Sentimen
Informasi Tambahan
Hewan: Ayam
Institusi: Indonesia Political Review
Kab/Kota: bandung
Tokoh Terkait
Calon Kuat Pendamping Ganjar Tinggal Mahfud dan Sandiaga
Sumutpos.co Jenis Media: News
JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Sosok Ridwan Kamil kian santer dalam bursa bakal calon wakil presiden (Bacawapres). Usai disebut dilamar Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri untuk mendampingi Ganjar Pranowo, teranyar giliran Prabowo Subianto yang menemui mantan Gubernur Jawa Barat tersebut.
Seperti diketahui, melalui laman sosial medianya, Prabowo mengumumkan pertemuannya dengan sosok yang akrab disapa RK itu. Momen itu terjadi di kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara 4, Jakarta Selatan, Rabu malam (13/9). Malam itu, RK membawa oleh-oleh Cilok Bandung untuk Prabowo. Sebaliknyan
Prabowo menyuguhkan RK Nasi Liwet, Sate, Ayam Goreng, Ikan Goreng, Tempe dan Tahu, Sayur serta Sambal Bawang.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar Marcus Mekeng membenarkan pertemuan itu. Dia menduga, pertemuan itu sebagai bagian dari penjajakan akhir sebelum memutuskan nama cawapres.
Karena itu, tak hanya RK, Mekeng menyebut Prabowo juga menemui kandidat lain. Seperti Airlangga Hartarto hingga Erick Thohir. “Tentunya Pak Prabowo melihat sebuah diferensial yang dimiliki semua calon,” ujarnya kemarin.
Upaya itu, diyakininya juga dilakukan Ganjar dan Megawati dengan menemui nama-nama kandidat. Dalam politik, itu aktivitas yang lumrah. Selain penjajakan, Mekeng juga memaknai pertemuan itu sebagai upaya Prabowo memagari RK tidak keluar dari Golkar. Terlebih, RK yang dominan di Jawa Barat berpotensi diambil calon lawannya. “Ya itu termasuk (memagari), makannya dipanggil, diajak ngobrol gitu loh. Sehingga nanti muncul dia akan memutuskan koalisinya siapa yang lebih pantas yang bisa memenangkan,” imbuhnya.
Diliriknya nama RK, bagi Golkar sendiri sebagai petanda baik. Itu artinya, kader-kader Golkar diperhitungkan. Meskipun, keputusan mengusung Airlangga sebagainana amanat Musyawarah Nasional (Mumas) belum berubah.
Mekeng sendiri tak mempersoalkan, apakah Airlangga atau RK yang kemudian akan maju sebagai cawapres. Yang terpenting untuknya, ada kader Golkar yang maju. Mengingat dalam dua Pilpres terakhir, Golkar yang notabene partai besar hanya jadi pengikut. “Saya yang penting Golkar masuk di dalam kontestasi ini, jangan jadi penonton mulu,” jelasnya. Dalam konteks ini, pihaknya berharap Golkar lebih realistis. Jika RK yang berpeluang, maka bisa didorong maju.
Sementara itu, Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani mengaku belum mengetahui detail pertemuan antara RK dan Prabowo. Yang jelas, keduanya memang bersahabat sejak lama. “Ini pertemuan dua sahabat cukup lama dan kemungkinan membicarakan tentang Pilpres 2024,” kata Muzani di Bandung dalam keterangannya.
Diakuinya, nama RK memang masuk dalam list kandidat pendamping Prabowo. “Salah satu nama yang diperbincangkan, dibicarakan di internal Gerindra sebagai kandidat,” imbuhnya.
Namun Muzani menekankan, penetapan nama wakil harus ditetapkan melalui Koalisi Indonesia Maju (KIM). Sehingga tidak bisa hanya diputuskan oleh Gerindra.
Sementara itu, pakar menilai peluang RK untuk menjadi cawapres Ganjar dinilai cukuk kecil. Sebab, Partai Golkar terlihat masih keberatan dengan pencalonan tersebut. Apalagi, partai beringin sudah berkoalisi dengan Partai Gerindra yang mendukung Prabowo Subianto sebagai capres. “Jadi RK akan sulit jadi cawapres Ganjar,” terang pengamat politik Ujang Komarudin kepada Jawa Pos kemarin.
Menurutnya, kesalahan fatal yang dilakukan adalah, Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri meminta langsung ke RK untuk mendampingi Ganjar. Padahal, RK adalah kader Partai Golkar. Jadi, seharusnya Megawati meminta ke partai beringin.
Maka, kata Ujang, Golkar merasa kecewa dengan manuver politik tersebut. Langkah RK untuk menjadi cawapres Ganjar akan semakin sulit. “Karena tidak ada restu dari Partai Golkar,” paparnya.
Saat ini, lanjut dosen Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) itu, tinggal dua nama yang menguat menjadi cawapres Ganjar. Yaitu, Menkopolhukam Mahfud MD dan Menparekraf Sandiaga Uno.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) itu mengatakan, keduanya sama-sama memiliki peluang besar. Mahfud mempunyai kedekatan dengan Megawati dan merupakan tokoh senior NU. Sedangkan Sandiaga mendapat dukungan dari PPP yang sudah berkoalisi dengan PDIP.
Jadi, Ujang tidak bisa menyatakan mana diantara kedua nama itu yang lebih kuat. Sebab, Mahfud dan Sandiaga memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. “Kita tunggu saja siapa yang dipilih nanti,” bebernya.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, tidak ingin terburu-buru menetapkan cawapres. Menurutnya, saat ini partai koalisi masih melakukan pencermatan terhadap para tokoh yang masuk bursa cawapres Ganjar.
Pencermatan dan pendalaman itu dilakukan para ketua umum partai yang mendukung Ganjar. Jika proses itu sudah selesai, pada waktunya nanti akan diputuskan siapa yang akan menjadi pendamping Ganjar. “Pembahasan dilakukan secara dinamis untuk mencari yang terbaik,” tandas Hasto.
Sementara itu, Koalisi Indonesia Maju (KIM) kembali menggelar rapat. Rapat digelar di Kantor Partai Golkar tadi malam dihadiri para ketua umum partai pengusung Prabowo. Yakni Gerindra, PAN, Golkar, PBB dan Gelora.
Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi menerangkan, rapat tersebut pertemuan lanjutan. Ada sejumlah isu yang dibahas. Seperti merumuskan tentang platform, program kerja koalisi, hingga struktur organisasi pemenangan. “Dan beberapa hal penting lainnya,” jelasnya.
Terpisah, Koalisi Perubahan terus mematangkan persiapan pencalonan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Amin) untuk pilpres 2024 mendatang. Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PKB Hasanuddin Wahid mengatakan, Anies-Cak Imin mulai melengkapi persyaratan pencalonan sesuai Peraturan KPU (PKPU).
“Meskipun PKPU-nya belum diputuskan, tapi kami sudah tahu syaratnya apa saja,” kata Hasanuddin dalam konferensi pers, Rabu (13/9) malam. Hasanuddin menyebut, salah satu syarat yang sudah dilengkapi itu adalah surat keterangan catatan kepolisian (SKCK). “Gus Muhaimin kemarin sudah mengurus SKCK,” ujarnya.
Hasanuddin menambahkan, pihaknya juga bakal mengumumkan sosok kapten Tim Nasional (Timnas) Pemenangan sebagai bagian dari strategi pemenangan pasangan Amin. Namun, Hasanuddin belum bisa menyebutkan secara spesifik siapa nama kapten yang dimaksud. “Insya Allah kaptennya di luar dari dua partai ini (Nasdem dan PKB, Red),” ujarnya.
Dia menyebut, kapten itu akan mencerminkan kebhinekaan dan bisa memastikan pasangan Amin meraih kemenangan pada pilpres 2024 mendatang. “Kalau tidak bisa memastikan pasangan ini menang, kan bukan kapten, itu Kapton,” ungkapnya. “Jadi kapten ini bisa memenangkan pasangan ini, Amin, dan bisa mencerminkan perubahan serta politik kebhinekaan,” imbuhnya.
Sekjen DPP Nasdem Hermawi Taslim menambahkan kapten timnas pemenangan pasangan Amin itu merupakan seorang Gen-Z. Hanya saja, dia belum bisa memberikan bocoran siapan Gen-Z yang dimaksud. “Kami belum memutuskan siapa kapten dari timnas (pemenangan) ini, karena kami butuh betul sosok figure yang mampu memenangkan (pasangan Amin, Red),” tuturnya.
Tidak hanya kapten timnas pemenangan Amin, Taslim menyebut ada beberapa nama yang akan menjadi bagian tim hukum. Salah satunya adalah mantan Jaksa Agung M. Prasetyo. “Beliau (Prasetyo, Red) akan menjadi dewan pengarah kami,” ujarnya. Ada pula Edwin Pamimpin Situmorang, mantan Jaksa Agung Muda (JAM) Intelijen, yang menjadi dewan pengarah tim hukum. (far/lum/tyo)
Sentimen: positif (100%)