10.000 orang sejak 7 Oktober, menjadi buktinya.

"Israel terus mengebom sekolah, masjid, gereja, rumah sakit, menghancurkan semua nilai-nilai kemanusiaan," kata Erdogan.

Ia menambahkan bahwa 73% persen dari mereka yang terbunuh adalah perempuan dan anak-anak. Turki sendiri telah mengirim 10 pesawat yang membawa 230 ton bantuan kemanusiaan ke bandara El Arish menuju Gaza dengan bantuan Mesir.

Di sisi lain, Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca mengatakan negaranya siap menerima dan merawat anak-anak penderita kanker di Gaza. Karena serangan Israel, rumah sakit yang menyediakan pengobatan kanker sudah tidak beroperasi lagi.

"Saya mengingatkannya akan kebutuhan kita untuk terus merawat anak-anak yang tidak bersalah," kata Koca.

"Saya tekankan bahwa kami siap jika para korban, khususnya anak-anak, dibawa ke Mesir dengan ambulans dan kemudian ke Turki dengan ambulans udara. Kami akan mulai mengangkut pasien kanker ke Turki sesegera mungkin," jelasnya.

Organisasi HAM Gugat Israel

Tiga organisasi hak asasi manusia terkemuka yang berbasis di Tepi Barat dan Jalur Gaza telah mengajukan gugatan ke Pengadilan Kriminal Internasional (ICC). Ketiga organiasi menyerukan agar mereka mempertimbangkan apartheid dan genosida yang dilakukan Israel dalam penyelidikan berkelanjutan terhadap situasi di Palestina.

Gugatan yang diajukan oleh Al Haq, Al Mezan dan Pusat Hak Asasi Manusia Palestina mengklaim bahwa tindakan Israel di Gaza merupakan kejahatan perang. Mereka menyerukan agar surat perintah penangkapan dikeluarkan bagi para pejabat Israel, termasuk Presiden Herzog, PM Netanyahu dan Menteri Pertahanan Gallant.

2 Menteri Negara Eropa Minta Israel Disanksi

Eropa mulai berteriak soal Gaza. Menteri Spanyol dan Belgia bahkan meminta Israel diberi sanksi.

Dalam sebuah wawancara seorang menteri Spanyol meminta komunitas internasional untuk memberikan sanksi kepada Israel yang ia katakan telah melakukan "genosida terencana" terhadap warga Palestina di Gaza. Ia juga menyindir pemimpin dunia yang berteriak kencang soal Ukraina tapi diam soal Gaza.

"Negara Israel harus mengakhiri rencana genosida terhadap rakyat Palestina," kata menteri hak-hak sosial Spanyol dan pemimpin partai sayap kiri Podemos, Ion Belarra, dikutip Al-Jazeera.

"Mengapa kita bisa memberikan pelajaran tentang hak asasi manusia dalam konflik lain dan tidak di sini ketika dunia menyaksikannya dengan ketakutan?," tegasnya.

"Kematian ribuan anak, para ibu berteriak putus asa, karena menyaksikan pembunuhan anak-anak mereka," tambahnya.

Hal sama juga dikatakan Wakil PM Belgia Petra De Sutter kepada surat kabar Nieuwsblad. Ia mengatakan pemboman "tidak manusiawi" terhadap rumah sakit dan kamp pengungsi di Gaza haris diselidiki dan diberi sanksi.

"Sudah waktunya memberikan sanksi terhadap Israel. Hujan bom tidak manusiawi," kata Petra De Sutter.

"Jelas Israel tidak peduli dengan tuntutan internasional untuk gencatan senjata," tambahnya.

Ia mengatakan Uni Eropa (UE) harus segera menangguhkan perjanjian asosiasinya dengan Israel, Sebuah kesepakatan ekonomi dan politik. Termasuk memberlakukan larangan impor produk-produk dari wilayah Palestina yang diduduki.

"Operasi Israel Jelas Salah"

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan pernyataan terbaru kemarin. Bahwa jumlah kematian warga sipil di Jalur Gaza menunjukkan ada sesuatu yang "jelas salah" dengan operasi militer Israel.

"Ada pelanggaran yang dilakukan Hamas ketika mereka punya perisai manusia. Namun ketika kita melihat jumlah warga sipil yang terbunuh dalam operasi militer, ada sesuatu yang jelas salah," kata Guterres pada konferensi pers Reuters NEXT.

"Penting juga untuk membuat Israel memahami bahwa bertentangan dengan kepentingan Israel jika setiap hari melihat gambaran buruk tentang kebutuhan kemanusiaan yang sangat besar bagi rakyat Palestina," ujarnya lagi.

"Itu tidak membantu Israel dalam kaitannya dengan opini publik global," jelasnya.

Ia pun menyinggung jumlah anak-anak yang tewas di Gaza. Ia membandingkannya dengan jumlah korban konflik seluruh dunia, dan ternyata di atas itu.

"Jika kita tidak membuat perbedaan, saya pikir kemanusiaan itu sendiri yang akan kehilangan maknanya," kata Guterres.

"Gaza menjadi kuburan bagi anak-anak," tambahnya.

"Dalam beberapa hari ini kita melihat ribuan anak-anak terbunuh di Gaza, yang berarti ada sesuatu yang salah dalam cara operasi militer yang dilakukan," katanya lagi.

Menurutnya apa yang terjadi di Gaza adalah "bencana besar". Sayangnya ia tak memastikan apakah akan ada pembentukan pasukan penjaga perdamaian PBB di masa depan, untuk menjaga wilayah itu, untuk perdamaian terjadi.

Tim Militer Khusus Kanada ke Israel

Negara NATO, Kanada, dilaporkan telah mengirimkan pasukannya ke Israel. Hal ini terjadi saat Negeri Yahudi itu sedang dalam konflik berdarah dengan milisi Gaza Palestina, Hamas.

Global Canadian News melaporkan bahwa Ottawa telah mengerahkan "tim kecil pasukan operasi khusus" ke Israel. Ini mencakup Satuan Tugas Gabungan 2 (JTF2), unit Pasukan Khusus militer paling elit dan rahasia di Kanada yang "bertanggung jawab atas misi paling berbahaya dan sensitif yang dilakukan militer, termasuk kontra-terorisme dan penyelamatan sandera".

"Pasukan Komando Operasi Khusus Kanada (CANSOFCOM) telah dikerahkan di Israel untuk menangani keamanan di kedutaan Kanada, termasuk kemungkinan evakuasi staf penting di masa depan dan berhubungan dengan pasukan Israel," kata sumber itu yang juga dikutip Middle East Monitor.

AS Minta Palestina Perintah Gaza Setelah Perang

Palestina harus memerintah Gaza setelah Israel mengakhiri perangnya melawan Hamas. Hal ini ditegaskan AS, menolak gagasan Netanyahu bahwa Israel akan bertanggung jawab atas keamanan tanpa batas waktu.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menguraikan komentar paling komprehensif mengenai masalah ini mengenai garis merah dan ekspektasi Washington terhadap wilayah pesisir yang terkepung. Blinken mengatakan mungkin diperlukan "masa transisi" di akhir konflik, namun pemerintahan pasca krisis di Gaza harus mencakup suara-suara Palestina.

"Tidak ada pendudukan kembali di Gaza setelah konflik berakhir. Tidak ada upaya untuk memblokade atau mengepung Gaza. Tidak ada pengurangan wilayah Gaza," kata Blinken dalam konferensi pers di Tokyo.

"Hal ini harus mencakup pemerintahan yang dipimpin Palestina dan penyatuan Gaza dengan Tepi Barat di bawah Otoritas Palestina," tegasnya.

Senin, Netanyahu mengatakan kepada ABC News bahwa Israel "untuk jangka waktu tidak terbatas" akan memikul tanggung jawab keamanan di daerah kantong tersebut setelah perang. Komentarnya tampak bertentangan dengan para pejabat AS yang mengatakan Israel tidak ingin mengelola Gaza pasca-Hamas.

Foto: Menlu AS Antony Blinken REUTERS/KEVIN LAMARQUE

Jokowi Bawa Pesan Negara Muslim soal Gaza ke Biden

Presiden Joko Widodo (Jokowi) bakal menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerja Sama Islam (KTT OKI). Setelahnya ia akan langsung bertolak ke AS untuk menyampaikan pesan khusus dari hasil pertemuan itu.

"Tapi yang jelas nanti Insya Allah besok malam saya akan meluncur ke Saudi Arabia untuk ikut dalam KTT OKI Khusus Gaza dan dari sana nanti akan terbang bertemu dengan presiden Joe Biden," kata Jokowi, Kamis.

Nantinya Jokowi akan membawa pesan khusus dari timur tengah mengenai perang di Gaza kepada Presiden Joe Biden. Meski ia belum bisa memberi tahu mengenai pesan apa yang akan disampaikan.

"Dan kita akan diutus untuk menyampaikan kepada presiden Joe Biden agar perang di Hamas-Israel bisa segera dihentikan," tambahnya.

"Tapi yang dibicarakan apa, nanti masih pada hari Sabtu-Minggu," kata Jokowi.

Seperti yang diketahui OKI akan menyelenggarakan KTT Islam Luar Biasa atas undangan Kerajaan Arab Saudi, pada 12 November 2023. Pada acara itu nanti akan membahas mengenai kondisi perang di jalur Gaza.

Jokowi ke AS guna memenuhi undangan dari Biden, 13 November 2023. Melansir juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre sebagaimana dikutip AFP, pertemuan bilateral ini akan menegaskan kembali komitmen AS dalam kemitraan kedua negara yang hampir 75 tahun.

Foto: Jokowi dan Biden (REUTERS/JONATHAN ERNST)

Mesir Kutuk "Kebungkaman Internasional" soal Gaza

Mesir mengutuk "diamnya internasional" terhadap pelanggaran hukum kemanusiaan internasional yang dilakukan oleh Israel di tengah berlanjutnya serangan di Gaza. Sebelumnya, PM Palestina Shtayyeh mengatakan Israel tidak melancarkan perang melawan Hamas tetapi melawan seluruh warga Palestina.

"Apa yang dilakukan pemerintah Israel jauh melebihi hak untuk membela diri," kata Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry pada konferensi di Paria.

"Ada ketidakseimbangan dalam hati nurani internasional," tegasnya.


[-]

-

Israel Makin Gila di Gaza, 400 Tewas dalam Serangan 24 Jam
(sef/sef)

Sentimen: negatif (100%)