Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Tangerang, Bogor, Jabodetabek, Bekasi, Depok
Tokoh Terkait
Kemenkes Pantau Perkembangan Penyakit ISPA Karena Polusi Udara Per Minggu
Merahputih.com Jenis Media: News
MerahPutih.com - Hasil surveilans penyakit yang timbul dari dampak polusi udara di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) adalah peningkatan kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) mencapai rata-rata 200 ribu kasus per bulan.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI membentuk Komite Penanggulangan Penyakit Respirasi dan Polusi Udara sebagai respons atas dampak situasi polusi yang kini sedang berkecamuk di wilayah Jabodetabek dan sekitarnya.
Baca Juga:
Polusi Udara Meningkat, Ini Cara Bikin Kualitas Udara di Rumah Tetap Sehat
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, pihaknya bakal melakukan analisa dan pendataan secara rutin terkait penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) dan Pneumonia ISPA di layanan kesehatan di Jabodetabek menyusul buruknya polusi udara.
"Bagaimana kita melakukan surveilans terus menerus per minggu ISPA dan pneumonia ISPA di Puskesmas pneumonia di rumah sakit," kata Maxi.
Setelah pendataan penyakit ISPA di Puskesmas dan RS, Lanjut Maxi, pihaknya bakal melakukan penanganan lebih serius lagi dari segi pencegahan polusi udara dan juga pengobatan pasien ISPA.
"Nanti sesudah pemantauan kasus ini melalui real time di sistem kewaspadaan dini dan respons kita akan melakukan upaya penanganannya," ucapnya.
Kemenkes, kata ia, menggandeng pihak lain dalam menangani polusi udara di Jabodetabek yang beberapa waktu ini kurang baik. Bila polusi udara kembali pulih, kesehatan masyarakat pada penyakit ISPA tak dikhawatirkan lagi.
"Kita surveilans itu bagaimana kita melakukan bekerja sama untuk melakukan pemantauan terkait pemantauan PM2 itu akan kadarnya di Jabodetabek kita akan melakukan deteksi pengukur pengukurannya tentu bukan cuma kementerian kesehatan tapi juga kementerian lainnya," ujarnya. (Asp)
Baca Juga:
Tekan Suhu Panas dan Polusi Udara, Gulkarmat DKI Semprot Jalan Protokol
Sentimen: negatif (96.6%)