Sentimen
Informasi Tambahan
Event: Rezim Orde Baru
Kab/Kota: Malang, Gresik, Senayan
Khofifah Tersandera Cengkraman Parpol Jadi Tim Pemenangan Capres
Keuangan News Jenis Media: Nasional
KNews.id – Sempat digadang-gadang jadi cawapres, pada akhirnya Khofifah Indar Parawansa tetap bertahan di singgasana Grahadi hingga akhir masa jabatannya. Kendati demikian, nama Khofifah dengan basis massanya yang kuat tetap menjadi magnet koalisi parpol dalam pertarungan Pilpres 2024. Kini posisi Khofifah seolah tersandera setelah sejumlah pentolan parpol buka-bukaan mengajaknya gabung ke dalam Tim Pemenangan.
Mengapa tersandera? Sejatinya Khofifah saat ini tidak menduduki posisi strategis di struktural partai manapun. Namun, rekam jejak Khofifah yang lama malang-melintang di dunia politik, membuatnya bersinggungan dengan sejumlah parpol.
Di era orde Baru, Khofifah tercatat sebagai kader PPP. Hal ini yang kemudian membuat Ketua Bappilu PPP Sandiaga Uno menggodanya untuk jadi tim pemenangan Ganjar Pranowo. Bahkan, keinginan Sandiaga Uno itu disampaikan jauh sebelum deklarasi pasangan Ganjar-Mahfud Md.
“Mbak Khofifah yang lahir dari rahim PPP. PPP adalah cinta pertama Mbak Khofifah dalam berpolitik. Beliau mengirim Kesbangpolnya di sini. Sampaikan salam ke Mbak Khofifah, pada saatnya kita akan berjuang bersama dengan Mbak Khofifah,” kata Sandiaga Uno di Gresik, 30 Juli 2023 lalu.
Tak cuma PPP, PKB-partai representasi warga Nahdliyin lainnya- juga mengajak Khofifah jadi Tim Pemenangan. PKB berharap Ketua Umum Muslimat itu mau mengampanyekan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar atau Cak Imin (AMIN).
Ketua DPP PKB Daniel Johan memberikan sinyal ke Khofifah jika mau gabung dengan AMIN, maka pilihan itu tidak akan salah. Sebab, pasangan AMIN mewakili kultur Nahdliyin. Terlebih lagi sosok Cak Imin yang merupakan cicit dari salah satu tiga serangkai pendiri NU, KH Bisri Syansuri.
“Mbak Khofifah bareng AMIN saja, yang sudah jelas gen NU-nya, cicit dari pendiri NU (Mbah Bisri),” kata Daniel.
Daniel ingin Khofifah bisa bergabung untuk bersama-sama memperkuat dan memajukan warga NU. Tak sembarang posisi, Khofifah bahkan sudah disediakan karpet hijau untuk memimpin tim pemenangan alias Kapten.
“Biar sama-sama menggalang kekuatan dan membuktikan bahwa santri dan Nahdliyin bisa menjadi pemimpin untuk negeri, agar bisa sama-sama memperkuat memajukan warga NU dan dunia pesantren, bahkan kalau bisa menjadi Kapten Timnas pasangan AMIN,” ucapnya.
Tak cuma berusaha dikunci oleh parpol berlatar belakang NU, Khofifah juga dirayu oleh parpol yang mengantarkannya jadi Gubernur Jatim. Yakni Partai Demokrat.
Demokrat bahkan secara terang-terangan mengklaim dekat dengan Khofifah. Lewat bendera Demokrat lah Khofifah bisa bertarung di Pilgub Jatim 2018. Tak cuma itu, sebelum memutuskan nama Gibran Rakabuming Raka, Demokrat adalah partai di Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang ngotot mengajukan Khofifah jadi cawapres Prabowo Subianto.
“Harapannya bahwa Bu Khofifah sebagai pimpinan daerah di Jatim sebagai entitas politik juga dulu pada waktu jadi Gubernur kan diusung oleh Golkar dan Demokrat, ya toh, pada waktu jadi Gubernur Golkar dan Demokrat,” kata Jubir Koalisi Indonesia Maju (KIM) Herman Khaeron kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
“Demokrat itu kan sudah menyampaikan dari mulai awal dukungan kepada Pak Prabowo bahwa pertama kami tidak mengusulkan nama cawapres dari internal Partai Demokrat. Kemudian karena partai-partai diminta untuk mengusulkan satu nama maka Demokrat mengusulkan nama Khofifah Indar parawansa. Akhirnya muncul lah dari perspektif partai-partai koalisi di KIM ada 4 nama muncul. Ada Erick Thohir, Airlangga Hartato, ada Bu Khofifah Indar Parawansa dan Mas Gibran,” sambungnya.
Lalu, ke mana arah angin politik akan membawa Khofifah? Apakah bersama Anies-Cak Imin, Ganjar-Mahfud Md, atau Prabowo-Gibran?
Ibarat kata pepatah, Khofifah saat ini bagai makan buah simalakama. Ia berdiri di tengah pilihan yang sulit. Khofifah seolah tersandera cengkraman sejumlah partai politik yang memintanya menjadi tim pemenangan.
Yang jelas, setiap kali ditanya wartawan tentang langkah politiknya di 2024, mantan Menteri Sosial RI tersebut selalu memberi jawaban yang khas. Khas Khofifah yang tak mau gamblang memberikan jawaban pasti ketika dirinya masih menduduki jabatan di pemerintahan.
“Wis rek, wis yo wis. Sampun.”
Atau
“Nanti rek, nanti. Ngomongno liyane ae loh (ngobrol lainnya aja loh).”
Jawaban yang senada itu juga diucapkan Khofifah saat ditanya soal ajakan Demokrat. Ini merupakan jawaban terbaru Khofifah ketika ditanya soal langkah politiknya di 2024.
“Ya Robbi Bil. Masya Allah, sampun (sudah),” kata Khofifah.
Jadi, mau ke mana Bu Khofifah?
Sentimen: positif (96.9%)