FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Polemik Jakarta Internasional Stadium (JIS) menjelang Piala Dunia U-17 belum juga rampung. Setelah rumput stadion, kali ini masalah datang dari warga sekitar JIS.

Warga eks Kampung Bayam, Sofyan (57) mengaku masih menunggu kepastian dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) untuk dapat menempati Rumah Susun Sewa (Rusunawa) Kampung Susun Bayam (KSB) dan dipekerjakan JIS.

"Katanya janjinya dulu dipekerjakan, satu kartu keluarga (KK) satu orang. Terus, menghuni di rumah susun ini. Ya harapannya itu saja, bisa dipekerjakan sama tinggal di rusun," kata Sofyan saat ditemui fajar.co.id pada Rabu (23/8/2023).

Sofyan mengaku heran sampai saat ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) tidak pernah mempermasalahkan tendanya berdiri di lingkungan stadion. Padahal JIS menjadi venue PD U-17 pada 10 November 2023 mendatang.

"Sebentar lagi mau Piala Dunia U-17 kita dibiarin aja masang tenda seperti ini sama Pemda," tuturnya.

Dia mengatakan masih akan bertahan di tenda sampai ada titik terang dari Pemprov untuk menempati rusunawa Kampung Susun Bayam.

Selain berfungsi sebagai tempat tidur dan menyimpan barang-barang mereka, Sofyan menggunakan tenda tersebut sebagai warung untuk menjual kopi, teh dan beberapa makanan.

Dia mengatakan akan tetap tinggal di tenda walaupun PD U-17 berlangsung di JIS.
Dia siap bertahan meski ada kemungkinan tendanya dirobohkan saat ajang internasional itu diselenggarakan.

Sebagaimana diketahui, warga Kampung Bayam tergusur dari kediaman mereka imbas pembebasan lahan proyek Jakarta International Stadium (JIS).

Plt Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta, Retno Sulistyaningrum mengatakan, penawaran Pemprov DKI merupakan solusi agar warga Kampung Bayam tetap memiliki tempat tinggal.

"Tugas Dinas PRKP memberikan solusi hunian di Rusunawa Nagrak, apabila warga bersedia menempati Rusun Nagrak," ujar Retno kepada wartawan, Senin (14/8/2023). (Pram/Fajar)