Sentimen
Negatif (99%)
30 Sep 2023 : 20.37
Informasi Tambahan

Hewan: Monyet

Tokoh Terkait

Mencuat Protes Bikin Penulis Malaysia Sebut ART RI Bak Monyet Minta Maaf

30 Sep 2023 : 20.37 Views 2

Detik.com Detik.com Jenis Media: Metropolitan

Mencuat Protes Bikin Penulis Malaysia Sebut ART RI Bak Monyet Minta Maaf
Jakarta -

Kementerian Luar Negeri Indonesia menilai buku Malaysia yang menghina asisten rumah tangga (ART) asal Indonesia telah merendahkan martabat. Penulis buku itu pun meminta maaf.

Dilansir Channel News Asia (CNA), Sabtu (30/9/2023), novel grafis karya Boey Chee Ming berjudul 'When I Was a Kid 3: Childhood Stories by Boey' berisi gambaran yang dinilai menghina ART asal Indonesia. Malaysia pun melarang peredaran buku itu.

Pemerintah Malaysia melarang buku itu usai muncul protes terhadap materi di dalamnya. Pelarangan buku itu dilakukan setelah sekitar 10 tahun buku tersebut terbit dan beredar.

-

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Buku itu terbit tahun 2014 dan merupakan seri ketiga. Juni lalu, kelompok di Indonesia bernama Corong Rakyat menggelar demonstrasi di luar Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta untuk memprotes buku 'When I Was a Kid 3' itu karena menilai merendahkan ART asal Indonesia.

Menteri Dalam Negeri Malaysia menyatakan buku itu mengandung materi yang 'mungkin merugikan moralitas'. Pelarangan pun diterbitkan pada 15 September lalu.

Boey Chee Ming sendiri merupakan seniman Malaysia yang tinggal di Amerika Serikat (AS). Pada Kamis (28/9) kemarin, dia mengaku terkejut dengan kebijakan Malaysia yang melarang bukunya.

Boey yakin pelarangan ini dipicu oleh sebuah bab di mana ayahnya mengibaratkan pembantu rumah tangga asal Indonesia itu seperti monyet karena bisa memanjat pohon dengan cepat untuk memetik kelapa. Dia menyatakan pelarangan bukunya sebagai hal yang 'disayangkan'.

Warga negara Indonesia merupakan mayoritas dari lebih dari 2 juta pekerja asing di Malaysia. Lebih dari 200.000 orang di antaranya dipekerjakan sebagai pekerja rumah tangga di Malaysia, dengan upah yang lebih baik dibandingkan saat mereka kembali ke negara asal mereka.

Kemlu RI Anggap Rendahkan Martabat

Kemlu RI pun menghargai keputusan pemerintah Malaysia yang melarang buku itu. Hal tersebut disampaikan juru bicara Kemlu, Lalu Muhammad Iqbal, dalam konferensi pers di Jakarta. Iqbal menyoroti adanya penggunaan perumpamaan monyet bagi pekerja asal Indonesia.

"Yang jelas, kebetulan bahasa yang disampaikan adalah monyet untuk tenaga kerja kita," ungkap Iqbal.

Iqbal juga menyayangkan atas sempat beredarnya novel grafis tersebut. Menurutnya, karya itu sangat tidak mendidik.

"Terlepas bahwa itu adalah orang Indonesia yang disebutkan, itu adalah seorang ayah mengajarkan anaknya dan menyebut pekerja manusia dengan monyet, itu dari perspektif edukasi itu sangat tidak edukatif dan human degrading (merendahkan martabat manusia)," ujarnya.

"Pemerintah Indonesia sangat menghargai respons pemerintah Malaysia sudah melarang beredarnya komik tersebut di Malaysia," tambahnya.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Sentimen: negatif (99.1%)