LENGKONG, AYOBANDUNG.COM -- Usai film dokumenter mengenai kasus kopi sianida berjudul Ice Cold disiarkan, Indonesia heboh dengan publik yang menginginkan kasus ini kembali dibongkar.

Pasalnya, banyak kejanggalan yang ditemukan yang membuat tuduhan berubah arah kepada ayah Mirna, Edi Darmawan Salihin.

Saat ini masyarakat sangat antusias mendeklarasikan keadilan bagi Jessica dan menganggap bahwa teman Mirna itu telah dikambinghitamkan selama ini.

Edi Darmawan nampaknya tak tinggal diam mendengar namanya menjadi buah bibir masyarakat dan memilih untuk membuka suara.

Dilansir dari akun Youtube Karni Ilyas, dirinya membantah semua tudingan yang tertuju padanya dan menyebut bahwa Netflix telah menipunya, dimana tayangan yang disiarkan tak sesuai dengan kenyataan.

Baca Juga: Jalan Sukajadi Kota Bandung Bakal Diberlakukan Dua Arah, Bagaimana Jalan Cipaganti?

Ia juga menyebut bahwa Netflix tengah mengadu domba Indonesia demi mendapatkan uang.

"Apa yang dia tayangkan gak sesuai dengan kenyataan yang ada dan membuat ini terjadi. Pemirsa jangan terkecoh oleh Netflix. Dia cari duit, kita diadu domba dulu biar rame," ungkapnya.

Iya juga menegaskan agar masyarakat Indonesia tak perlu lagi menonton dan jangan terkecoh oleh film dokumenter 'Ice Cold' yang saat ini viral tersebut.

"Jadi jangan nonton, lupakan netflix itu sampah," lanjut ayah Mirna itu.

Dengan klarifikasi ini, tentu dirinya sangat mengharapkan agar masyarakat Indonesia berhenti membuat opini.

Selain itu, ia juga meminta maaf mengenai sikapnya yang selama ini disebut arogan dan salah bicara yang menjadi salah satu indikator masyarakat menudingnya.

Berbagai spekulasi telah muncul di benak masyarakat dan meminta kasus ini kembali di bongkar.

Baca Juga: Dianggap Cocok Menjadi Pasangan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024, Ridwan Kamil: Kami Sahabat baik

Namun nyatanya sulit untuk kasus ini kembali dibuka, mengingat tak ada saksi fakta yang melihat langsung siapa yang meracun Mirna dengan sianida itu hingga muncul beragam pertanyaan apakah Mirna tewas akibat sianida atau bukan.

Pakar Pidana Hukum, Khudri Sitompul menjelaskan bahwa semua keputusan tergantung Hakim dengan mendengarkan keterangan-keterangan ahli dari dua kubu penasehat hukum terdakwa dan jaksa penuntut umum.

Kasus ini menjadi ajang pertarungan ahli dengan hanya satu bukti yaitu CCTV yang diterjemahkan oleh pakar, karena mengenai sampel yang mengandung sianida pun terdapat ahli-ahli yang berbeda pendapat.

Jessica Wongso juga sempat ditawarkan oleh Hotman Paris untuk mengajukan grasi kepada Presiden, karena ia memegang prinsip untuk tidak menghukum seseorang yang belum tentu bersalah.***