Sentimen
Informasi Tambahan
Hewan: Gajah
Tokoh Terkait
Angka Kemenangan Sudah di Pastikan
Keuangan News Jenis Media: Nasional
Oleh : Sutoyo Abadi
KNews.id – It’s now or never .. Tomorrow will be to late* ( sekarang atau tidak pernah – besok atau semua terlambat ). Sekarang bertindak atau hanya menunggu kehancuran demokrasi yang pasti akan terjadi.
Rentetan kegagalan rekayasa politik untuk memperpanjang masa jabatan dan menghentikan pelaksanaan Pilpres 2024 , rekayasa kemenangan pada Pilpres tahun depan adalah mutlak, ini perintah dari Oligargi yang sedang mempertanyakan hidup atau mati.
Sinergis dengan nasib presiden dalam pertaruhan yang sama, maka memenangkan Pilpres adalah pilihan terahir tidak boleh gagal dan satu satunya jalan keluar adalah harus curang.
Energi kekuasaan harus di maksimalkan artinya semua perangkat untuk culas dan curang harus di tata serapi mungkin harus dipersiapkan sejak dini. Keputusan MK untuk meloloskan Gibran sebagai Cawapres adalah sinyal awal yang kasar dan kasat mata, awal sebuah rekayasa yang akan terus berlanjut.
Rocky Gerung, sangat meyakini: “kecurangan Pilpres 2024 adalah sudah di pastikan, sekalipun 100 % rakyat Indonesia akan memilihnya Anies Baswedan ( ARB ) tetap tidak akan menang karena jatah angka politiknya sudah dipatok 17%.”
Angka untuk Prabowo dan Ganjar akan bergerak direkayasa seolah olah stabil jauh di atas Anies, hanya pada ahir skenarionya salah satu harus di matikan. Mereka tidak bertengkar tetapi patut diduga sudah ada kesepakatan mana yang harus di menangkan dan mana yang harus di hentikan. Mereka berada dalam permainan sepak bola gajah.
Sinyal sangat mudah dilihat dan diamati, sejak survey rentalan mulai bekerja, akan terus menerus menampilkan angka angka survey yang sudah di patok untuk ketiga kandidat Capres sesuai jatah angka terakhir hasil perhitungan KPU untuk kemenangan Capres dan Cawapres Oligargi.
Target kemenangan ini konon merupakan titah dari RRC melalui Xi Jinping yang di sampaikan langsung kepada Presiden Jokowi. Gagal mewujudkan atau melaksanakan perintah itu bukan hanya taruhan ekonomi tetapi nyawa juga menjadi barter taruhan politiknya.
Kemaksiatan politik kekuasaan dan Oligargi sinergi dengan payung RRC adalah bukan hoak tetapi itu sebuah keniscayaan dan akan menjadi realitas hancurnya demokrasi di Indonesia.
Rakyat merasakan suasana politik ketidak pastian, terjadinya melanggar konstitusi yang dilakukan dengan fulgar dan terang terangan, pemaksaan dan macam macam manipulasi politik.
Sesungguhnya itu bukan ketidak pastian tetapi ketidak pastian yang sudah direncanakan dengan pasti.
Kondisi terjadi ketika semua perangkat yang dimiliki kandidat Capres tidak punya kemampuan ( baik sarana dan finansial ) mengawal hasil suara di bilik suara, dan harus menyerah dengan kekuasaan dan Oligarki yang memiliki sarana dan finansial berlimpah.
Harus ada “counter attack” dari survey yang sesungguhnya terjadi kepada masyarakat ke luas, sebagai konsekuensi ahir yang harus bertempur dengan hasil hitung KPU yang sudah ditentukan . Dan pengadilan ahir diserahkan kepada rakyat.
Kalau ini tidak muncul ini sama saja menyerah di awal pertempuran atau kalah sebelum berperang. Kata lain ketidak pastian yang terjadi sesungguhnya memang benar sudah menjadi kepastian yang akan terjadi dan angka Kemenangan sudah di pastikan
_”The ballot is stronger then the bullet”_, kata Presiden Amerika Abraham Lincoln. Ya, dalam pemilu, suara lebih kuat dari peluru. Apapun hasilnya dari kejujuran atau kecurangan. (Zs/NRS)
Sentimen: positif (80%)