Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: PT Taspen
Institusi: UIN
Kab/Kota: Gunung
Pengamat Politik: Sangat Mungkin Erlangga Hartarto Persilakan Ridwan Kamil Jadi Calon Wapres Prabowo
Ayobandung.com Jenis Media: Nasional
AYOBANDUNG.COM -- Genap lima tahun Ridwan Kamil (RK) duduk di singgasana Gedung Sate mencurahkan segenap energinya untuk pembangunan Jabar. Lima tahun pula ia menggoreskan tinta kenangan pada masyarakat Jabar.
Banyak orang menduga-duga ke mana arah karier politik Ridwan Kamil pasca lengser dari jabatan Gubernur Jawa Barat. Akankah pensiun dari kancah politik? Kembali jadi arsitek? Pelawak? Buka jasa endorse? Atau menanti pinangan parpol jadi cawaptres?
Di bawah ini Ayobandung.com secara khusus mewawancarai Dr Mahi M Hikmat, M.Si., pengamat politik dari UIN Sunan Gunung Djati. Catatan: pertanyaan ditebalkan, jawaban pengamat tidak tebal.
Dr. Mahi M Hikmat, MSi (Dok. pribadi)
Banyak pengamat politik, termasuk Anda menyebut, peluang Ridwan Kamil untuk menjadi calon presiden nyaris tidak mungkin karena parpol-parpol sudah berkoalisasi menentukan capres.
Untuk menjadi cawapres pun, tinggal tersisa dua peluang: cawapres Ganjar Pranowo atau cawapres Prabowo Subianto. Bagaimana Anda menilai?
Ya, memang berat bagi Ridwan Kamil. Untuk mendampingi Prabowo berat karena harus berhadapan dengan Ketua Umum Golkar, Erlangga Hartarto, yang sudah berkoalisi dengan Gerindra dan dikabarkan berminat menjadi cawapres.
Terlalu mahal cost politic-nya jika harus menggeser dan meminta restu Erlangga. Apalagi, jika harus 'merebut' jabatan Ketua Umum Golkar lewat Munaslub. Karena jika tidak bersama Golkar, setelah kehilangan PKB, persentase Gerindra dan PAN untuk mendukung Prabowo pun pas-pasan. Apalagi, pada Pilpres 2019 dulang suara Prabowo adalah pemilih Jawa Barat. Jika Prabowo-RK berpasangan, maka periuk suaranya itu-itu juga.
Baca Juga: Miris! Cari Perlindungan Usai Jadi Saksi Kasus Dirut PT Taspen, Rina Lauwy Tak Direspon 16 Lembaga Negara
Tapi baru-baru ini Sekretaris Jendral (Sekjen) Partai Gerindra, Ahmad Muzani menyebut Ridwan Kamil masuk dalam bursa cawapres Prabowo Subianto? Mungkinkah Airlangga Hartarto mengalah untuk RK?
Tidak ada kata mengalah dalam politik.
Mengapa? Puan mengalah untuk Ganjar? Anies mengalah untuk tidak memilih AHY dan akhirnya memilih Muhaimin Iskandar?
Itu bukan mengalah, tapi strategi.
Bisa dijelaskan?
Rumus politik tidak mengenal istilah mengalah karena politik dalam pendekatan pragmatis adalah perebutan kekuasaan. Oleh karena itu, realitas yang ada dalam dunia politik adalah antara menang dan kalah.
Adapun fakta-fakta politik Indonesia seperti Megawati memilih Ganjar bukan Puan Maharani atau Anies Baswedan akhirnya memilih Muhaimin Iskandar dan meninggalkan AHY. Bahkan, sangat memungkinkan Erlangga Hartarto mempersilakan RK untuk mencalonkan Wapres bersama Prabowo. Semua itu merupakan strategi untuk memenangkan perebutan kekuasaan.
Bagaimana dengan Puan Maharani?
PDI Perjuangan sangat memahami realitas bahwa berdasarkan berbagai hasil survey bahwa Ganjar Pranowo selalu mendapatkan dukungan besar jauh daripada dukungan terhadap Puan Maharani. Begitu juga Anies sangat paham bahwa Muhaimin Iskandar memiliki dukungan besar di kalangan Nahdiyin yang berlumbung di wilayah timur, sedangkan lumbung suara Anies berada di barat.
Jika Golkar memutuskan akhirnya RK yang dicalonkan, hal itu pun dipastikan karena membaca realitas bahwa berdasarkan hasil survey pendukung RK lebih besar ketimbang pendukung Erlangga Hartato.
Berarti Erlangga Hartaro ikhlas mengalah?
Ya, tapi dalam “keikhlasan” dukungan tersebut sangat dimungkinkan terdapat komitmen tertentu di antara Partai Politik dengan kandidat yang dicalonkan. Saya yakin di antara Megawati dengan Ganjar Pranowo dipastikan ada komitmen yang kita tidak tahu. Begitu pula di antara Surya Paloh dan Muhaimin Iskandar, termasuk jika RK menggantikan Erlangga Hartarto. Komitmen inilah yang tampaknya sedang dibangun RK dengan Erlangga Harharto.
Namun, kita semua berharap apa pun komitmen di antara partai politik dengan kandidat yang didukungnya bukan merupakan transaksi politik yang dapat merugikan rakyat dan hanya menguntungkan partai politik.
Semoga semua partai politik memiliki kesadaran yang tinggi bahwa apapun yang mereka lakukan demi rakyat Indonesia karena eksistensi Partai Politik menjadi besar, termasuk terpilihnya calon mereka menjadi presiden atau wakil presiden karena suara rakyat.
Bagaimana peluang Ridwan Kamil jadi cawapres Ganjar Pranowo?
Jika dengan Ganjar, Ridwan Kamil harus bersaing dengan Sandiaga yang membawa gerbong 3,3% kursi PPP, sedangkan RK “bertangan hampa”, karena Golkar sudah berkoalisasi dengan Gerindra, selain ia pun dalam ancaman “pemecatan” dari Golkar.
Kendati di atas kertas, jika Ganjar-RK bergabung, maka dua lumbung suara besar (timur dan barat) diprediksi akan menjadi koalisi suara yang dasyat.***
Sentimen: positif (94%)