Sentimen
Informasi Tambahan
Hewan: Ayam
Kab/Kota: Surabaya
Tokoh Terkait
Jurus Wali Kota Eri Cahyadi Kendalikan Inflasi Kota Surabaya
Kompas.com Jenis Media: Nasional
KOMPAS.com – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi Kota Surabaya, Jawa Timur (Jatim), secara bulanan atau month-to-month (mtm) sebesar 0,14 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 116,76 pada Agustus 2023. Angka inflasi ini menurun jika dibandingkan periode Juli 2023 yang mencapai 0,15 persen.
Sementara, inflasi Surabaya secara tahunan atau year-on-year (yoy) sebesar 4,33 persen dengan IHK sebesar 116,76. Angka ini juga menurun jika dibandingkan Juli 2023. Kala itu, inflasi Kota Surabaya masih berada pada angka 4,46 persen dengan IHK sebesar 116,6.
Catatan positif itu didapat berkat kerja sama antara Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Surabaya.
Eri menjelaskan, keberhasilan itu bisa dicapai berkat sejumlah inisiatif, seperti operasi pasar, penyederhanaan rantai distribusi, dan subsidi transportasi pada barang kebutuhan pokok (bapok).
“Laju inflasi cenderung terkendali akibat jumlah komoditas yang mengalami inflasi tidak signifikan ketimbang komoditas yang mengalami penurunan harga,” ujar Eri dalam siaran pers yang diterima Kompas.com.
Berdasarkan IHK di Jatim, komoditas yang menjadi penyumbang utama inflasi di seluruh kabupaten dan kota adalah beras. Namun, harga beras di Kota Surabaya masih berada di bawah harga eceran tertinggi (HET) jika dibandingkan daerah lain di Jatim.
Pemkot Surabaya Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama Pemkot Surabaya melakukan sejumlah inisiatif untuk menekan inflasi di Kota Surabaya.Eri melanjutkan, kenaikan harga beras di sejumlah daerah disebabkan oleh peningkatan harga dasar beras dari Badan Urusan Logistik (Bulog).
“Di Surabaya, kami menjaga (kestabilan) harga itu, misalnya dengan memberikan subsidi ongkos distribusi. Dengan demikian, harga beras dari Bulog tidak mengalami perubahan saat sampai di pedagang,” kata dia.
Baca juga: Program Padat Karya Walkot Surabaya Sukses Turunkan Angka Kemiskinan
Guna memenuhi sejumlah kebutuhan pokok, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya juga bekerja sama dengan daerah lain. Pemkot juga melakukan pemenuhan suplai komoditas barang kebutuhan pokok dari kelompok tani kepada para pedagang pasar secara langsung.
Melalui cara tersebut, harga komoditas menjadi lebih terjangkau sehingga kenaikan ataupun penurunan harga komoditas tetap terkendali.
Eri menambahkan, pihaknya juga memprioritaskan keterlibatan Bulog dalam operasi pasar komoditas beras.
“Kolaborasi dan konsolidasi dengan berbagai stakeholder dilakukan agar laju inflasi dapat dikendalikan. Kami juga terus melakukan pemantauan dan pengawasan harga di pasar," kata Eri.
Secara rinci, Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Kota Surabaya Agus Imam Sonhaji menjelaskan, TPID Kota Surabaya menggunakan strategi 4K untuk mengendalikan inflasi di kota tersebut.
“Strategi pertama adalah keterjangkauan harga. Dalam hal ini, Pemkot Surabaya sudah menggelar operasi pasar dan gerakan pangan murah,” jelas Agus.
Pada September 2023, operasi pasar akan dilakukan dengan mendistribusikan 52 ton beras per minggu ke pasar-pasar utama di Surabaya. Ada pula distribusi minyak goreng merk Minyakita sebanyak 114.000 liter.
Pemkot Surabaya Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi melakukan operasi pasar untuk mengantisipasi laju inflasi di Kota SurabayaKemudian, Pemkot Surabaya juga menggelar gerakan pangan murah setiap minggu di empat lokasi. Melalui kegiatan ini, Pemkot Surabaya menyediakan sejumlah bahan pokok, seperti beras, gula, minyak goreng, telur, daging ayam, dan produk makanan olahan lain, dengan harga yang lebih murah ketimbang harga pasaran.
“Ke depan, gerakan pangan murah akan digelar sebulan sekali di beberapa lokasi sekaligus. Kami juga terus melakukan monitoring dan evaluasi perkembangan,” ucap Agus.
Baca juga: Raih Nilai Tertinggi Penghargaan KLA, Wali Kota Surabaya: Semoga Tahun Depan Lebih Baik
Strategi kedua adalah ketersediaan pasokan. Lewat strategi ini, Pemkot Surabaya melakukan pemantauan ketersediaan barang kebutuhan pokok melalui aplikasi. Hasil pemantauan akan ditindaklanjuti lewat survei yang dilakukan ke pasar-pasar di Surabaya.
Pemkot Surabaya juga menggalakkan gerakan menanam, baik di lahan milik Pemkot Surabaya, pekarangan warga, lahan petani konvensional, maupun lahan pembudi daya atau petani perkotaan.
“Kami juga berkoordinasi dengan sejumlah daerah penghasil komoditas strategis di Jatim,” kata Agus.
Adapun strategi ketiga adalah kelancaran distribusi. Demi menjaga hal itu, Pemkot Surabaya melakukan penyederhanaan rantai distribusi dan memberikan subsidi transportasi penyaluran barang kebutuhan pokok.
Strategi keempat adalah komunikasi efektif. Dalam hal ini, Pemkot Surabaya terus berkoordinasi dan melakukan evaluasi untuk mengendalikan inflasi Surabaya.
Jika ditemukan kenaikan harga, ujar Agus, pihaknya akan langsung mengambil langkah-langkah konkret.
“Berkat keempat strategi tersebut, harga bahan pokok di Kota Surabaya dalam kondisi stabil dan tidak mengalami kenaikan tajam. Ketersediaan bahan pangan juga terkendali, terutama beras,” imbuh Agus.
Sentimen: positif (94.1%)