Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: Bank Mandiri
Kab/Kota: Sumedang
Kasus: kecelakaan
Tokoh Terkait
RSUD Sumedang Klarifikasi Kasus Ibu dan Anak dalam Kandungan Meninggal Saat Persalinan
Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional
PIKIRAN RAKYAT - RSUD Sumedang beri klarifikasi terkait kasus ibu dan anak dalam kandungan yang meninggal dalam proses persalinan.
Plt Direktur RSUD Kabupaten Sumedang dr. H. Enceng membenarkan bila pasien tersebut dilarikan ke IGD Kebidanan RSUD Sumedang pada Sabtu, 30 September 2023.
Saat itu, ibu hamil bernama Mamay diketahui tengah mengandung lebih dari sembilan bulan, tepatnya 40 atau 41 minggu.
"Pasien masuk ke IGD Kebidanan RSUD Sumedang pada hari Sabtu 30 September 2023 pukul 20.00 WIB. Dengan didiagnosa G2P1A0 hamil 40-41 minggu lebih kalsifikasi plasenta dan direncanakan akan diakhiri masa kehamilannya," tutur Dokter Enceng.
Baca Juga: Kaesang Pangarep Ungkap Hasil Pertemuan dengan Puan Maharani, Bicara Dukungan Pilpres 2024
Dia memastikan pihaknya sudah melakukan tindakan medis sesuai prosedur dengan rencana pasien melahirkan pervaginam dengan tindakan induksi (merangsang timbulnya reaksi kontraksi) agar timbul kontraksi (mules).
Akan tetapi, keesokan harinya saat pembukaan sudah lengkap, pasien disebut alami penurunan kondisi fisik yang dicurigai menyebabkan emboli air ketuban atau kondisi di mana air ketuban masuk ke dalam sistem peredaran darah sang ibu.
"Perlu diketahui bila emboli air ketuban merupakan sindrom katastrofik yang terjadi selama kehamilan dan persalinan atau segera setelah melahirkan. Emboli air ketuban adalah peristiwa masuknya air ketuban yang mengandung sel-sel janin dan material debris lainnya kedalam sirkulasi maternal yang menyebabkan kolaps kardio respirasi," ujarnya.
Dia menjelaskan risiko medis seperti ini bisa muncul kapan saja meski tindakan medis yang diberikan sudah sesuai prosedur.
Baca Juga: Melesat Menuju Masa Depan, Bank Mandiri Injak Gas Transaksi QRIS dan BI-Fast
Meski demikian, atas kejadian ini, pihak rumah sakit langsung melakukan evaluasi guna mencegah kasus serupa terulang kembali.
Dokter Enceng juga menyebut pihaknya sudah bertemu dengan keluarga korban untuk menyampaikan ucapan belasungkawa.
"Pihak rumah sakit sudah bertemu, menyampaikan rasa belasungkawa, dan berkomunikasi dengan pihak keluarga sehingga kejadian ini diharapkan tidak terulang dan menjadi bahan perbaikan dalam pelayanan RSUD Sumedang demikian untuk dimaklumi," katanya.
Kesaksian Suami KorbanPria bernama Ardiansyah mengaku kehilangan istri dan calon bayinya yang masih berada di dalam kandungan saat proses persalinan berlangsung.
Diakui Ardian, dia awalnya membawa sang istri pergi ke Puskesmas lantaran sudah mulai pagi.
Baca Juga: Kaesang Pangarep Dianggap Adik oleh Puan Maharani: Sama-Sama Anak Presiden Ya
Oleh pihak Puskesmas, Mamay, istri Ardian yang hendak melahirkan itu diminta memeriksakan kandungannya ke dokter spesialis sebelum diambil tindakan.
Usai periksa ke dokter kandungan, Mamay dirujuk ke RSUD Sumedang untuk diberi penanganan medis.
“Sekitar pukul 19.30 WIB masuk ke ruang bidan, jam 20.00 WIB di ruang bidan, diberi penjelasan sama bidan, harus diinduksi dulu,” katanya.
Sang istri saat itu sudah mengeluh kesakitan sementara menurut Ardian, bidan tidak segera memberi tindakan karena menurutnya ada prosedur yang harus dijalani.
"Dia bilang a sakit, sakit, saya kontrol lagi ke bidan, bidan cuma cukup prosedurnya pak, nunggu prosedur dulu tanpa lihat kondisi istri saya," tuturnya.
Baca Juga: Konten Azizah Salsha ‘Sakit Hati Jangan Bodoh’, Bela Pratama Arhan dari Hinaan Marshella Aprilia?
Kemudian sekitar pukul setengah sebelas, Ardian mengaku sempat melihat kepala anaknya mulai keluar akan tetapi petugas medis menyarankan untuk memberi induksi yang ke-4 kalinya.
Merasa tak tega melihat kondisi sang istri yang sudah tak berdaya, Ardian mencoba memohon agar dokter segera mengambil tindakan untuk menyelamatkan nyawa istri dan anaknya.
“Puncaknya itu sekitar pukul sebelas, karena nggak keluar lagi, harus dikasih obat induksi lagi ke-4 kali, kata saya teh jangan dikasih-kasih obat induksi, udah tindakan aja, sesar aja atau gimana yang pentingkan, ada yang selamat, soalnya jam sebelas kurang itu si bayi itu kepalanya sudah kelihatan, cuma ke dalam lagi gitu,” katanya.
Akan tetapi, respons yang ditunjukkan oleh bidan di sana kurang memuaskan dan membuat Ardian semakin cemas.
Baca Juga: Bertemu Puan Maharani, Kaesang Pangarep: Maaf Teman-teman PSI Dulunya Merendahkan PDIP
"Dia bilang dokter itu masih ada operasi dua sama lagi istirahat makan apakah harus menunggu dulu makan baru operasi? sama respons itu kurangajar, bukan ke bidannya ke sifatnya soalnya nyo'o (main) hp dengerin musik, ngobrol, leha-leha banyak pasien yang kejeritan masih dibiarkan," ujarnya.
Pelayanan rumah sakit yang dinilai lamban membuat Ardian pasrah melihat kondisi sang istri yang semakin lemah tak bergerak.
“Sampai jam setengah satu, belum diapa-apain. Ketika istri saya sudah gak bergerak, sudah kehabisan tenaga, baru dimasukin ke ruang operasi. Jam 12.30 kurang lebih masuk ruang operasi, udah ke sana, bolak balik dokter itu, saya juga udah pasrah di sana, karena kan kelihatan istri dah gimana gitu ya,” katanya.
“Bayi belum keluar, yang saya sangat sakit hati itu bayi belum keluar masih dalam kandungan. Nggak dikeluarin anak saya juga. Saya belum tahu muka anak saya kayak gimana gitu, belum di foto,” ucap dia.
Baca Juga: Ameena Jatuh hingga Berdarah Hebat, Aurel Hermansyah: Patah Hati Lemes Banget ya Allah
Menurut Ardian, kematian sang istri dan anaknya mungkin sudah takdir yang di Atas, tetapi dia tetap menyayangkan respons dan pelayanan RSUD Sumedang yang dinilai kurang tanggap hingga pasiennya kehilangan nyawa.
"Mungkin ini qodarullah takdir Allah ya tapi takdir itu kan kecelakaan, kelalaian itu bisa diatasi kalau kita tanggap, kita itu bayar loh pak BPJS itu bayar hak warga negara Indonesia itu dijamin sama negara dari hilir udah bagus, hulunya ke mana pak?" ujar dia.
Disclaimer: Artikel ini telah tayang sebelumnya di KabarPriangan.pikiran-rakyat.com berjudul "Ibu dan Bayi Meninggal, Begini Tanggapan RSUD Sumedang," ***
Sentimen: negatif (100%)