LENGKONG, AYOBANDUNG.COM -– Otto Hasibuan, pengacara Jessica Wongso pada kasus kopi sianida kembali menawarkan grasi pada Jessica.

Sebelumnya, kasus kopi sianida yang menyebabkan kematian Mirna Salihin kembali menghebohkan publik usai ditayangkan film dokumenter pada Kamis (28/9/23).

Film dokumenter yang berjudul Ice Cold: Murder, Coffee, and Jessica dinilai publik terlalu menyimpan kejanggalan dan tanya tanya.

Dari itu, publik meminta kasus tersebut dibuka kembali serta mencurigai beberapa pihak dalam kasus ini.

Terkait hal ini, pengacara tanah air ternama, Hotman Paris sempat menyebutkan bahwa hanya ada satu cara untuk bebaskan Jessica Wongso, yaitu dengan grasi.

Ternyata, jauh sebelum hal ini diungkapkan oleh Hotman paris, Otto Hasibuan, pengacara Jessica Wongso sudah lebih dulu menawarkan grasi kepada Jessica.

Tiga tahun lalu, saat Jessica sudah menjalani hukuman, Otto Hasibuan dengan kegundahannya berusaha menawarkan grasi kepada Jessica.

Ia mengungkapkan kemungkinan bisa meyakinkan pihak-pihak tertentu, seperti presiden untuk bisa membebaskan Jessica.

Pada saat itu, Jessica Wongso sempat menanyakan syarat mengajukan grasi.

Namun saat Otto Hasibuan mengungkapkan bahwa syarat grasi adalah harus mengakui perbuatannya, Jessica dengan tegas menolaknya.

Baca Juga: Perserikatan Anti Lintah Darat di Bandung di Masa Kolonial (Anti Woeker Vereeniging)

“Saya tidak mau mengakui sesuatu yang tidak pernah saya lakukan,” tolak Jessica, seperti diungkapkan oleh Otto Hasibuan.

Jessica pun mengatakan, beberapa tahun hukuman pun akan dia jalani, karena dia bukan pembunuh.

“Mau 10 tahun lagi, 20 tahun lagi, akan saya jalani terus. Karena saya bukan pembunuh, saya bukan pelakunya,” tegas Jessica kepada Otto Hasibuan.

Bahkan beberapa hari lalu Otto Hasibuan kembali mendatangi Jessica untuk menawarkan grasi.

Otto berpikir bahwa jika sudah 7 tahun masa hukuman, Jessica akan berubah pikiran.

Namun ternyata Jessica masih memberikan jawaban yang sama.

“Saya tidak mau grasi, saya bukan pembunuh,” tegas wanita tersangka pada kasus kopi sianida tersebut.***