Sentimen
Informasi Tambahan
Grup Musik: APRIL
Kab/Kota: Boyolali, Solo
Tokoh Terkait
11 Ribu Hektar Tanaman Padi di Boyolali Terancam Gagal Panen
Merahputih.com Jenis Media: News
MerahPutih.com - Kekeringan yang melanda Indonesia, khususnya Jawa Tengah, akibat akibat dampak el nino, membuat sejumlah waduk di Boyolali surut.
Dinas Pertanian (Dispartan) Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah mencatat sebanyak 11.125 Hektar tanaman padi tadah hujan di Boyolali terancam gagal panen. Hal itu
Baca Juga:
18 Kecamatan di Kabupaten Lebak Alami Kekeringan
Kepala Dispertan Boyolali, Joko Suhartono mengatakan, musim kemarau panjang mulai berdampak pada sektor pertanian. Berdasarkan data statistik pertanian (SP) pada 2022, luas lahan sawah tadah hujan seluas 11.125 hektare.
"Sebanyak 11.125 hektar tadah hujan ini menggantungkan supply air dari waduk. Kondisi waduk saat ini mulai mengering," kata Joko, Sabtu (26/8).
Dia meminta pada petani agar pada musim kemarau ini jika nekat menanam padi agar menggunakan varietas umur pendek, tahan kekeringan dan tahan organisme pengganggu tumbuhan (OPT). Bila air tidak cukup, diharapkan menanam palawija.
"Sampai saat ini belum ada laporan puso dari petugas OPT penyuluh yang ada di lapangan," katanya.
Meskipun demikian, antisipasi tetap dilakukan karena puncak kekeringan terjadi pada September. Per Juli, luasan lahan yang menanam padi di sawah irigasi seluas 2.191 hektare.
Sedangkan luas lahan panen mencapai 3.670 hektare. Kemudian, produksi gabah kering giling pada Juli mencapai 21.047 ton dan produksi beras bersih 12.079 ton.
Ia memastikan, di Boyolali, dengan produksi beras bersih 12.079 ton, masih surplus 2.037 ton per Juli. Dengan data ini stok beras aman di tengah musim kemarau panjang.
"Boyolali pernah mengalami defisit pasokan beras pada Januari dan April. Pada Januari, pasokan beras defisit 3.315 ton dan pada April defisit 4.647 ton. Sedangkan surplus tertinggi pada Februari mencapai 25.938 ton dan Juni lalu dengan surplus 28.169 ton," ujarnya. (Ismail/Jawa Tengah)
Baca Juga:
Empat Kelurahan di Solo Rawan Kekeringan
Sentimen: positif (66.5%)