Sentimen
Positif (79%)
16 Agu 2023 : 07.09
Informasi Tambahan

Kasus: Tipikor, korupsi

Jangan Ada Polarisasi Tajam di Pilpres 2024

16 Agu 2023 : 07.09 Views 3

Koran-Jakarta.com Koran-Jakarta.com Jenis Media: Nasional

Jangan Ada Polarisasi Tajam di Pilpres 2024

JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengingatkan kepada seluruh pihak untuk menjaga agar tidak terjadi polarisasi tajam dalam Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Wakil Presiden 2024.

"Kita harapkan tiga atau dua poros misalnya itu, tidak menimbulkan polarisasi yang tajam," kata Wapres usai membuka Raimuna Nasional XII Tahun 2023 di Bumi Perkemahan dan Graha Wisata Wiladatika, Jakarta Timur, kemarin.

Hal itu disampaikan Wapres Ma'ruf Amin menanggapi soal munculnya tiga poros koalisi saat ini menjelang Pilpres 2024. Wapres meminta semua pihak mengikuti saja proses pemilu itu sebagaimana ketentuan dan berharap pemilu yang akan datang dapat menyuguhkan kontestasi yang penuh persahabatan, rasa kegembiraan, serta saling menghormati.

"Dan nanti menghasilkan pemimpin yang betul-betul kita harapkan. Saya kira menurut saya tiga ataupun dua (poros koalisi) tidak boleh terjadi polarisasi. Itu yang penting," kata Wapres.

Saat ini telah terbentuk setidaknya tiga poros koalisi menjelang Pilpres 2024. Ketiga poros itu, yakni koalisi Nasdem, Demokrat dan PKS yang mengusung bakal capres Anies Baswedan, lalu koalisi PDIP, PPP dan sejumlah partai non-parlemen yang mengusung Ganjar Pranowo, serta koalisi Gerindra, PKB, PAN, dan Golkar yang mengusung Prabowo Subianto.

Baca Juga :

Ganjar Pranowo Akan Teruskan Gagasan Gus Dur

Pendaftaran bakal calon presiden dan wakil presiden dijadwalkan pada 19 Oktober sampai 25 November 2023.

Pemilih Muda

Dalam kesempatan itu, Wapres Ma'ruf Amin menilai pemilih berusia muda yang jumlahnya saat ini diperkirakan cukup banyak akan menentukan Pilpres 2024. "Pemilih pemula (muda) saya kira memang menentukan (Pilpres), karena jumlahnya lebih besar ya," kata Wapres.

Diketahui, pemilih muda pada Pemilu 2024 nanti jumlahnya diperkirakan mencapai 56,45 persen dari total pemilih. Menurut KPU RI, pemilih muda ini terdiri dari generasi milenial yang lahir antara tahun 1980-1994 dan generasi Z yang lahir tahun 1995 sampai 2000-an.

Wapres mengatakan karena pemilih muda ini menentukan, maka menurutnya, para bakal calon Presiden dan Wakil Presiden harus bisa mengakomodasi isu-isu yang berkaitan dengan kepentingan anak muda. "Calon-calon yang paling bisa memberikan pemahaman tentang yang dilakukan, yang menarik generasi muda, saya kira mereka pasti yang akan menjadi pilihan generasi muda," kata Wapres.

Wapres meyakini bahwa generasi muda sekarang ini sudah cukup cerdas dan pintar sekali untuk memilih calon pemimpin.

Sementara itu, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkapkan praktik politik uang atau money politic masih terus berjalan karena masyarakat dalam kondisi kurang sejahtera dan kurang mengenyam pendidikan.

"Kenapa money politic masih berjalan? Ya, saya harus sampaikan 50 persen masyarakat kita itu masih belum sejahtera dan 50 persen lebih itu juga tingkat pendidikannya belum baik," kata Wakil Ketua KPK Alexander Marwata dalam Konferensi Pers Kinerja KPK Semester I 2023 di Gedung Juang KPK, Jakarta, Senin (14/8) malam.

Upaya memberantas politik uang juga telah menjadi kebiasaan di masyarakat dan bukan perkara yang mudah. Untuk memutus rantai politik uang, kata Alex, tidak hanya memerlukan integritas dari para politikus, tetapi juga perlu upaya dari masyarakat yang berintegritas dalam menolak praktik tersebut.

Baca Juga :

Ganjar: Masalah Kesehatan Mental Perlu Jadi Prioritas

Pembangunan masyarakat berintegritas harus terus menerus digalakkan ke seluruh penjuru negeri.

Mantan hakim ad hoc pengadilan tindak pidana korupsi (tipikor) itu juga menyebut politik uang sebagai salah satu akar korupsi di Tanah Air. Pasalnya, uang yang digunakan dalam praktik tersebut adalah uang hasil korupsi.


Redaktur : Sriyono

Penulis : Antara

Sentimen: positif (79.5%)