Sentimen
Positif (96%)
10 Sep 2023 : 00.30
Informasi Tambahan

Grup Musik: APRIL

Dampak El Nino Terjadi hingga Awal 2024, BMKG Prediksi Kemarau Panjang

10 Sep 2023 : 00.30 Views 3

Fajar.co.id Fajar.co.id Jenis Media: Nasional

Dampak El Nino Terjadi hingga Awal 2024, BMKG Prediksi Kemarau Panjang

FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Kemarau terasa sangat kering. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi fenomena El Nino akan terjadi hingga awal 2024.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan, prediksi itu muncul setelah melihat hasil analisis terhadap data suhu muka laut di Samudra Pasifik. Gangguan iklim El Nino yang muncul mulai pertengahan Mei 2023 tersebut terus berkembang hingga mencapai level moderat di akhir Juli 2023. Saat ini El Nino tengah berada pada nilai positif 1,504.

”Kondisi El Nino moderat ini diprediksi tetap bertahan hingga awal 2024,” jelasnya dalam temu media secara daring, Jumat, 8 September.

Tahun ini musim kemarau memang datang lebih awal dari waktu normalnya akibat pengaruh El Nino. Hal itu pun sudah diprediksi oleh BMKG sejak awal Februari 2023.

Sebanyak 37,5 persen zona musim di Indonesia mengawali musim kemarau lebih awal pada Maret dari normalnya. Lalu, secara bertahap, mulai April hingga Juni, wilayah lainnya mulai memasuki musim kemarau. Saat ini sekitar 78,5 persen dari total zona musim atau sebagian besar wilayah Indonesia telah memasuki musim kemarau.

"Musim kemarau mencapai puncaknya di bulan Agustus hingga September 2023 saat ini,” papar Dwikorita.

Selain El Nino, kondisi kemarau yang nyaris tanpa hujan ini turut disebabkan oleh Indian Ocean Dipole (IOD) yang terjadi di Samudra Hindia. Dari hasil pemantauan, ada anomali suhu muka laut yang menunjukkan kondisi IOD positif dengan besaran indeks positif 1,527. IOD itu diperkirakan tetap positif hingga akhir 2023.

Menurut Dwikorita, perkawinan indeks IOD positif dan El Nino moderat tersebut berpengaruh terhadap pengurangan curah hujan di wilayah Indonesia.

Akibatnya, kemarau terasa sangat kering. Bahkan, sejumlah wilayah di Indonesia tak mengalami hujan sama sekali.

”Superposisi fenomena El Nino dan IOD positif tersebut menyebabkan pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia menjadi jauh lebih sedikit dari normalnya. Itulah penyebab kekeringan di Indonesia,” jelasnya.

Lalu, kapan musim hujan tiba? Dijelaskan olehnya, musim hujan berkaitan erat dengan peralihan angin Timuran atau angin dari arah Australia (monsun Australia) menjadi angin Baratan atau monsun Asia. Sementara itu, saat ini yang masih berpengaruh adalah angin dari Benua Australia dari gurun di Australia.

Berdasar prediksi BMKG, angin Timuran masih tetap aktif hingga November 2023, terutama di Indonesia bagian selatan yang paling dekat dengan Australia.

Sementara itu, angin Baratan yang berasal dari Benua Asia diprediksi datang lebih lambat dari normalnya.

”Jika dibandingkan dengan normalnya, secara umum musim hujan diprediksi akan datang lebih lambat,” katanya.

Setidaknya, 446 zona musim atau 63,8 persen wilayah Indonesia akan mengalami keterlambatan musim hujan. Sama seperti kemarau, musim hujan tahun ini juga akan terjadi secara bertahap. Ada sebagian daerah yang mengalami musim hujan lebih awal.

Diperkirakan, 3,2 persen zona musim sudah mengalami musim hujan lebih awal dari normalnya. Saat ini terkonfirmasi hujan sudah terjadi di sebagian besar Aceh, sebagian besar Sumatera Utara, sebagian Riau, Sumatera Barat bagian tengah, dan sebagian kecil Kepulauan Riau.

Wilayah-wilayah tersebut telah disapa hujan lebih cepat lantaran lebih dekat dengan wilayah Asia sehingga terpapar monsun Asia.

”Tapi, secara umum, awal musim hujan diprediksi akan terjadi pada November. Angin dari Asia akan masuk membawa uap air,” ungkapnya.

Musim hujan akan bertahap, mulai dari Sumatera bagian tengah dan selatan, diikuti Kalimantan, Jawa, hingga mendominasi hampir seluruh wilayah Indonesia pada periode Maret hingga April 2024.

”Puncak musim hujan diprediksi umumnya terjadi di bulan Januari dan Februari 2024,” sambungnya.

Musim hujan 2023–2024 secara umum diprediksi bersifat normal. Meski, terdapat beberapa wilayah yang diperkirakan mengalami musim hujan di atas normal atau curah hujan lebih tinggi dari rata-rata. Di antaranya, Aceh bagian Selatan, Sumatera Utara bagian utara, Riau bagian Utara, Sumatera Barat bagian selatan, Sumatera Selatan bagian barat, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Selatan.

Pada daerah-daerah dengan curah hujan di atas normal, dia meminta pemerintah daerah (pemda) bisa bersiap. Terutama menghadapi peningkatan risiko bencana hidrologi. Mulai banjir, tanah longsor, hingga banjir bandang.

Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin, mengemukakan bahwa dampak El Nino menjadi fokus Pemprov Sulsel. Paling utama kata dia, pihaknya harus memastikan ketersediaan pangan. "Pangan sangat penting dalam menghadapi El Nino ini," sebutnya. (mia/c6/ttg/dir/fajar)

Sentimen: positif (96.8%)