PIKIRAN RAKYAT – Kemunculan sosok Ganjar Pranowo dalam tayangan azan di salah satu stasiun televisi menjadi sorotan publik. Banyak pihak yang khawatir kemunculannya merupakan politik identitas. Terlebih, Ganjar sudah diusung PDI Perjuangan (PDIP) menjadi bakal calon presiden (bacapres) pada Pilpres 2024.

Dalam tayangan azan, Ganjar tampak mengenakan baju koko berwarna putih, peci hitam, dan sarung saat berwudu. Kemudian dia menyambut jemaah yang datang untuk salat di sebuah masjid.

Namun, kekhawatiran publik ditepis oleh partai koalisi pengusung Ganjar. Bahkan, Ketua DPP Partai Perindo Yusuf Lakaseng mengecam pihak-pihak yang menganggap Ganjar melakukan politik identitas melalui tayangan azan.

“Itu tuduhan sumir lawan poitik saja. Di tayangan itu, Ganjar terlihat netral. Tidak ada unsur politik sama sekali, apalagi kampanye,” ujarnya.

Baca Juga: KPK Koordinasi dengan Polri untuk Periksa Dito Mahendra Terkait Kasus TPPU Eks Sekretaris MA Nurhadi

Tegas membela, Yusuf menganggap Ganjar hanya menjalankan sila pertama dalam Pancasila.

“Menurut saya itu justru bagus,” katanya melanjutkan.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Hasto Kristiyanto menilai kemunculan Ganjar tidak terkait dengan politik identitas. Menurutnya, Ganjar hanya mengajak masyarakat melakukan hal positif, yakni beribadah.

“Bukan (politik identitas), karena Pak Ganjar Pranowo merupakan sosok yang religius, religiusitasnya tidak dibuat-buat,” tuturnya usai menghadiri acara senam sicita di Jakarta.

“Jangan menampilkan identitas yang menunjukkan spritualitas sebagai bangsa, kemudian dikatakan politik identitas,” katanya melanjutkan.

Baca Juga: Soal Rencana Pertemuan SBY dan Megawati, Demokrat: Biar Berproses, Jangan Didesak-desak

Hasto mengungkit sisi religius keluarga Ganjar. Dia dan sang istri, Siti Atiqah, berasal dari kalangan pesantren. Sehingga menurutnya, dalam kesehariannya, pasangan tersebut kerap menampilkan kehidupan yang agamis.

“Sosok Ganajr yang rajin beribadah, baik, santun, merakyat itu tidak dibuat-buat. Itu sesuatu (yang) original, keluar dari Pak Ganjar Pranowo,” ucapnya.

Pada 9 Juni 2023, Ketua Umum DPP Perindo Hary Tanoesoedibjo meresmikan dukungannya terhadap Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024.

"Kerja sama politik ini adalah kerja sama dalam kaitannya pilpres untuk mengusung Bapak Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden Indonesia 2024," kata Hary Tanoe di Gedung DPP PDI Perjuangan.

Sebelum memutuskan mendukung Ganjar, Perindo sudah melakukan safari politik dengan sejumlah partai. Perindo sudah bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.

Pada akhirnya, pilihan Perindo jatuh kepada PDIP. Keduanya sepakat menjalin kerja sama politik dalam memenangkan Ganjar Pranowo.

"Dan pada akhirnya putusan jatuh untuk bermitra kerja sama politik degan PDI Perjuangan," ujar Hary Tanoe.***