Sentimen
Negatif (100%)
21 Sep 2023 : 02.45
Informasi Tambahan

Event: Rezim Orde Baru

Tokoh Terkait

Panglima Dayak Pajaji Tiba di Batam Siap Bela Rakyat Rempang, Ribuan Personel TNI Juga Mendarat

21 Sep 2023 : 02.45 Views 21

Keuangan News Keuangan News Jenis Media: Nasional

Panglima Dayak Pajaji Tiba di Batam Siap Bela Rakyat Rempang, Ribuan Personel TNI Juga Mendarat

KNews.id – Menepati janjinya untuk hadir membela rakyat Pulau Rempang, Panglima Suku Dayak yakni Panglima Pajaji yang dikenal dengan nama Agustinus Lucky akhirnya benar-benar tiba di Batam. Kedatangannya di Batam diungkapkan Panglima Pajaji lewat video dan foto yang diunggah di akun Facebooknya @Panglima Pajaji Skw.

Dalam video yang diunggahnya tersebut, Panglima Pajaji tampak bertelanjang dada dan mengatakan sudah berada di salah satu rumah warga di daerah Legong, Batam. Panglima Pajaji tampak bersama beberapa orang warga dan sedang bersiap untuk makan bersama.

“Selamat siang. Saya sudah berada di rumah saudara kita di daerah Legong, Batam,” kata Panglima Pajaji. Ia lalu memperkenalkan satu persatu 4 warga yang bersamanya.

Panglima Suku Dayak, Panglima Pajaji berang atas perlakuan aparat terhadap masyarakat di Pulau Rempang, Batam. Ia merasa senasib dan berjanji akan datang membawa pasukan membantu masyarakat Rempang. 

Panglima Pajaji kemudian menyerukan salam budaya suku Dayak, di akhir videonya. “Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata,” ujar Panglima Pajaji.

Yang artinya Adil kepada Sesama Manusia, Bercermin ke Surga, Nafas Hidup itu berasal dari Tuhan. Lalu dibalas 4 warga yang hadir dengan teriakan ‘Arus, Arus, Arus’. Yang artinya ‘setuju, setuju, setuju’. Di video itu, Panglima Pajaji menyematkan narasi.

“SELAMAT SIANG SAUDARA KU. SAYA SUDAH DI DAERAH BATAM. MEMBANGUN TIDAK MERUSAK. KEADILAN HARUS DI TEGAKKAN UNTUK MASYARAKAT,” tulis Panglima Pajaji.

Setelah mengunggah video itu, Panglima Pajaji kembali membagikan 3 foto dirinya bersama warga di Batam. Ia kemudian menuliskan di foto yang diunggahnya bahwa kehadirannya bukan untuk mentiadakan yang ada tetapi menambah kekuatan yang sudah ada.

“AGIK IDUP AGIK MANSENGAT. AKU HADIR BUKAN UNTUK MENTIADA KAN YANG ADA. AKU HADIR MENAMBAH KEKUATAN YANG SUDAH ADA. MEMBANGUN TIDAK MERUSAK.
MEMBANGUN TIDAK MENGHAPUS SEJARAH PARA LELUHUR BANGSA INI,” tulis Panglima Pajaji.

Janji Hadir

Sebelumnya Panglima Pajaji mengaku sangat murka melihat konflik dan kericuhan di Rempang, Batam, Kepulauan Riau. Sebab menurut Panglima Pajaji, konflik di sana merugikan dan menyudutkan rakyat Rempang, Batam. Panglima Pajaji menilai ada penjajahan gaya baru yang dialami masyarakat Rempang, setelah leluhur mereka mampu mengusir penjajah asing dari tanah Rempang.

Karenanya Panglima Papaji mengaku akan mendukung perjuangan masyarakat Rempang mempertahankan tanah leluhurnya.

“Saya akan mendukung saudara saya di Rempang. Jujur darah saya mendidih, melihat kejadian yang terjadi di Rempang,” kata Pajaji di akun Facebooknya Panglima Pajaji Skw . Pajaji mengaku sangat murka melihat penderitaan masyarakat Rempang.

“Melihat saudara-saudaraku di sana diintimidasi. Saya sangat murka. Sangat murka melihat kejadian itu!” tegasnya. Menurut Pajaji, negara ini seharusnya mengayomi masyarakatnya dan bukan menjajah dengan gaya baru.

“Negara ini seharusnya mengayomi, bukan menjarah masyarakat saudaraku yang ada di rempang,” kata Pajaji. Apapun yang terjadi kata Pajaji, tanah di Rempang adalah hak dan tumpah darah masyarakat Rempang.

“Saya akan mendukung saudaraku di Rempang. Jangan mau dijajah dengan penjajah berdarah dingin. Bangkit dan melawan. Lawan semua ketidakadilan. Maju terus  pertahankan hak kalian,” kata Panglima Pajaji. Di samping itu, pernyataan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono yang memerintahkan anggotanya piting rakyat Rempang, Batam, Kepulauan Riau viral di media sosial.

Perintah Panglima TNI Yudo Margono menyusul bentrokan antara aparat dan warga Rempang dan menyoroti momen rakyat Rempang yang anarkis. Di sisi lain, Panglima Suku Dayak, Panglima Pajaji lantang menyuarakan solidaritasnya untuk masyarakat Rempang Batam.

Panglima Pajaji tampak berang melihat bentrokan di sana dan siap mengerahkan pasukannya demi membela masyarakat adat Kepulauan Rempang di Kepri. Sebab, Panglima Pajaji merasa senasib dengan rakyat Rempang.

“Menyesalkan tindakan yang terjadi di Pulau Rempang. Saya sangat menyesalkan perbuatan aparat penegak hukum yang mengintimidasi masyarakat, yang ada di Pulau Rempang,” kata Panglima Pajaji seperti ditayangkan di akun YouTube Tribunnews, berdasar video di akun Facebook Panglima Pajaji.

Panglima Pajaji lalu memberi pesan ke aparat bahwa mereka terlahir dari masyarakat dan dibesarkan oleh masyarakat.

“Anda aparat, para aparat. Anda-anda itu terlahir dari masyarakat dan sama seperti saya. Anda dibesarkan oleh masyarakat. Anda juga didirikan, dihadirkan karena masyarakat,” kata Panglima Pajaji. Namun nyatanya kata Pajaji, tindakan aparat justru menyakiti masyarakat.

“Tapi sekarang tindakan kalian malah berputar arah. Menyiksa masyarakat. Mengintimidasi rakyat negara kalian sendiri. Menjarah negara kalian sendiri,” ujarnya. Panglima Pajaji memahami bahwa aparat hanya menjalankan tugas.

“Ya, saya tahu kalian menjalankan tugas. Tapi yang kalian lawan itu adalah rakyat, masyarakat kita yang ada di NKRI ini,” katanya. Kemudian Panglima Pajaji menyampaikan pesan ke masyarakat Rempang untuk terus berjuang dan ia berjanji akan membantunya.

“Masyarakat Rempang, saudara-saudara saya yang ada di sana. Saya akan turun tangan langsung membantu kalian yang ada di Rempang. Saya akan hadir membantu saudara-saudara saya yang ada di Rempang,” kata Panglima Pajaji.

“Saya tidak main main. Saudara-saudarau di Rempang. Tetaplah perjuangkan hak kalian di sana. Karena hak kalian, tumpah darah kalian. Hak kalian adalah warisan nenek moyang kalian yang mereka rampas dari penjajah dan terbentukah NKRI,” ujar Panglima Pajaji. Namun sekarang kata Panglima Pajaji, anak cucu dan generasinya dijajah dengan gaya baru.

“Dan sekarang anak cucunya, generasinya yang diperjuangkan tanah leluhur, sekarang dijajah. Dijajah dengan gaya baru,” katanya.

Piting Rakyat

Sebelumnya Pernyataan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono yang memerintahkan anggotanya memiting rakyat Rempang, di media sosial. Video yang diunggah Tribun Network lewat kanal youtube itu pun diunggah ulang oleh masyarakat di sejumlah platform media sosial. Pernyataan itu pun menuai kritik keras dan tanda tanya besar publik.

Sebab dalam instruksinya, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono memerintahkan akan menerjunkan anggota TNI di Pulau Rempang. Laksamana Yudo Margono pun meminta anggotanya untuk mengatasi kerusuhan di sana dengan cara memiting rakyat Rempang yang mencoba melawan.

Video pernyataan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono itu satu di antaranya diunggah akun @yaniarsim pada Jumat (15/9/2023).

“Lebih dari masyarakatnya itu satu orang miting satu. Ya kan TNI-nya umpanya, masyarakatnya 1.000 ya kita keluarkan 1.000. Satu miting satu itu kan selesai. Nggak usah pakai alat, dipiting aja satu-satu,” ungkap Laksamana Yudo Margono.

“Tahu itu dipiting? ya itu dipiting aja satu-satu,” tegasnya.

Dalam tayangan berikutnya, Laksamana Yudo Margono menilai langkah tersebut mampu mengatasi sikap anarkis rakyat Rempang yang melakukan perlawanan. Dirinya pun menegaskan anggota TNI yang diterjunkan ke Pulau Rempang harus dilengkapi dengan perlengkapan anti huru hara.

Laksamana Yudo Margono pun memerintahkan Kepala Badan Perbekalan Tentara Nasional (Babek TNI) untuk mempersiapkan perlengkapan anti huru hara. Tujuannya agar anggotanya tidak menjadi sasaran empuk serangan rakyat Rempang ketika terjadi kericuhan.

“Saya kuatir kalau kita pakai alat, nanti kita bertahan dilempari tadi. Anak-anak berani maju terus untuk bertahan, tetapi kalau dilempari, ngamuk juga sampean itu. Ada itu di Babek. Kita punya itu alat-alat baru,” ungkap Laksamana Yudo Margono.

“Itu memang kalau yang lama nggak dipakai ya silahkan Kababek biar keluar dari gudang, itu sudah lama saya lihat. Kasih tahu Kababek itu,” tegasnya.  Pernyataan Laksamana Yudo Margono disesalkan akun @yaniarsim. Dirinya menilai cara-cara kekerasan dalam mengatasi konflik Pulau Rempang tidak perlu dilakukan.

“Sedih saya dengarnya pak @Puspen_TNI ‘Satu orang piting satu orang, rakyatnya 1.000 kita turunkan 1.000 selesai….’ Dulu rakyat mengusir kompeni, kini diusir TNI, apabedanya kelen klu gitu,” tulis akun @yaniarsim pada Jumat (15/9/2023).

Fakta Video Panglima Laksamana Yudo Margono

Pernyataan Panglima Laksamana Yudo Margono yang viral di media sosial merupakan potongan dari video milik TNI yang dipotong sebagian. Dalam video lengkap, pernyataan Panglima Laksamana Yudo Margono itu merujuk aksi anarkis sekelompok masyarakat yang menyerang secara brutal anggota TNI ketika terjadi kericuhan di depan Kantor BP Batam, Batam, Kepulauan Riau pada Senin (11/9/2023).

Panglima Laksamana Yudo Margono menyoroti momen rakyat rempang yang sangat anarkis. Tak hanya melempari aparat dengan batu, mereka memukuli seorang anggota polisi yang sudah tak berdaya.  Anggota polisi itu bahkan dihantamkan dengan batu berukuran besar hingga pingsan.

“Orang sudah diam, terus diambil batu langsung dilemparkan (ke polisi). Ini kan udah seperti orang yang lagi bunuh hewan gitu loh,” kata Panglima TNI Laksamana Yudo Margono.  “Seperti bunuh hewan pakai batu gede langsung dilemparkan begitu,” sambungnya.

Dalam video tersebut, dirinya meyakini para pendemo yang besikap anarkis itu adalah bukan merupakan orang asli Rempang. Mereka katanya orang luar Pulau Rempang yang ikut serta dalam aksi demo dan membuat suasana semakin panas.

“Ini berarti sudah masuk ke ranah pidana. Ya kalau seperti itu, ya nanti kita berikan. Saya tidak memberikan itu, karena saya khawatir, karena anak-anak ini nanti mindsetnya berubah nanti, kembali lagi seperti orde baru,” jelasnya. (Zs/Trbn)

Sentimen: negatif (100%)