Sentimen
Informasi Tambahan
Event: Rezim Orde Baru, Pemilu 2014
Grup Musik: APRIL
Kab/Kota: Semarang, Bogor, Ancol
Tokoh Terkait
Kronologi Pecahnya NU Gusdurian vs Cak Imin, Percikan Dendam Masa Lalu di Pilpres 2024
Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional
PIKIRAN RAKYAT - Putri Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Yenny Wahid lagi-lagi terlibat adu sindir dengan Cawapres Koalisi Perubahan, Muhaimin Iskandar (Cak Imin). Pilpres 2024 kembali menjadi saksi langgengnya dampak perpecahan Nahdlatul Ulama (NU) dalam berpolitik.
Meski tak bisa merepresentasikan NU seluruhnya, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) didirikan salah satunya oleh Gus Dur, pada 23 Juni 1998, sebagai respons terhadap perubahan politik Indonesia di era jatuhnya Orde Baru (Orba) menuju kebangkitan Reformasi.
2005, Konflik Internal Menciptakan 2 KubuNU terpecah menjadi dua kubu sejak hasil Muktamar di Semarang mengesahkan terpilihnya Cak Imin sebagai Ketua Umum (Ketum) PKB, sementara Gus Dur ditetapkan sebagai Ketua Dewan Syura.
Kelompok akhirnya terbelah menjadi dua, NU Gusdurian berpolemik dengan kubu Cak Imin hingga saat ini. Untuk diketahui, Cak Imin merupakan cucu dari KH Bisri Syansuri, tokoh pendiri awal Nahdlatul Ulama.
Baca Juga: Cara Hindari Black Campaign yang Kerap Mewarnai Pemilu, Jangan Ikut Sebarkan Rumor
Selanjutnya di Maret 2008, ramai kabar adanya upaya Cak Imin untuk melengserkan Gus Dur dari posisi Ketua Dewan Syura PKB melalui Muktamar Luar Biasa (MLB).
Kewenangan Dewan Syuro dan Dewan Tanfidz dianggap pihak Imin kerap dimultitafsirkan sehingga timbul konflik internal. MLB pihaknya dilangsungkan pada 2-4 Mei 2008, di Hotel Mercure Ancol, Jakarta.
Di waktu berdekatan, pihak Gus Dur juga menggelar MLB di Parung Bogor. Ketua Panitia MLB kubu Muhaimin, Lukman Edy, saat itu menyebutkan MLB akan mengamandemen AD/ART terkait fungsi Dewan Syuro.
"Beberapa pasal yang akan diamandemen di AD/ART terkait fungsi dari Dewan Syuro dan Dewan Tanfidz. Karena sekarang sering ditafsirkan salah sehingga memunculkan konflik," ujar dalam konferensi pers di Jakarta, Senin, 24 Januari 2008 silam.
Ikut diubah pula pasal-pasal terkait kewenangan cabang dan wilayah. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi sentralisasi kebijakan partai di DPP. MLB juga menghadirkan tokoh-tokoh pembesar PKB yang 'terbuang' oleh kepentingan pribadi pihak Yenny Wahid.
Baca Juga: Mengenal Politik SARA, Black Campaign, dan Kampanye Negatif yang Kerap Bermunculan Jelang Pemilu
Dalam tarung MLB ini, Cak Imin tercatat kembali menang. Legalitas PKB Cak Imin semakin dikuatkan oleh payung hukum. Sebab, kasasi PKB kubu Gus Dur terkait posisi Cak Imin resmi ditolak Mahkamah Agung (MA).
2008, Pencopotan Yenny Wahid dan Dugaan PemerasanYenny Wahid menduduki jabatan sebagai Sekjen PKB untuk periode 2005-2010. Namun, dua tahun menjelang masa jabatan, PKB kubu Muhaimin memberhentikan putri Gus Dur itu, sebagaimana hasil musyawarah pimpinan dan silaturahmi alim ulama per tanggal 5 hingga 6 April 2008.
Selain itu, Wakil Sekjen DPP PKB Helmy Faishal Zaini mengungkapkan adanya infiltrasi, intimidasi, intrik, hingga dugaan pemerasan oleh kubu Yenny Wahid. Klaim itu didapat dari hasil temuan tim investigasi DPP PKB.
2009-2013, Lahirnya Partai Tandingan PKBIBPada 9 Juli 2008, Cak Imin dan Yenny Wahid saling bersaing untuk mendapatkan amplop dengan nomor urut kampanye PKB di KPU. Hubungan keduanya semakin renggang dan memanas.
Selang satu tahun, pada 2009, Yenny Wahid memutuskan untuk mendukung Prabowo Subianto lalu mengajak para kader PKB ikut menyuarakan dukungan untuk Gerindra.
Baca Juga: Konten Hoaks Deepfake Ancam Pemilu 2024, Menkominfo: Teknologi Semakin Canggih
Kemudian pada tahun 2013, Yenny mendirikan partai tandingan untuk PKB, yaitu Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru (PKBIB). Sebagai Ketua Umum PKBIB, Yenny gagal mengantarkan partainya lolos seleksi Pemilu 2014.
2019, Beda Pendapat Soal Ma'ruf AminPertengkaran di antara kubu Gusdurian dan kubu Cak Imin kembali meletus ketika Rais Aam PBNU, KH Ma'ruf Amin jadi bacawapres Joko Widodo di Pilpres 2019. Saat Yenny cs enggan memihak, Cak Imin jor-joran dukung Jokowi-Ma'ruf Amin.
Menurut Yenny, warga NU tidak pernah benar-benar mendukung salah satu pasangan calon di setiap kontestasi, sebagaimana sejarah Nahdliyin. Di sisi lain, Cak Imin menyatakan pihaknya siap memastikan kemenangan Ma'ruf Amin membersamai Jokowi.
"Kita buktikan. Saya telah membuktikan 11 juta suara solid tahun 2014 bersama Kiai Ma'ruf. Sebelas juta loh, cukup besar," ujar Cak Imin di Jakarta, Senin, 20 Agustus 2018 lalu.
Namun, meski awalnya enggan memihak, Yenny Wahid dan sembilan jaringan barikade Gus Dur akhirnya menyusul Cak Imin, menyatakan dukungan untuk paslon Jokowi-Ma'ruf. ***
Sentimen: netral (79.5%)