Sentimen
Informasi Tambahan
Event: Rezim Orde Baru
Tokoh Terkait
Relawan Jokowi Minta Menteri ‘Nyapres 2024’ Mundur dari Jabatannya
Beritajatim.com Jenis Media: Politik
Jakarta (beritajatim.com) – Almisbat (Aliansi Masyarakat Sipil untuk Indonesia Hebat) meminta menteri yang akan maju dalam bursa Pilpres 2024 untuk mundur dari jabatannya. Karena, menurut Alsmibat, mendongkrak elektabilitas pribadi saat menjabat sebagai menteri dapat menghambat kinerja kementerian tersebut pada khususnya.
“Hal ini tentu akan berdampak terhadap kinerja kabinet pimpinan Jokowi. Belakangan ini ramai terdengar berita menteri-menteri yang masuk bursa kandidat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 oleh beberapa lembaga survei. Tentu terdapat perbedaan pendapat, pro dan kontra, mengenai hal ini,” ujar Sekjen Alsmisbat Piryadi Kartodihardjo, dalam siaran persnya, Rabu (17/11/2021).
Almisbat merupakan relawan yang sudah menemani Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan menggalang dukungan di akar rumput dari hampir satu dekade. Relawan Almisbat adalah aktivis mahasiswa era 90-an. Relawan ini Ketuanya Hendrik Dikson Sirait, eks tapol era Orde Baru.
Piryadi mengungkapkan, sebenarnya tidak ada peraturan yang dilanggar para menteri tersebut. Tetapi, hal itu rawan terjadi gesekan bila ada menteri yang menginginkan maju dalam Pilpres 2024.
“Kami mengkhawatirkan menteri-menteri tersebut akan membuat kebijakan populis, yakni kebijakan yang disukai rakyat demi mendongkrak elektabilitasnya. Padahal, kebijakan tersebut bukan suatu hal yang prioritas, tidak efisien, dan tidak berdampak luas bagi masyarakat Indonesia,” lanjut Piryadi.
Selain itu, dikhawatirkan pula menteri-menteri tersebut terlibat dalam politik praktis yang rawan kepentingan. Seperti yang diketahui logika politik praktis adalah kepentingan. Sehingga, menurutnya, bukan tidak mungkin antar menteri akan saling menjegal bila sama-sama berkemungkinan maju dalam Pilpres 2024. Imbasnya, lagi-lagi kinerja kabinet Jokowi.
“Atas dasar itu, Almisbat memandang ada baiknya bila menteri-menteri yang bersangkutan mengundurkan diri. Hal ini demi terciptanya kabinet yang progresif dan jauh dari politik praktis.
Selain itu, pengunduran diri tersebut juga dirasa penting bagi menteri-menteri yang bersangkutan agar lebih fokus dalam pencalonannya,” ujar pria yang pernah dipenjara oleh rezim Soeharto ini. [suf]
Baca berita lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks
Post navigation
Sentimen: positif (97.7%)