Cuaca Jakarta Senin 11 September: Tak Ada Hujan, Seluruh Wilayah DKI Cerah Berawan Seharian
Liputan6.com Jenis Media: News
Ancaman bahayanya El Nino, istilah yang menyebabkan berkurangnya curah hujan di Indonesia, terus menjadi perhatian. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyadari, El Nino sudah menyebabkan kekeringan di sejumlah wilayah.
Oleh karena itu, perlu dimotoring dan diantisipasi setiap daerah.
"Kita sudah memprediksi musim kemarau yang saat ini sedang berlangsung bersamaan dengan fenomena El Nino tahun ini. Dampak dari fenomena tersebut mulai terlihat di beberapa wilayah dengan munculnya kondisi kekeringan. Peran aktif Bapak/Ibu di daerah masing-masing diperlukan untuk antisipasi berlanjutnya kekeringan, mempertajam monitoring, dan prediksi terhadap peluang terjadinya hujan di saat musim kemarau," kata Dwi Korita dalam keterangannya, Rabu 9 Agustus 2023.
Dia menjelaskan, saat ini, terdapat tantangan besar dalam menghasilkan informasi iklim yang beragam dan akurat. Oleh karena itu, dibutuhkan inovasi yang berkelanjutan, termasuk dalam prosedur, metode, dan mekanisme penyusunan informasi iklim, selain menjalin kolaborasi yang kuat di antara berbagai pihak yang berkepentingan.
Dalam keterangan persnya pada 1 Agustus 2023, Dwikorita menyebut pertanian merupakan sektor yang mengalami dampak paling serius akibat perubahan iklim.
Perubahan pola curah hujan dan kenaikan suhu udara, kata Dwikorita, menyebabkan produksi pertanian menurun secara signifikan. Kejadian iklim ekstrem berupa banjir dan kekeringan menyebabkan tanaman yang mengalami gagal panen atau puso semakin luas.
Dwikorita mengungkapkan fenomena El Nino dan IOD Positif yang terjadi membuat musim kemarau tahun ini dapat menjadi lebih kering dan curah hujan pada kategori rendah hingga sangat rendah. Jika biasanya curah hujan berkisar 20 mm per hari, kata dia, maka pada musim kemarau ini angka tersebut menjadi sebulan sekali atau bahkan tidak ada hujan sama sekali.
"Puncak kemarau kering ini diprediksi akan terjadi di bulan Agustus hingga awal bulan September dengan kondisi akan jauh lebih kering dibandingkan tahun 2020, 2021 dan 2022," terangnya.
Bahkan, saat BMKG menghadiri rapat terbatas di Istana Negara pada pertengahan Juli 2023, Dwikorita mengungkapkan bahwa ancaman El Nino diperkirakan akan mencapai puncaknya pada bulan Agustus-September.
Sentimen: negatif (98.1%)