Heboh Perusahaan Smelter Impor Nikel, Suplai Domestik Kurang?
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan pasokan bijih nikel dalam negeri saat ini masih mencukupi untuk kebutuhan industri pengolahan dan pemurnian (smelter). Hal tersebut merespons kabar sulitnya industri smelter dalam memperoleh bijih nikel saat ini.
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, saat ini pihaknya masih terus memantau ketersediaan bijih nikel untuk industri smelter dalam negeri. Berdasarkan pantauan, pasokan bijih nikel untuk kebutuhan dalam negeri masih dalam kondisi aman.
"Kita pantau ya berapa sekarang produksi, kan RKAB (Rencana Kerja dan Anggaran Biaya) tahu mau produksi berapa. Dari pantauan kita aman. Kita ini produksinya lebih dari cukup di dalam negeri," kata dia di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (6/10/2023).
Sebelumnya, CEO PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) Alexander Barus buka suara perihal adanya perusahaan smelter yang melakukan impor bijih nikel dari luar negeri, terutama bijih nikel yang berasal dari Filipina.
Alex mengakui Indonesia saat ini memang merupakan pemilik sumber daya dan cadangan nikel terbesar dunia. Tercatat total sumber daya bijih nikel mencapai 17 miliar ton dengan total cadangan bijih nikel mencapai 5 miliar ton.
Namun stok bijih nikel dengan kadar 1,7 persen untuk keperluan smelter sudah tidak banyak lagi. Sementara, sejumlah smelter nikel yang ada di dalam negeri juga harus dipastikan keberlangsungan operasinya.
"Yang kita impor ini adalah nikel dengan kadar fero tinggi untuk memenuhi spec feronikel kita, tetapi itu pun masih kecil kita baru dua kapal kita impor ini," kata dia dalam acara Mining Zone CNBC Indonesia, Selasa (5/9/2023).
Menurut Alex, kebijakan perusahaan melakukan impor bijih nikel dari luar negeri karena pertimbangan spesifikasi khusus. Mengingat, suplai bijih nikel kadar tinggi di dalam negeri terus berkurang.
"Kita harus melihat juga bahwa itu suplai kadar tinggi sudah cukup berkurang apalagi dengan beroperasinya smelter sekarang, sekarang smelter kita ini terutama untuk produk NPI itu, itu sudah membutuhkan lebih 200 juta metrik ton nikel high grade per tahun," tambahnya.
[-]
-
Jreng! DPR Sebut Ada Penyelundupan Nikel Gaya Baru(wia)
Sentimen: netral (84.2%)