KBRN, Jakarta: Sebagian besar polusi udara di Indonesia bersumber dari sektor transportasi dengan kontribusi sebesar 80 persen. Setelah itu disusul oleh sektor industri, pembakaran hutan, dan aktivitas domestik. 

Demikian hasil penelitian Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) yang disampaikan salah satu anggotanya, dr. Nuryunita Nainggolan. "Secara rinci, banyak faktor yang menyebabkan polusi udara," katanya, Jumat (18/8/2023).

Misalnya yang berasal dari alam seperti kebakaran hutan dan lahan, erupsi gunung merapi, serta badai. Kemudian gas buang kendaraan, debu jalanan, pembakaran bahan bakar industri, asap rokok, dan sebagainya.

Selain kendaraan bermotor, Nuyunita mengatakan industri kontruksi dan kondisi musim kemarau ditengarai memperburuk kualitas udara. Menurut data WHO, polusi udara menyebabkan berbagai penyakit yang bahkan bisa menyebabkan kematian.

Lembaga internasional itu merilis sebanyak 25 persen korban polusi udara menderita kanker paru-paru. Kemudian 17 persen menderita infeksi saluran pernapasan (ISPA), 16 persen stroke dan 15 persen penyakit jantung. 

WHO juga mencatat angka kematian akibat polusi udara setiap tahunnya mencapai tujuh juta orang.  "Sebanyak dua juta berada di antaranya berasal dari Asia Tenggara," ujar Nuyunita.