Sentimen
Informasi Tambahan
Event: Pilkada Serentak, Pilkada Solo 2020
Kab/Kota: Solo
Merasa Ditinggal Jokowi hingga Singgung Pembangkangan
Kompas.com Jenis Media: Nasional
JAKARTA, KOMPAS.com - Hubungan PDI Perjuangan dengan Presiden Joko Widodo sedang tidak baik-baik saja. Demikian situasi politik yang belakangan tergambar.
Bagaimana tidak, PDI-P blak-blakan menyatakan bahwa Jokowi telah meninggalkan partai. PDI-P bilang, ini tak sepadan dengan besarnya privilese yang sudah mereka berikan untuk Jokowi dan keluarga.
Tak hanya itu, elite PDI-P juga menyinggung pencalonan putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, sebagai wakil presiden (cawapres) pendamping bakal calon presiden (capres) Koalisi Indonesia Maju, Prabowo Subianto. Menurut PDI-P, pencawapresan Gibran merupakan bentuk pembangkangan konstitusi.
Gibran juga dianggap tak lagi menjadi bagian dari PDI-P lantaran tidak tegas lurus terhadap perintah partai untuk memenangkan bakal capres-cawapres, Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Ditinggalkan JokowiPerihal Jokowi yang meninggalkan partai banteng diungkap oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P, Hasto Kristiyanto. Menurut Hasto, tidak sedikit akar rumput yang tak percaya bahwa Jokowi, yang sebelumnya disebut-sebut sebagai kader terbaik, justru berpaling dari partai.
“PDI Perjuangan saat ini dalam suasana sedih, luka hati yang perih, dan berpasrah pada Tuhan dan rakyat Indonesia atas apa yang terjadi saat ini,” kata Hasto melalui keterangan tertulis kepada awak media, Minggu (29/10/2023).
Baca juga: PDI-P Dinilai Tengah Mengalami Stres Politik Luar Biasa Usai Merasa Ditinggalkan Jokowi
Padahal, kata Hasto, Jokowi mendapat dukungan teramat besar dari akar rumput dan simpatisan PDI-P. Dukungan itulah yang mengantarkannya ke kursi Wali Kota Solo, Gubernur DKI Jakarta, hingga Presiden dua periode.
“Ketika DPP partai bertemu dengan jajaran anak ranting dan ranting sebagai struktur partai paling bawah, banyak yang tidak percaya bahwa ini bisa terjadi,” kata Hasto.
“Kami begitu mencintai dan memberikan privilese yang begitu besar kepada Presiden Jokowi dan keluarga, namun kami ditinggalkan karena masih ada permintaan lain yang berpotensi melanggar pranata kebaikan dan konstitusi,” imbuh dia.
Hasto juga menyinggung jerih payah PDI-P dalam memenangkan Jokowi pada Pilkada Solo 2005 dan 2010, lalu Pilkada DKI Jakarta 2012, serta Pemilu Presiden 2014 dan 2019.
Tak hanya itu, oleh PDI-P, Gibran diusung di Pilkada Solo 2020 hingga berhasil duduk di kursi wali kota. Sementara, menantu Jokowi, Bobby Nasution, didukung sebagai Wali Kota Medan.
"Seluruh simpatisan, anggota, dan kader partai sepertinya belum selesai rasa lelahnya setelah berturut-turut bekerja dari lima pilkada dan dua pilpres. Itu wujud rasa sayang kami," kata Hasto.
Baca juga: PDI-P Sebut Pencalonan Gibran merupakan Pembangkangan Konstitusi
Bakal capres PDI-P Ganjar Pranowo pun mengakui bahwa partainya bersedih ditinggalkan oleh Jokowi. Namun, Ganjar menyebut, PDI-P tak cengeng menghadapi situasi ini.
"Kesedihan itu pasti ada, tapi kami enggak akan cengeng, banteng enggak cengeng! Banteng ketaton (terluka) itu langsung bergerak," kata Ganjar saat ditemui di Miftahul Ulum Islamic boarding school in Jakarta, Minggu (29/10/2023).
Presiden tiga periodeElite PDI-P lainnya, Adian Napitupulu, menyinggung soal wacana perpanjangan masa jabatan presiden. Wakil Ketua Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Pilpres (TKRPP) PDI-P itu menyebut, persoalan antara partainya dan kepala negara bermula dari PDI-P yang enggan mengabulkan permintaan Jokowi untuk memperpanjang masa jabatannya sebagai presiden tiga periode.
Sentimen: negatif (100%)