Sentimen
Positif (94%)
5 Sep 2023 : 02.53
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Moskow, Ankara

Partai Terkait
Tokoh Terkait

Rusia Bikin Dunia di Ambang 'Kiamat', Erdogan Datangi Putin

5 Sep 2023 : 09.53 Views 3

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

Rusia Bikin Dunia di Ambang 'Kiamat', Erdogan Datangi Putin

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Rusia Vladimir Putin  bertemu dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Namun keduanya bukan membahas perdamaian Rusia-Ukraina.

Moskow dan Ankara akan membahas kemungkinan kembalinya Rusia ke "Kesepakatan Biji-bijian Laut Hitam". Keluarnya Rusia dari perjanjian itu Juli, membuat pangan Ukraina rawan diserang rudal Rusia dan meningkatkan krisis pangan global.

-

-

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov membenarkan hal tersebut. Ia mengatakan pembicaraan dengan Erdogan akan dilakukan pada siang hari waktu Moskow.

Hal senada juga dikatakan Turki. Kepala Penasihat Kebijakan Luar Negeri dan keamanan Erdogan, Akif Cagatay Kilic, menyebutnya dalam sebuah wawancara di saluran televisi A Haber.

"Status saat ini (kesepakatan gandum) akan dibahas pada pertemuan puncak pada hari Senin," ujarnya, dikutip Reuters, Senin (4/9/2023).

"Kami berhati-hati, namun kami berharap dapat mencapai kesuksesan," kata Kilic.

Kesepakatan Biji-bijian Laut Hitam bertujuan untuk menyalurkan gandum dari Ukraina ke pasar dunia melalui Laut Hitam. Ini pun awalnya dilakukan untuk meredakan krisis pangan global yang menurut PBB telah diperburuk oleh invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada Februari tahun lalu.

Rusia dan Ukraina adalah dua produsen pertanian utama dunia. Mereka adalah pemain utama di pasar gandum, barley, jagung, rapeseed, minyak rapeseed, biji bunga matahari, dan minyak bunga matahari.

Putin telah berulang kali mengatakan bahwa negara-negara Barat harus disalahkan atas "kepergian" Rusia dari perjanjian tersebut. Barat, katanya, tersebut gagal menerapkan memorandum terpisah yang disepakati dengan PBB soal pengabaian sanksi bagi komoditasnya.

Salah satu tuntutan utama Moskow adalah agar Bank Pertanian Rusia terhubung kembali ke sistem pembayaran internasional SWIFT. Ini disetop Uni Eropa pada Juni 2022.

Namun Putin juga mengatakan Rusia bisa kembali ke kesepakatan. Terutama jika Barat memenuhi komitmennya dalam kesepakatan tersebut.

Di sisi lain, Putin sempat memberi inisiatif ke Turki untuk memasok secara mandiri hingga 1 juta ton biji-bijian Rusia. Komoditas Rusia akan diolah pabrik Turki dan dikirim ke negara-negara yang paling membutuhkan.

Bagi Rusia, Erdogan adalah perantara utama dan orang yang memiliki reputasi baik di mata Putin. Ini adalah pertemuan tatap muka pertama mereka sejak Oktober.

Jelang Pertemuan

Putin mengatakan bahwa Rusia "terbuka" untuk melakukan pembicaraan mengenai pemulihan perjanjian ekspor biji-bijian Laut Hitam, beberapa jam setelah Moskow menggempur salah satu pelabuhan pengekspor biji-bijian utama Ukraina.

"Saya tahu Anda bermaksud mengangkat masalah kesepakatan gandum. Kami terbuka untuk melakukan negosiasi mengenai masalah ini," kata Putin dalam komentar yang disiarkan televisi bersama Erdogan.

Sementara itu, Erdogan mengatakan ia akan membuat pengumuman "sangat penting" mengenai ekspor gandum Ukraina usai bertemu Putin.

"Saya yakin pesan yang akan disampaikan pada konferensi pers setelah pertemuan kita akan sangat penting bagi dunia, terutama bagi negara-negara terbelakang di Afrika," kata Erdogan saat membuka pertemuannya dengan Putin.

Erdogan, yang didampingi oleh delegasi besar yang mencakup menteri pertahanan, luar negeri, energi dan keuangan Turki, mengadakan pertemuan tatap muka pertamanya dengan Putin sejak terpilih kembali pada bulan Mei.

Erdogan mengatakan pemerintahnya ingin meningkatkan perdagangan tahunan dengan Rusia menjadi US$ 100 miliar dari US$ 62 miliar, dan menambahkan bahwa ia mendukung upaya Moskow untuk mengubah sebagian perdagangan tersebut menjadi lira dan pecahan.

"Saya yakin peralihan ke mata uang lokal sangat penting dalam hubungan bilateral," kata Erdogan.


[-]

-

Putin Terancam Kehilangan Sekutu Kunci NATO, Ini Alasannya
(sef)

Sentimen: positif (94.1%)