Hary Tanoe Sebut ASO jadi Biang Keladi Turunnya Pendapatan MNC
Keuangan News Jenis Media: Nasional
KNews.id – Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo menilai implementasi analog switch off (ASO) telah memberikan dampak terhadap menurunnya pendapatan PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN) sepanjang semester I/2023. Menyitir laporan keuangan perseroan per 30 Juni 2023, MNCN selaku induk dari saluran televisi RCTI, GTV, MNCTV, dan iNews TV, mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp4,44 triliun atau turun sebesar 15,7 persen year-on-year (YoY).
Adapun penyebab melemahnya pendapatan usaha MNCN dikontribusikan oleh penurunan cuan iklan nondigital alias konvensional yang ambles 25,89 persen YoY menjadi Rp2,53 triliun. Sementara itu, pendapatan yang bersumber dari iklan digital hanya mencapai Rp1,35 triliun atau tumbuh tipis 0,55 persen secara tahunan.
Alhasil jumlah pendapatan iklan MNCN secara total terkoreksi 18,44 persen YoY menuju angka Rp3,88 triliun. MNCN memandang melemahnya pendapatan yang diakumulasikan sepanjang paruh pertama 2023 merupakan dampak berkelanjutan dari implementasi ASO di Indonesia, serta diikuti dengan belanja iklan yang melunak. “Kami tidak dapat mengabaikan fakta bahwa analog switch off berdampak besar pada stasiun TV kami,” ujar Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo dalam keterbukaan informasi yang dikutip Bisnis pada Jumat (18/8/2023).
Meski demikian, Hary Tanoesoedibjo atau biasa disebut Hary Tanoe menyatakan bahwa terlepas dari tekanan yang dihadapi industri TV free-to-air (FTA), MNC Group dinilai masih memberikan konten berkualitas bagi pemirsa di Indonesia. Hal tersebut, kata Hary Tanoe, terlihat dari kue iklan yang didominasi oleh perseroan hingga 46,1 persen. Selain itu, pangsa pemirsa yang dibukukan MNCN pada paruh pertama tahun ini tercatat mencapai 43,1 persen selama jam prime time. Hary Tanoe menyatakan MNCN juga telah mendapatkan banyak kesempatan dan kemitraan, serta merambah ke bisnis hiburan, seperti konser, gim, dan usaha lainnya.
Upaya ini ditempuh agar perseroan mampu mempertahankan keberhasilannya. “Kami yakin dengan upaya kami dan tidak sabar untuk melihat lebih banyak hasil-hasil positif di masa depan,” ujar pria yang masuk daftar 50 orang terkaya di Indonesia versi Forbes ini. Sebagai informasi, ASO merupakan kebijakan penghentian penyiaran tv analog untuk beralih ke siaran TV digital. Kementerian Komunikasi dan Informatika menyatakan peralihan ini akan membuat masyarakat menikmati kualitas siaran TV secara lebih baik. Di sisi lain, seiring dengan melemahnya pendapatan MNCN, perseroan juga membukukan beban langsung sebesar Rp2,29 triliun.
Jumlah ini turun 0,75 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Alhasil, laba kotor perseroan terkoreksi 27,41 persen YoY menjadi Rp2,14 triliun. Setelah dikurangi berbagai beban lainnya, MNCN membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp746,19 miliar. Jumlah ini mencerminkan penurunan sebesar 37,96 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Adapun aset MNCN tercatat naik 0,07 persen year-to-date (YtD) menjadi Rp22,43 triliun pada paruh pertama tahun ini. Kenaikan tersebut diikuti liabilitas sebesar Rp1,69 triliun atau terkoreksi 32,67 persen, dan ekuitas tumbuh 2,08 persen YtD menjadi Rp20,74 triliun. (Zs/Bc)
Sentimen: positif (57.1%)