RI Kena Ghosting Biden Cs, Rp 300 Triliun Banyakan Utang!
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan dana yang bakal diterima Indonesia dari program pendanaan untuk transisi energi yakni Just Energy Transition Partnership (JETP) tidak lah gratis.
Pasalnya, hanya sebagian kecil dari dana yang ditawarkan sebesar US$ 20 miliar atau sekitar Rp 300 triliun (asumsi kurs Rp 15.000 per US$) tersebut berupa hibah (grant).
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana membeberkan porsi hibah yang didapat Indonesia dari total pendanaan JETP hanya US$ 130 juta atau Rp 1,99 triliun (asumsi kurs Rp 15.328 per US$).
Padahal, Amerika Serikat, Jepang dan negara maju lainnya yang tergabung dalam Internasional Partner Group (IPG) berkomitmen mengucurkan pendanaan dari program JETP sebesar US$ 20 miliar atau sekitar Rp 300 triliun.
"Waktu itu kita sudah sampaikan US$ 130 juta itu yang hibah," kata Dadan ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (22/8/2023).
Dadan menjelaskan bahwa model pendanaan tersebut dalam bentuk kombinasi, beberapa di antaranya seperti dengan mekanisme komponen pendanaan hibah (grant), komponen bantuan teknis atau Technical Assistance, dan komponen pinjaman konstitusional.
"Ada technical assistance, kemudian ada yang pinjaman tapi commercial loan yang bunganya lebih menarik. Ada yang terakhir itu yang kira-kira US$ 10 miliar itu pinjaman komersial itu datanya yang perbankan Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ)," kata Dadan.
Sebelumnya, Kementerian Keuangan menagih janji Amerika Serikat (AS) beserta negara-negara yang tergabung dalam G7 perihal komitmen pendanaan murah transisi energi di Indonesia. Pasalnya, hingga kini pendanaan untuk program transisi tersebut tak kunjung terealisasi.
Kepala Badan Keuangan Fiskal Kemenkeu Febrio Kacaribu meminta agar komitmen pendanaan yang tertuang dalam Just Energy Transition Partnership (JETP) tersebut dapat lebih adil dan terjangkau. Mengingat apabila program tersebut nyatanya hanya akan membebani keuangan negara, maka tidak sesuai dengan komitmen awal.
"Kalau pembiayaannya lebih mahal berarti komitmen tidak terpenuhi, ini yang kita harus tagih justru JETP adalah komitmen yang dijanjikan, Indonesia bekerja dengan energy transisi mechanism kita menagih mereka ini proyek yang kita siapkan sesuai dengan apa yang kita bicarakan buktikan komitmen anda," kata dia di sela acara "11 Tahun Indonesia EBTKE Conex", di ICE BSD, Rabu (12/7/2023).
Lebih lanjut, Febrio mengatakan bahwa pada prinsipnya Indonesia akan tetap bekerja dengan mekanisme Energy Transition Mechanism (ETM) sebagai salah satu upaya untuk mempercepat transisi energi dari energi fosil ke energi yang lebih ramah lingkungan.
"Jadi kita gak terlalu pusing mereka menjanjikan berapa, Indonesia kita tawarkan proyeknya buktikan komitmen. Jadi kita akan bekerja lewat proyek," ujarnya.
[-]
-
Janji Manis Rp 300 Triliun Biden ke RI, Realisasinya Masih 0!(wia)
Sentimen: positif (100%)