Sentimen
Informasi Tambahan
Institusi: UNPAD
Kab/Kota: Senayan
Tokoh Terkait
Ketimbang Nama Koalisi, Gagasan Capres Disebut Lebih Berpengaruh ke Pemilih
Kompas.com Jenis Media: Nasional
JAKARTA, KOMPAS.com - Analis komunikasi politik dari Universitas Padjadjaran Kunto Adi Wibowo menilai, pemilihan nama koalisi dalam Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 tak banyak memengaruhi pilihan politik publik.
Masyarakat disebut lebih mempertimbangkan gagasan yang ditawarkan bakal calon presiden (capres) dan bakal calon wakil presiden (cawapres) yang diusung koalisi.
Ini disampikan Kunto merespons pergantian nama kongsi partai pendukung Prabowo Subianto menjadi Koalisi Indonesia Maju.
“Pada akhirnya kan yang dilihat bagaimana Pak Prabowo sebagai calon presiden bisa kemudian menerjemahkan atau membuat gagasan-gagasan sesuai dengan yang dia janjikan,” kata Kunto kepada Kompas.com, Rabu (30/8/2023).
Baca juga: Survei LSI Denny JA: Elektabilitas Prabowo Turun tapi Masih Unggul Tipis dari Ganjar
Nama Koalisi Indonesia Maju sendiri serupa dengan nama kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo, Kabinet Indonesia Maju.
Kunto meyakini bahwa pergantian nama koalisi itu dimaksudkan untuk menarik dukungan pemilih Jokowi atau pihak yang pro dengan pemerintah.
Menurutnya, nama koalisi sengaja dipilih identik dengan kabinet pemerintah demi memperkuat spekulasi bahwa Jokowi memberi restu atas pencapresan Prabowo.
“Penggantian nama koalisi ini memang dimaksudkan untuk merangkul pemilih yang pro Jokowi dan mengasosiasikan koalisi ini dengan pemerintahan Pak Jokowi saat ini,” ujarnya.
Manuver itu, menurut Kunto, tak lepas dari tingginya tingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah. Survei terbaru Litbang Kompas yang dirilis Agustus 2023 misalnya, memperlihatkan bahwa mayoritas atau 74,3 persen responden puas dengan kinerja pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin.
Angka tersebut merupakan yang tertinggi selama periode kedua masa kepemimpinan Jokowi atau sejak 2019.
Oleh karenanya, dengan janji melanjutkan program pemerintahan, kubu Prabowo berharap mampu mendulang dukungan lebih banyak lagi pada pemilu mendatang.
“Kan dari beberapa survei memang itu yang muncul, bahwa tingkat kepuasan presiden itu berkorelasi dengan pilihan mereka,” kata Kunto.
Baca juga: PKB Kaget Nama Koalisi Pendukung Prabowo Jadi Koalisi Indonesia Maju
Namun demikian, Kunto meyakini bahwa publik tak akan semata-mata menjatuhkan pilihan politik hanya karena nama koalisi yang identik dengan kabinet pemerintah yang tengah berkuasa.
“Kalau ini dianggap bisa mendongkrak keterpilihan koalisi pendukung sih, ada sih efeknya, tapi menurut saya efeknya enggak terlalu besar,” tuturnya.
Untuk diketahui, koalisi pendukung Prabowo dalam Pilpres 2024 berganti “baju”. Sebelumnya, ketika Prabowo hanya didukung Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), kedua partai sepakat membentuk Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).
Baca juga: Alarm PKB untuk Koalisi Indonesia Maju, Kunci Cawapres Prabowo di Tangan Muhaimin
Belakangan, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Bulan Bintang (PBB) merapat ke koalisi ini. Sehingga, kongsi kelima partai berganti nama menjadi Koalisi Indonesia Maju.
Menurut Prabowo, perubahan nama itu disepakati oleh lima ketua umum partai politik koalisi yakni dirinya, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, dan Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra.
“Kita sepakat koalisi kita, kita beri nama Koalisi Indonesia Maju,” kata Prabowo dalam pidato politiknya di hari ulang tahun (HUT) ke 25 PAN di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta, Senin (28/8/2023).
-. - "-", -. -Sentimen: positif (100%)