Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: PLN
Kab/Kota: Cengkareng, Pulo, Cengkareng Timur, Pulo Gebang
Kasus: kebakaran
Tokoh Terkait
Kebakaran di DKI Jakarta 90 Persen Disebabkan Arus Pendek Listrik
Jurnas.com Jenis Media: News
Gery David Sitompul | Kamis, 21/09/2023 17:24 WIB
Jakarta, Jurnas.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengungkapkan 90 persen kebakaran yang terjadi di wilayah Ibu Kota disebabkan arus pendek listrik (korsleting).
"Yang pasti 90 persen karena `korsleting` (hubungan arus pendek) listrik," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji dalam giat pemantauan instalasi listrik di Kelurahan Cengkareng Timur, Cengkareng, Jakarta Barat, Kamis.
Isnawa menyebutkan, sejak Januari hingga September 2023 telah terjadi sekitar 1.000 kebakaran di wilayah DKI Jakarta. Namun, pihaknya hanya menerima sekitar 400 laporan kebakaran.
Isnawa menjelaskan, perbedaan data itu dikarenakan pihaknya tidak mendata kebakaran kecil yang juga diakibatkan oleh korsleting.
Selain itu, pihaknya juga fokus mendata kebakaran yang mengakibatkan korban pengungsi yang membutuhkan bantuan lanjutan.
"Kalau perbedaan data, mungkin kalau ada `korsleting` sedikit (kebakaran kecil) di damkar sudah masuk angka satu. Kalau di kami kalau belum kejadian mungkin belum kita data, termasuk juga kalau BPBD kan berdasarkan ada data pengungsian, korban pengungsi," kata Isnawa.
BPBD DKI Jakarta sedang memantau dan memeriksa instalasi listrik di 10 kelurahan dengan intensitas kebakaran paling tinggi di DKI Jakarta selama tahun 2020-2023.
Adapun salah satunya di Kelurahan Cengkareng Timur, Jakarta Barat (Jakbar). Isnawa menjelaskan ilustrasi kebakaran akibat instalasi listrik, khususnya kabel yang sudah tua.
"Bangunan atau rumah di Jakarta itu banyak yang dibangun tahun 70-80, menggunakan mungkin kabel-kabel listrik di tahun itu, yang mungkin bebannya juga tidak sebesar untuk penggunaan listrik sekarang," kata Isnawa.
Pada tahun tersebut, kata Isnawa, kemungkinan rumah hanya berisi TV, setrika dan lampu sederhana. Sekarang kalau dilihat di kontrakan ini semuanya ada. "Demua ada. Laptop, `handphone`-nya tiga, kipas angin, kulkas, TV, pengering rambut dan lain-lain," katanya.
Kalau semua itu digunakan bersamaan, tentu akan terjadi penggunaan intensitas listrik yang melebihi ketentuan.
Ditambah lagi, pada saat meninjau lokasi kebakaran, pihaknya menemukan kabel-kabel kecil. "Serabut-serabut gitu yang mungkin juga sudah tua. Saya yakin itu kalau `korsleting` pasti akan menyebabkan kebakaran," kata Isnawa.
Selain itu, kata dia, pembakaran rokok, sampah, lupa mematikan kompor atau penggunaan tabung gas yang salah. "Itu tentunya harus diberi perhatian kita," katanya.
Hari ini, pihaknya mengerahkan 120 personel gabungan yang dibagi ke dalam empat tim untuk memantau instalasi listrik di Cengkareng Timur.
Adapun sanksi ataupun tindak lanjut jika ditemukan instalasi yang tidak sesuai, kata Isnawa, akan diserahkan ke pihak Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Untuk sembilan kelurahan lainnya Isnawa belum bisa merinci satu per satu. Kelurahan lainnya nanti didata lagi.
"Kita juga ada, misalnya, Pulo Gebang di Jakarta Timur, kemudian kita mungkin menyasar daerah-daerah yang lain yang sudah kita data, nanti saya sampaikan datanya," kata Isnawa.
Pihaknya menargetkan pada akhir Oktober mendatang, pemantauan instalasi listrik di sembilan kelurahan lainnya akan selesai. "Akhir Oktober ditargetkan selesai," katanya.
Ia meminta pihak kelurahan, kecamatan hingga pemerintah kota agar membentuk satuan tugas khusus untuk meminimalkan potensi kebakaran.
"Tetapi setelah kita melakukan ini, tentunya saya harapkan nanti teman-teman para wali kota, camat, lurah bisa berinisiasi mengadakan program mandiri untuk memantau kelurahan masing-masing agar kita bisa menekan kebakaran di Jakarta," kata Isnawa.
General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya, Doddy B. Pangaribuan
telah berpesan kepada masyarakat agar memperhatikan keamanan instalasi dan peralatan listrik di rumah untuk mengoptimalkan manfaat listrik, sekaligus mencegah insiden kebakaran.
"Listrik ini banyak manfaatnya, jadi mari digunakan dengan sebaik-baiknya agar kita aman dan nyaman," kata Doddy dalam keterangan tertulis dikutip pada Selasa (19/9).
Doddy menjelaskan, batas kewenangan PLN untuk penyediaan listrik sampai perawatan, yaitu mulai dari pembangkit hingga perangkat kWh meter. Sedangkan dari alat kWh meter ke dalam rumah merupakan wewenang masyarakat atau pengguna sehingga diperlukan ketelitian untuk merawatnya.
Untuk mencegah kebakaran, Doddy
mengingatkan masyarakat agar tidak menumpuk banyak steker pada satu stop kontak karena bisa menimbulkan panas sebagai pemicu kebakaran.
"Cabut peralatan listrik yang sudah tidak terpakai," kata dia.
TAGS : Kebakaran BPBD DKI Jakarta Korsleting Listrik Penyebab KebakaranSentimen: positif (79.5%)