Ketum Kadin Jadi Ketua Pemenangan Ganjar

5 Sep 2023 : 11.17 Views 3

Sumutpos.co Sumutpos.co Jenis Media: News

Ketum Kadin Jadi Ketua Pemenangan Ganjar

SUMUTPOS.CO – Partai politik pendukung Ganjar Pranowo telah membentuk Tim Pemenangan Nasional (TPN). Ketua Umum Kadin, Arsjad Rasjid ditunjuk sebagai ketua. Sementara nama cawapres sampai sekarang belum diputuskan.

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menggelar pertemuan dengan Ketua Umum PPP Mardiono, Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo dan Ketua Umum Hanura Oesman Sapta Odang di kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta, kemarin (5/9).

Pertemuan itu membahas pembentukan TPN. Hary Tanoe mengatakan, TPN sudah diketok dan disepakati bersama dalam rapat tersebut. Pihaknya memutuskan Ketua Umum Kadin Arsjad Rasjid sebagai ketua TPN Ganjar Pranowo.

Menurut Hary Tanoe, Arsjad merupakan sosok muda yang gesit dan memiliki pengetahuan luas. “Beliau network-nya juga sangat luas. Apalagi beliau Ketua Umum Kadin,” terangnya usai pertemuan kemarin.

Pihaknya juga memilik para wakil ketua TPN. Wakil ketua berasal dari perwakilan partai politik dan profesional. Salah satu yang menjadi wakil ketua adalah mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Andika Perkasa.

Jadi, kata Hary Tanoe, TPN sudah resmi dibentuk dan akan aktif bekerja sejak disahkan. Mereka yang akan bekerja menyusun berbagai agenda dan strategi pemenangan Ganjar dalam menghadapi Pilpres 2024.

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, struktur TPN terdiri dari dewan penasihat, dewan pengarah, ketua tim pemenangan nasional, danpara wakil ketua. “Para wakil ketua ini berasal dari kalangan profesional, partai politik, dari purnawirawan TNI/Polri, kemudian juga dari relawan,” terangnya.

Selanjutnya, ada sekretaris TPN yang didampingi para wakil sekretaris, dan ada juga para direktur. Mereka juga berasal dari partai politik, profesional, dan relawan.

Terkait nama cawapres, Hasto mengatakan, para ketua umum sudah membahas sosok yang akan mendampingi Ganjar. Menurutnya, setelah ini akan ada pembahasan lanjutan soal nama cawapres. “Akan dibahas juga kapan momentum pengumuman cawapres,” ucap Hasto.

Ketua Umum PPP Mardiono menegaskan, partainya tetap mendukung Ganjar Pranowo sebagai capres. Dukungan itu merupakan keputusan Rapimnas PPP. “Kami tetap istiqomah pada keputusan konstitusi partai,” terangnya.

Soal nama cawapres, Mardiono mengatakan, dalam pertemuan itu, pihaknya kembali menyampaikan usulan nama Sandiaga Uno sebagai pendamping Ganjar. Menurutnya, Megawati memberikan respon baik terhadap usulan tersebut.

Terpisah, dinamika yang terjadi dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) tidak mengubah komitmen Partai Golkar mendukung Prabowo. Ketua DPP Partai Golkar Dave Laksono mengatakan, komunikasi di internal berjalan baik. “Komunikasi sih jalan terus yah,” ujarnya saat dihubungi.

Dave mengatakan, pembicaraan soal wakil Prabowo akan segera dibahas. Dia belum bisa membeberkan kapan target menuntaskan proses tersebut. Yang pasti, kata dia, pembahasan akan dilaksanakan secara komprehensif.

Anak dari Agung Laksono itu juga menuturkan, di KIM keputusan harus diambil bersama. “Nantikan diputus secara bersama, bukan mendadak dan tanpa pembahasan yang jelas,” tuturnya.

Golkar sendiri, akan konsisten mengusulkan nama Airlangga Hartarto. Itu sejalan dengan putusan Munas Partai Golkar. “Kita tetap mendorong pa Airlangga sebagai cawapres, untuk KIM,” terangnya.

Sementara itu, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) akhirnya mengucapkan selamat kepada Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar yang telah mendeklarasikan diri sebagai pasangan Capres-Cawapres di Surabaya pada 2 September lalu. “Semoga sukses,” terang AHY dalam konferensi pers di kantor DPP Partai Demokrat kemarin.

AHY mengajak para kadernya untuk membuka lembaran baru dan segera move on dari kendaan sekarang. “Hari ini kami keluarga Partai Demokrat dengan berbesar hati, dengan kerendahan hati menyatakan move on dan siap menyongsong peluang-peluang baik di depan,” ucapnya.

Dia menegaskan, Indonesia adalah negara besar yang memerlukan pemikiran, jiwa, besar dan tindakan-tindakan yang besar. Untuk itu, AHY mengajak semua pihak untuk tidak terjebak pada narasi dan isu yang bisa memecah belah sesama anak bangsa.

AHY menyatakan, tidak ada jalan yang lunak untuk mencapai cita-cita yang besar. Dia mengajak para kader untuk bekerja keras, tetap rendah hati, dan tetap percaya diri.

Menurutnya, sukses dan kemenangan tetap bisa diraih tanpa harus mengorbankan nilai-nilai moral, etika serta Kehormatan dan persahabatan. “Tuhan tahu apa yang kita niatkan, kita ikhtiarkan dan kita perjuangkan. Insya Allah hasil tidak akan mengkhianati usaha,” tegasnya.

Jubir Anies Baswedan, Sudirman Said mengapresiasi sikap dan kematangan AHY dalam menghadapi suasana yang tidak mudah. Menurutnya, sikap memaafkan dan mengajak seluruh kader untuk move on memberi signal yang menunjukkan kedewasaan politik. “Baik dari Ketua Umum Mas AHY maupun seluruh jajaran Partai Demokrat,” paparnya.

Sudirman mengatakan, kesediaan untuk tetap bekerja sama dalam agenda-agenda kebangsaan yang lebih besar adalah sikap yang terpuji, yang menempatkan kepentingan bangsa di atas kepentingan subyektif masing-masing pihak.

Dia melihat AHY dan Anies Baswedan adalah generasi baru pemimpin Indonesia yang cerdas, santun, visioner, dan tetap menjunjung etika dan integritas. “Yang terjadi diantara keduanya bukanlah tindak pengkhianatan satu sama lain, melainkan niat baik dan komitmen bekerja sama yang belum bertemu momentum,” tegasnya.

Keduanya memiliki keterbatasan dalam mewujudkannya, terlebih Anies yang bukan pengurus atau kader partai tertentu, sehingga tidak punya daya paksa untuk memutuskan apa yang sudah menjadi pilihannya.

Sudirman berdoa AHY dan Partai Demokrat akan menemukan jalan terbaik untuk bersama-sama terus berkontribusi bagi perbaikan dan kebaikan Indonesia ke depan. Menurutnya, semua menyadari bahwa pemilu dan pilpres hanyalah satu fragmen pengelolaan bangsa dan negara. “Bila dalam pemilu belum bisa bekerja sama, masih banyak agenda-agenda besar yang dapat mempertemukan kedua tokoh muda ini,” tandasnya.

Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas turut mengomentari perkembangan politik terkini, khususnya soal capres-cawapres. Yaqut meminta masyarakat memilih calon yang tepat. Serta tidak memilih pemimpin yang memecah belah umat. “Harus dicek betul,” katanya.

Misalnya dicek apakah ada calon yang pernah nggak calon pemimpin yang pernah memecah-belah umat. Kalau dirasa pernah ada yang demikian, Yaqut meminta jangan dipilih.

Selain itu, Yaqut juga meminta masyarakat tidak memilih calon pemimpin yang menggunakan agama sebagai alat politik untuk memperoleh kekuasaan. Menurut dia, agama seharusnya dapat melindungi kepentingan seluruh umat atau masyarakat. Yaqut mengingatkan bahwa umat Islam diajarkan agar menebarkan Islam sebagai rahmat, rahmatan lil ‘alamin, rahmat untuk semesta alam. “Bukan rahmatan lil islami, tok (saja),” kata Yaqut.

Untuk itu, pemimpin yang ideal menurut menurut Yaqut, harus mampu menjadi rahmat bagi semua golongan. Dia mengajak masyarakat melihat calon pemimpin saat ini, apakah pernah menggunakan agama sebagai alat untuk memenangkan kepentingannya atau tidak.

Mantan anggota DPR dari PKB itu menyampaikan pentingnya penelusuran rekam jejak saat menentukan calon pemimpin bangsa. Tujuannya agar bangsa Indonesia memperoleh pemimpin yang amanah dan dapat mengemban tanggung jawab kemajuan negeri ini. “Bagaimana memilih pemimpin yang benar-benar bisa dipercaya, bisa diberikan amanah untuk memimpin bangsa besar,” katanya. Yaqut menegaskan Indonesia adalah angsa yang memiliki keragaman, bangsa yang memiliki banyak perbedaan. (lum/far/tyo/wan/idr/jpg)

Sentimen: positif (100%)