Sentimen
Positif (76%)
17 Okt 2023 : 14.03
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Bogor, Gunung

24 Kecamatan di Kabupaten Bogor Rawan Bencana Akibat Peralihan Musim

17 Okt 2023 : 14.03 Views 3

JabarEkspress.com JabarEkspress.com Jenis Media: News

24 Kecamatan di Kabupaten Bogor Rawan Bencana Akibat Peralihan Musim

Jabar Ekspres – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Jawa Barat memprediksi peralihan musim kemarau ke musim hujan akan terjadi di wilayah Bogor pada akhir bulan ini.

Koordinator bidang data dan informasi stasiun klimatologi Jawa Barat, Hadi Saputra mengatakan, peralihan musim atau bisa disebut dengan istilah pancaroba di wilayah Bogor akan terjadi mulai akhir Oktober 2023 hingga Januari 2024.

“Jika melihat Peta Prakiraan Awal Musim Hujan yang di keluarkan oleh Stasiun Klimatologi Jawa Barat (Staklim Dramaga Bogor), maka wilayah sekitaran Bogor memang sudah mulai masuk periode peralihan antara kemarau ke Musim Hujan,” kata Hadi Saputra saat dihubungi Jabar Ekspres, Senin (16/11).

BACA JUGA: Relokasi PKL di Kawasan Puncak, Pemkab Bogor Akui Ada Beban Moral dari Pusat

Hadi menjelaskan, kendati sudah masuk musim hujan, Bogor merupakan daerah Zona tipe 1. Artinya setiap bulan pasti ada curah hujan yang turun di wilayah kota hujan itu.

Namun, hanya beberapa daerah saja yang mendapat hujan setiap bulannya di wilayah Bogor yakni daerah yang berdekatan dengan Gunung Salak dan Gunung Pangrango.

Untuk wilayah yang jauh dengan gunung seperti di wilayah Bogor Timur itu terdampak musim kemarau.

“Ya itu karena sekarang musim kemarau jadi sebenarnya yang dapat hujan itu di sekitar gunung salak dan Gunung Pangrango. Tapi yang aga jauh seperti gunung Putri, Ciampea dan lainnya itu kering,” ujarnya.

Kendati demikian, seluruh wilayah Bogor baik Kabupaten maupun kota akan masuk musim hujan pada bulan November hingga Januari dengan curah hujan yang bervariatif.

“Jadi cuaca ekstrem itu di masa-masa peralihan ya, baik musim kemarau atau sebaliknya. Akibat adanya awan Colombus.”

Cuaca ekstrem terjadi karena pola sirkulasi angin yang terbentuk di sekitar wilayah Indonesia yang membentuk daerah pertemuan dan perlambatam kecepatan angin (konvergensi).

Saat ini posisi Awan, kata Hadi masih clear karena sinar mata hari sangat kuat, sehingga awan tidak terbentuk.

“Begitu musim hujan ada hipertensi dari Baratan dari benua Asia ke arah negara kita, jadi awan sudah mulai mendung,” ungkapnya.

Sentimen: positif (76.2%)