Sentimen
Positif (94%)
10 Okt 2023 : 18.42
Informasi Tambahan

Brand/Merek: Vivo

BUMN: PT Pertamina

Kab/Kota: Jabodetabek

Pembatasan BBM Pertalite Kembali Dibahas, Ini Pemicunya

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

10 Okt 2023 : 18.42
Pembatasan BBM Pertalite Kembali Dibahas, Ini Pemicunya

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) membeberkan pemerintah saat ini berencana untuk membahas kembali pengaturan pembatasan pembelian volume Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite.

Kepala BPH Migas Erika Retnowati mengatakan, hal ini dilakukan tak lain karena dipicu semakin meningkatnya harga BBM non subsidi sebagai imbas dari lonjakan harga minyak mentah dunia. Dikhawatirkan, ini bisa berdampak pada pergeseran konsumsi dari BBM non subsidi ke BBM subsidi, khususnya Pertalite.

Erika menjelaskan, dalam rapat terakhir, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian masih menimbang-nimbang dampak yang ditimbulkan apabila pembatasan Pertalite diberlakukan. Terutama terhadap daya beli masyarakat dan tingkat inflasi di Indonesia.

-

-

"Pada saat itu pemerintah masih berupaya untuk mempertahankan tingkat inflasi karena memang apabila itu diterapkan tentunya ada sebagian masyarakat yang harus membeli lebih mahal dan tentunya itu akan berakibat pada kenaikan tingkat inflasi," kata Erika dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, Selasa (10/10/2023).

Namun, lanjutnya, baru-baru ini Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyurati beberapa kementerian untuk membahas kembali revisi Peraturan Presiden (Perpres) no. 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak. Revisi Perpres ini nantinya akan mengatur pembatasan BBM bersubsidi Pertalite.

Keputusan tersebut diambil guna mengantisipasi adanya perpindahan pengguna BBM Pertamax ke Pertalite. Mengingat, disparitas untuk kedua produk BBM ini sudah cukup lebar.

Seperti diketahui, harga BBM non subsidi per 1 Oktober 2023 semakin mahal. BBM Pertamax (RON 92) yang dijual PT Pertamina (Persero) misalnya, dibanderol Rp 14.000 per liter. Sementara harga BBM Pertalite masih dibanderol Rp 10.000 per liter.

"Karena ini kan ada kenaikan harga untuk BBM non subsidi yang kemungkinan akan mengakibatkan migrasi, sehingga nanti juga akan mengakibatkan melonjaknya subsidi dan kompensasi. Jadi kami terus berupaya supaya revisi Perpres 191 ini segera bisa diterbitkan," katanya.

Sejumlah badan usaha penyedia BBM kembali menaikkan harga produk BBM-nya per 1 Oktober 2023. Beberapa diantaranya seperti PT Pertamina (Persero), Shell Indonesia, BP - AKR dan juga Vivo Energy Indonesia.

Sebagai contoh harga BBM non subsidi Pertamina, untuk harga BBM Pertamax naik menjadi Rp 14.000 per liter dari yang sebelumnya dipatok Rp 13.300 per liter.

Kemudian Pertamax Turbo menjadi Rp 16.600 per liter dari sebelumnya Rp 15.900 per liter. Harga Dexlite per 1 Oktober 2023 juga naik dari Rp 16.350 per liter menjadi Rp 17.200 per liter.

Lalu, Pertamina DEX naik dari Rp 16.900 per liter menjadi Rp 17.900 per liter. Terakhir Pertamax Green 95 dari Rp 15.000 per liter menjadi Rp 16.000 per liter.

Berikut daftar harga BBM per liter terbaru di Pertamina, Shell, dan BP-AKR per Oktober 2023:

Harga BBM Pertamina (Jabodetabek):

- Pertalite: Rp 10.000

- Pertamax: Rp 14.000

- Pertamax Turbo: Rp 16.600

- Dexlite: 17.200

- Pertamina Dex: Rp 17.900

- Pertamax Green 95: Rp 16.000

Harga BBM Shell (Pulau Jawa):

- Shell Super: Rp 15.380

- Shell V Power: Rp 16.350

- Shell V Power Diesel: Rp 17.920

- Shell V Power Nitro+: Rp 16.730

Harga BBM BP AKR:

- BP 92: Rp 14.580

- BP Ultimate: Rp 16.350

- BP Diesel: Rp 17.240

Harga BBM Vivo Energy Indonesia:

Revvo 90: 12.500

Revvo 92: Rp 15.060

Revvo 95: 16.150.


[-]

-

4 Daerah Uji Coba Pembatasan Pertalite, Ini Alasan Pertamina
(wia)

Sentimen: positif (94%)