Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Yogyakarta, Kulon Progo, Sleman, New York
Partai Terkait
Tokoh Terkait
BMKG Ungkap 26 provinsi di Indonesia Rawan Dihantam Tsunami
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan, 26 provinsi di Indonesia rawan dihantam tsunami. Dengan tingkat beragam, tinggi hingga sedang.
Menurut BMKG, Indonesia telah lama dikenal sebagai salah satu negara di dunia yang rawan gempa bumi dan tsunami. Dengan keberadaan tiga lempeng tektonik aktif di dunia yang bertemu di Indonesia.
Untuk itu, BMKG menegaskan, dengan tren peningkatan kejadian gempa bumi, upaya mitigasi dan pengurangan risiko bencana menjadi semakin penting.
Hanya saja, BMKG mencatat, ketersediaan sirene di berbagai daerah di Indonesia masih terbatas. Dan, sebagian besar sirene tersebut dalam kondisi kurang baik atau rusak. Padahal, sirene menjadi salah satu perangkat vital dalam penyebaran peringatan dini kepada masyarakat.
"Salah satu elemen penting dalam mitigasi bencana adalah pengembangan sistem diseminasi peringatan dini dan perintah evakuasi yang efektif," tulis BMKG dalam keterangan di situs resmi, dikutip Selasa (10/10/2023).
Foto: Sosialisasi SEMAR di Kulon Progo, Yogyakarta, Senin (9/10/2023). (dok: BMKG)Sosialisasi SEMAR di Kulon Progo, Yogyakarta, Senin (9/10/2023). (dok: BMKG)
Untuk itu, BMKG meluncurkan Sirene Evakuasi Multihazard atau SEMAR. Di mana, sosialisasi dan commissioning test dilakukan di Kulon Progo, DI Yogyakarta. Yang dilakukan bersama perwakilan pemerintah daerah, BUMN, TNI, dan juga Polri.
"SEMAR bukan sekadar sirene biasa. Perangkat ini dilengkapi dengan teknologi radio canggih yang memungkinkan pengiriman peringatan dini dan perintah evakuasi secara efektif kepada masyarakat dalam radius yang luas," tulis BMKG.
"Dengan peluncuran SEMAR, diharapkan akan ada peningkatan signifikan dalam kemampuan sistem peringatan dini di wilayah yang rawan gempa dan tsunami," lanjut BMKG.
Hasil pengembangan dari Stasiun Geofisika Sleman, DI Yogyakarta ini diharapkan bisa mendukung upaya pemerintah menuju target zero victim menghadapi bencana gempa dan tsunami.
MultibencanaSebelumnya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, peringatan dini merupakan faktor yang sangat penting dalam penanganan bencana alam. Untuk itu, katanya, BMKG terus melakukan penguatan sistem peringatan dini multibencana.
"Tak hanya meng-upgrade teknologi yang dimiliki, peningkatan kapasitas dan kompetensi SDM (sumber daya manusia), namun juga membangun dan menguatkan kerja sama dengan media guna percepatan penyebaran informasi peringatan dini kepada masyarakat luas, terutama di daerah 3 T (terdepan, terpencil, tertinggal)," katanya dalam keterangan resmi, Jumat (6/10/2023).
Saat menghadiri Diskusi Panel di Markas PBB, New York, AS pada 20 September 2023 lalu, Dwikorita menyebut, Indonesia memiliki banyak sekali ancaman bencana alam.
Untuk itu, katanya, BMKG terus berupaya membangun sistem peringatan dini yang dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat dan mempersempit kesenjangan dalam mendapatkan akses untuk keselamatan.
Menurut Dwikorita, sistem peringatan dini yang efektif dan handal harus didukung pemahaman masyarakat akan risiko bencana yang dihadapi serta cara penyelamatan diri secara mandiri, cepat dan tepat.
"Ini harus dilengkapi dengan sistem deteksi dini berdasarkan monitoring secara sistematis - berkelanjutan dan prediksi akurat terhadap perkembangan fenomena bahaya oleh lembaga yang berwenang," kata Dwikorita.
"Pekerjaan rumah terbesar Indonesia dan banyak negara adalah memastikan masyarakat dan seluruh pihak paham dan mengerti bahaya apa yang mengancam mereka. Dan, mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan secara cepat dan tepat untuk penyelamatan diri, jika sewaktu-waktu terjadi bencana," pungkasnya.
[-]
-
Peringatan BMKG, Tsunami 10 Meter & Gempa M8,7 Intai Jawa(dce/dce)
Sentimen: negatif (97%)