Sentimen
Positif (49%)
5 Nov 2023 : 17.24
Informasi Tambahan

Event: Rezim Orde Baru, Rezim Orde Lama

Partai Terkait

Senyumin Saja, Kalau Perlu Jogetin...

6 Nov 2023 : 00.24 Views 2

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Nasional

Senyumin Saja, Kalau Perlu Jogetin...

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman mengatakan, selalu ada kubu pasangan calon lain yang berkampanye secara negatif ketika mulai merasa tidak percaya diri saat berkontestasi di pemilu.

Hal tersebut Habiburokhman sampaikan dalam merespons pernyataan Ketua DPP PDI-P Djarot Saiful Hidayat yang menyebut pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka cerminan 'neo orde baru'.

Mulanya, Habiburokhman mengaku tidak tahu apakah pernyataan Djarot itu mengarah ke konteks negatif atau positif.

Sebab, menurut dia, di setiap masa, baik itu Orde Lama, Orde Baru, hingga Reformasi selalu ada sisi positifnya.

Baca juga: Prabowo-Gibran Dianggap Neo Orba oleh PDI-P, Fadli Zon: Lebih Tepat New Reformasi

"Saya enggak tahu ya apa yang dimaksud neo orde baru apakah dalam konteks positif atau negatif. Kalau dalam konteks positif ya mungkin saja, di Orde Baru ada hal-hal positif, juga begitu juga di Orde Lama, begitu juga di Orde Reformasi," ujar Habiburokhman saat ditemui di Hotel Sahid, Jakarta, Minggu (5/11/2023).

Habiburokhman menegaskan, ketika ada pasangan calon yang mulai merasa tidak percaya diri, maka mereka akan memainkan kampanye negatif.

Misalnya, seperti tidak percaya dengan nilai jualnya sendiri hingga apakah visi misi yang digaungkan bisa mengambil hati rakyat atau tidak.

"Pasangan calon dalam kontestasi apapun, ketika dia mulai melakukan kampanye negatif, menunjukkan dia tidak percaya diri untuk menunjukkan nilai jualnya, tidak percaya diri untuk menunjukkan dia punya visi misi program yang bisa memgambil hati rakyat," tuturnya.

"Politik kami adalah politik merangkul, politik senyumin saja. Ya, silakan Mas Djarot bilang begitu, Pak Prabowo akan tersenyum saja. Kalau perlu Pak Prabowo akan jogetin saja," sambung Habiburokhman.

Baca juga: PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Cerminan Neo Orde Baru

Sementara itu, saat ditanya apakah dirinya menyindir PDI-P yang sedang tidak percaya diri, Habiburokhman menepis.

Dia mengaku hanya berbicara secara umum, di mana jika ada pihak yang tidak percaya diri, maka biasanya yang dikeluarkan adalah kampanye negatif.

"Menunjukkan sudah habis amunisi untuk meyakinkan rakyat, sehingga panik dan melakukan hal-hal yang kurang terpuji, ya itu kembali ke penilaian rakyat," imbuhnya.

Sebelumnya, Ketua DPP PDI Perjuangan (PDI-P) Djarot Saiful Hidayat menilai pasangan bakal calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai cerminan dari "neo orde baru".

Baca juga: Gerindra: Tidak Ada Istilah Prabowo Kalah di Jakarta, Yakin Menang Mutlak!

Djarot pun mengajak parpol koalisi pengusung Ganjar-Mahfud MD untuk bergerak menghadapi "neo orde baru" tersebut.

"Terus bergerak, Ganjar-Mahfud MD pastikan akan terus perkuat demokrasi. Bersama kita hadapi Prabowo-Gibran sebagai cerminan neo Orde Baru masa kini," ujar Djarot dilansir siaran pers PDI-P, Sabtu (4/11/2023).

Sentimen: positif (49.8%)