Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Beijing, Tiongkok, Washington
Tokoh Terkait
Ini Pesan Xi Jinping untuk Negara Berkembang di KTT BRICS
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - China mendukung rencana untuk memperluas aliansi ekonomi BRICS yang terdiri dari negara-negara berkembang. Ini dilakukan sebagai upaya untuk menegaskan pengaruh politik dan ekonominya di panggung global.
Dalam pidato yang dibacakan oleh Menteri Perdagangan Wang Wentao pada awal KTT BRICS di Afrika Selatan, Presiden Xi Jinping mengatakan hegemonisme tidak ada dalam DNA China.
Xi mengatakan pembicaraan yang berlangsung di Johannesburg tidak ditujukan untuk meminta negara-negara memihak, atau menciptakan konfrontasi blok, melainkan untuk memperluas arsitek perdamaian dan pembangunan.
"Apapun penolakan yang ada, BRICS, kekuatan positif dan stabil untuk niat baik terus tumbuh," katanya pada Selasa (22/8/2023), dikutip dari AFP.
"Kami akan membentuk kemitraan strategis BRICS yang lebih kuat, ...secara aktif memajukan perluasan keanggotaan, (dan) membantu menjadikan tatanan internasional lebih adil dan setara."
China merupakan negara dengan perekonomian paling kuat di BRICS. Kunjungan kenegaraan Xi ke Afrika Selatan, yang merupakan perjalanan internasional keduanya tahun ini, terjadi ketika Beijing berupaya memperluas keanggotaan kelompok tersebut.
Negara-negara BRICS yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, yang mewakili seperempat perekonomian global, mengadakan pertemuan selama tiga hari. Disebutkan minat untuk bergabung dengan kelompok tersebut semakin meningkat.
Para pejabat mengatakan lebih dari 40 negara telah menunjukkan minat untuk bergabung dari seluruh 'Global Selatan', sebuah istilah luas yang mengacu pada negara-negara di luar Barat.
Perdana Menteri India Narendra Modi dan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva juga menghadiri pembicaraan tersebut dan mengundang sekitar 50 pemimpin lainnya.
Mewakili 40% populasi dunia, serta negara-negara demokratis dan otoriter dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang berbeda-beda, negara-negara BRICS memiliki keinginan yang sama untuk mewujudkan tatanan global yang mereka anggap lebih mencerminkan kepentingan dan pengaruh mereka.
BRICS juga memperjuangkan bank pembangunannya sendiri sebagai alternatif terhadap Bank Dunia (World Bank) dan Dana Moneter Internasional (IMF), dan mengusulkan pengurangan penggunaan dolar AS dalam perdagangan global.
"Kami ingin duduk di meja perundingan sejajar dengan Uni Eropa, Amerika Serikat atau negara lain," kata Lula dalam unggahan media sosialnya.
Seperti BRICS sendiri, negara-negara ini juga mencakup negara-negara non-blok seperti Indonesia dan negara-negara lain yang secara terbuka memusuhi Amerika Serikat dan sekutunya, seperti Iran.
"Ini menunjukkan bahwa keluarga BRICS tumbuh dalam arti pentingnya, dalam statusnya dan juga dalam pengaruhnya di dunia," kata Ramaphosa.
Sementara itu, Amerika Serikat (AS), melalui Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan, mengatakan tidak melihat BRICS berkembang menjadi semacam saingan geopolitik bagi negaranya.
"Washington akan terus maju dengan hubungan positif yang kuat yang kami miliki dengan Brazil, India dan Afrika Selatan," katanya. "Kami akan terus mengelola hubungan kami dengan Tiongkok dan kami akan terus menekan agresi Rusia."
[-]
-
Rusia-China & India Bikin Mata Uang Baru, Dolar AS 'Kiamat'?(luc/luc)
Sentimen: positif (99.9%)