Pertemuan Megawati dan SBY Digagas, Demokrat Siap Ketuk Pintu ‘Teuku Umar’

9 Sep 2023 : 18.10 Views 2

Sumutpos.co Sumutpos.co Jenis Media: News

Pertemuan Megawati dan SBY Digagas, Demokrat Siap Ketuk Pintu ‘Teuku Umar’

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Peluang pertemuan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, dengan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), bisa saja terjadi dalam waktu dekat. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat pun mengaku siap ‘mengetuk pintu’ terlebih dahulu untuk membuka peluang pertemuan SBY dan Megawati.

JURU Bicara Partai Demokrat, Herzaky Putra Mahendra menyadari, partainya saat ini sebagai tamu untuk membuka komunikasi kedua partai. Karenanya, ia ingin menghargai PDIP sebagai tuan rumah. “Jadi kalau bicara kebersamaan atau kemungkinan bersama, sangat terbuka. Tapi kalau Demokrat, bagaimana pun inikan tergantung tuan rumahnya,” kata Herzaky, Jumat (8/9).

“Tentu kita yang mengetuk pintu. Enggak mungkin kita enggak mengetuk pintu,” imbuhnya.

Partai Demokrat, kata Herzaky, terbuka soal peluang kerja sama dengan PDIP. Dia menyebut, kedua partai tak memiliki masalah ideologis. Apalagi, baik Megawati dan SBY juga pernah bersama.

SBY pernah menjadi menteri di era kepemimpinan Megawati sebagai presiden. Dia menganggap pertentangan atau perselisihan di antara keduanya belakangan sebagai satu hal yang wajar. “Namanya dalam perjalanan bangsa ada perbedaan jalan, pandangan wajar-wajar saja. Tapi yang penting bagi kita, berbicara masa lalu keduanya pernah begitu baik dan dekat,” kata dia.

Wasekjen DPP Partai Demokrat Jansen Sitindaon menganggap, rencana pertemuan SBY-Megawati akan menjadi rekonsiliasi nasional. Pertemuan ini akan baik bagi publik, masyarakat dan bangsa Indonesia. “Rekonsiliasi nasional yang diharapkan seluruh rakyat Indonesia akhirnya terjadi. Tembok Berlin Indonesia akhirnya runtuh,” kata Jansen.

Kendati begitu, Jansen mengatakan, hingga kini sikap resmi Partai Demokrat belum mengarah pada dukungan atau koalisi dengan poros manapun termasuk PDIP. Dikatakan Jansen, jika ditanyakan terkait sikap final Partai Demokrat, maka hal itu akan dilakukan bertahap.

Dimana beberapa hari ini, mereka baru saja menyelesaikan perceraian dengan pasangan lama mereka yang tak mungkin lagi mereka kembali ke sana. “Tahap berikutnya tentu kami akan maju, move on ke kerjasama dengan koalisi yang baru,” tuturnya.

Sebab, kata Jansen, pihaknya baru saja menggelar Rapat Pleno DPP Partai Demokrat pada Rabu (6/9) bersama seluruh Ketua DPD Partai Demokrat se-Indonesia dan membahas langkah yang akan ditempuh di Pilpres 2024. “Tentu lampu hijau di publik yang sudah disampaikan teman-teman PDIP ini akan jadi pembahasan bagi kami untuk menentukan langkah berikutnya,” jelasnya.

“Tapi prinsipnya jika kerjasama ini terjadi, hasilnya akan sangat baik untuk publik, masyarakat dan bangsa kita,” tegas Jansen.

Menyikapi wacana pertemuan Megawati dan SBY, politikus PDIP Deddy Yevry Sitorus mengatakan, peluang pertemuan itu sangat terbuka. Menurutnya, Megawati tak pernah menolak bertemu siapapun.

Deddy juga mengatakan, partainya masih menunggu sikap politik final dari Partai Demokrat terkait rencana koalisi usai resmi meninggalkan koalisi pengusung Anies Baswedan. “Saya kira minggu depan akan ada pembicaraan yang intens gitu. Harapan kita begitu (pertemuan formal), Demokrat kan perlu juga proses recovery kan, mereka juga perlu berhitung segala macam. Kalau kita sih open saja,” tegas Deddy.

Ketua Bappilu DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Sandiaga Uno mengatakan, adanya silaturami bisa membawa kebaikan. Selain itu, silaturami bisa menghadirkan rezeki. “Menurut saya kan silaturahim itu kan selalu baik, silaturahim membuka rezeki yang berlimpah dan juga memperpanjang umur,” kata Sandiaga di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, dikutip Jumat (8/9).

Kendati begitu, Sandi enggan menanggapi terlalu dalam terkait adanya wacana tersebut. Terlebih wacana itu muncul di tengah-tengah Partai Demokrat menjajaki kerja sama dengan parpol-parpol pengusung Ganjar Pranowo. “Saya enggak bisa berkomentar, itu di luar wewenang saya,” tuturnya.

Ia hanya menegaskan, kekinian dirinya fokus pada tugasnya untuk membantu pemenangan PPP di Pemilu 2024 mendatang. “Saya di Bappilu fokus pada pemenangan dari Pilpres ya kader Pileg mengenai pertemuan itu menjadi wewenang dan tanggung jawab (lain),” pungkasnya. Pengamat politik dari Trias Politika Strategis Agung Baskoro mengatakan, koalisi PDIP dan Demokrat dapat terwujud di Pilpres 2024 bila SBY dan Megawati bertemu dan saling legowo satu sama lain dan memaafkan problem yang terjadi di masa lalu.

“Yang jelas ada keinginan bersama dari Pak SBY yang ingin selesaikan problem masa lalu yang belum tuntas. Jadi melihat koalisi PDIP bisa terwujud dengan Demokrat ketika dari sisi PDIP dan Bu Mega legowo dan move on menerima pak SBY dan Demokrat sebagai rekan barunya,” kata Agung.

Agung menilai problem antara Megawati dan SBY di masa lalu selalu menjadi ganjalan kedua partai ini untuk berkoalisi sampai sekarang. Namun, ia melihat ada sinyal dari SBY untuk menyelesaikan problem tersebut dengan Megawati jelang Pilpres 2024 ini. Hal ini terlihat ketika SBY mencuitkan di akun X soal mimpi terkait rekonsiliasi antarelite jelang pemilu.

“Walaupun di pihak Bu Mega responsnya negatif ya. Ada pepatah ‘pucuk dicinta ulam tiba’, tapi secara personal ada pepatah lain ‘cinta bertepuk sebelah tangan’. Ini narasi institusional dan personal enggak match,” pungkasnya.

Diketahui, sebelum menjadi Presiden, SBY merupakan menteri di kabinet Megawati saat menjadi Presiden ke-5 RI. SBY menduduki jabatan Menteri Koordinator Politik dan Keamanan (Menkopolkam). SBY kemudian mundur beberapa bulan sebelum Pemilu 2004 dan mencalonkan diri menjadi salah satu kandidat.

Sejak saat itu, hubungan Mega dan SBY renggang, bahkan sampai sekarang. Pertemuan keduanya dalam dua dekade terakhir bahkan bisa dihitung dengan jari. SBY dan Mega sempat bertemu saat menghadiri peringatan HUT TNI ke-74 di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, 5 Oktober 2019 lalu.

Terbaru, keduanya juga sempat bertemu pada jamuan makan malam pertemuan negara-negara G20 di Bali. Namun, selain SBY dan Mega, ada pula mantan wakil presiden Jusuf Kalla, Hamzah Haz, dan Try Sutrisno yang hadir dalam satu meja.

Selain SBY dan Megawati, putra SBY, Agus Harimurti Megawati dan Edhie Baskoro Yudhoyono sempat bertemu Megawati saat lebaran Idulfitri tahun 2019 lalu di kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Jakarta. Jelang Pilpres 2024, elite PDIP dan Demokrat justru lebih intens bertemu. Pada 11 Juni 2023 lalu, Sekjen Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya dan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto bertemu dan berbincang-bincang di sebuah rumah makan di kawasan Blok M, Jakarta Selatan. Tujuh hari kemudian, AHY langsung bertemu dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani di Hutan Kota Plataran, Jakarta, 18 Juni lalu. Mereka berdua masing-masing membawa pesan dari Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam pertemuan.

Puan mengungkapkan Megawati selaku Ketua Umum PDIP sekaligus ibunya menitipkan pesan agar tidak ada ketegangan dalam pertemuan tersebut. PDIP kini telah mencalonkan Ganjar Pranowo sebagai capres bersama koalisi PPP, Perindo dan Hanura. Belakangan nama AHY masuk dalam salah satu nama cawapres Ganjar. (cnn/pjs/bbs/adz)

 

Sentimen: negatif (93.8%)