Sentimen
Negatif (99%)
17 Agu 2023 : 07.03
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Bangka, Yogyakarta, Pangkalpinang

Partai Terkait

Latar Belakang, Sejarah, Isi dan Kronologi

17 Agu 2023 : 14.03 Views 3

iNews.id iNews.id Jenis Media: Nasional

Latar Belakang, Sejarah, Isi dan Kronologi

JAKARTA, iNews.id - Agresi Militer Belanda 2 menjadi salah satu bagian dalam sejarah nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI. Adapun serangan militer itu dilancarkan oleh pihak Belanda di Yogyakarta pada 19-20 Desember 1948. 

Agresi militer Belanda 2 dilancarkan lantaran pihak Belanda merasa jika Indonesia telah mengkhianati isi Perundingan Renville. Sebelum ini, Belanda juga pernah melakukan agresi militer 1 pada tahun 1947. 

Berikut ini ulasan mengenai agresi militer Belanda 2: Latar belakang, sejarah, isi dan kronologi. 

Latar Belakang Agresi Militer 2

Mengutip dari hasil penelitian berjudul "Peran Australia dalam Menyelesaikan Konflik Indonesia dengan Belanda Melalui Perundingan Renville" menyebut jika konflik ini berawal saat Indonesia dan Belanda melakukan Perundingan Renville 8 Desember 1947-19 Januari 1949. 

Adapun alasan melatarbelakangi Belanda kembali melancarkan agresi militer kedua pada 19 Desember 1949 yakni Belanda mengklaim jika Indonesia tidak menepati hasil Perundingan Renville. 

Agresi Militer Belanda II atau Operasi Gagak (bahasa Belanda: Operatie Kraai) terjadi pada 19 Desember 1948. Serangan militer ini diawali dengan menyerang Yogyakarta, ibu kota Indonesia saat itu. Lalu disertai penangkapan Soekarno, Mohammad Hatta, Sjahrir dan beberapa tokoh lainnya. 

Mereka menerjunkan pasukannya di Pangkalan Udara Maguwo, dan dari sana menuju ke Ibu kota RI di Yogyakarta yang dilakukan ada hari pertama Agresi Militer Belanda II. 

Lima pesawat Mustang dan sembilan pesawat Kittyhawk menghujani lapangan terbang itu dengan bom dan tembakan. Melihat hal tersebut, Kabinet mengadakan sidang kilat.

Dalam sidang kilat tersebut diambil keputusan bahwa pimpinan negara tetap tinggal dalam kota agar dekat dengan Komisi Tiga Negara (KTN) sehingga kontak-kontak diplomatik dapat diadakan.

Isi Agresi Militer Belanda 2

Belanda mengasingkan tokoh Indonesia yang telah tertangkap sebelumnya. Soekarno, Sutan Sjahrir dan Agus Salim diasingkan ke Berastagi dan Parapat, Sumatera Utara. 

Sedangkan Mohammad Hatta, Mr Asaat, Mr AG Pringgodigdo dan RS Soerjadarma turut diturunkan di Pelabuhan Kampung Dul Pangkalpinang, Pulau Bangka. Keempat tokoh tersebut dibawah ke Bukit Menumbing Mentok. 

Soekarno membuat surat kuasa kepada Menteri Kemakmuran, Mr Syafruddin Prawiranegara sebelum dirinya ditangkap. Ia diberikan kuasa untuk mengambil alih pemerintah pusat dan membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia atau PDRI. 

Tak hanya di Sumatera, berbagai perlawanan dilakukan di berbagai daerah Tanah Air. Jenderal Soedirman memilih pergi dari Yogyakarta dan melakukan serangan gerilya ke berbagai tempat di Jawa Tengah dan Jawa Timur. 

Agresi militer Belanda 2 ternyata kembali mendapatkan kecaman dunia termasuk dari PBB atau Perserikatan Bangsa-Bangsa. PBB memerintahkan agar Belanda mematuhi isi Perundingan Renville. 

Pada akhirnya, Belanda membebaskan Soekarno dan Hatta di tanggal 6 Juli 1949 usai didesak oleh PBB. Lalu Indonesia dan Belanda melakukan Perjanjian Roem Royen setelah agresi militer Belanda 2 dihentikan. 

Demikian ulasan mengenai Agresi Militer Belanda 2. Semoga informasi ini bermanfaat bagi pembaca setia iNews.id di mana berada.

Editor : Johnny Johan Sompotan

Follow Berita iNews di Google News

Bagikan Artikel:

Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews.id tidak terlibat dalam materi konten ini.



Sentimen: negatif (99.9%)