Sentimen
Negatif (50%)
15 Agu 2023 : 20.00
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Bogor, Gunung, Yogyakarta, Gambir

Lain Lain Profil, Sejarah, dan Fungsi Istana Negara di Indonesia Pusat Pemberitaan

15 Agu 2023 : 20.00 Views 3

RRi.co.id RRi.co.id Jenis Media: Nasional

Lain Lain
Profil, Sejarah, dan Fungsi Istana Negara di Indonesia

Pusat Pemberitaan

KBRN, Jakarta: Indonesia memiliki sejarah panjang, dalam perjuangan meraih kemerdekaan dari penjajahan. Dalam perjalanannya pula, Indonesia mempunyai banyak istana negara yang tersebar di Indonesia.

Dalam artikel ini, terdapat enam profil, sejarah, dan fungsi istana negara yang biasa dijadikan tempat persinggahan Presiden RI. Tidak hanya persinggahan, Presiden RI juga sering menggelar pertemuan dengan pimpinan negara lain hingga rapat kabinet.

Mungkin, Anda hanya mengetahui keberadaan Istana Merdeka atau Istana Bogor. Tetapi masih ada istana-istana negara lainnya yang perlu Anda ketahui.

Berikut enam istana negara di Indonesia yang kami rangkum dari berbagai sumber:

1. Istana Merdeka

Istana kepresidenan ini berada di Jalan Medan Merdeka Utara dengan posisi menghadap ke Monumen Nasional. Istana Merdeka dibangun saat masa pemerintahan Gubernur Jenderal Louden pada 1873.

Bagunan kokoh Istana Merdeka dirancang oleh arsitek Drossares. Pembangunan tersebut, gubernur ingin memiliki istana dekat Hotel Rijswikjk yang menghadap ke Lapangan Monas.

Pembangunan Istana Merdeka rampung tahun 1879, pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Johan Willem van Lansberge. Pembangunan Istana Merdeka, menghabiskan total biaya sebesar 360.000 gulden.

Sebelum berubah nama menjadi Istana Merdeka, istana ini telah mengalami banyak perubahan nama sesuai dengan situasi saat itu. Beberapa nama tersebut adalah Istana Koningsplein, Istana Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Istana Van Mook, dan Istana Gambir.

Dinamakan Istana Merdeka karena terkait dengan pengakuan kedaulatan Republik Indonesia Serikat. Oleh, Kerajaan Belanda pada 27 Desember 1949.

2. Istana Negara

Istana Negara terletak di Jalan Veteran Jakarta dan dibangun pada tahun 1796. Pembangunan dilakukan pada masa Gubernur Jenderal Pieter Gerardud van Overstraten.

Pembangunan Istana Negara rampung pada tahun 1804 di masa Gubernur Jenderal Johannes Siberg. Awalnya, Istana Negara berfungsi sebagai kediaman pribadi seorang pengusaha Belanda bernama J.A. Van Braam.

Pada tahun 1821, Istana Negara beralih fungsi sebagai pusat kegiatan pemerintahan. Hal ini terjadi setelah pemerintah kolonial Belanda mengambil alih kepemilikan bangunan.

Istana Negara menjadi saksi bisu atas digagasnya kebijakan sistem tanam paksa. Sistem tersebut, diketahui membuat para petani Indonesia menderita.

3. Istana Bogor

Istana Bogor terletak di Jalan Ir. H. Juanda No.1 Kota Bogor. Pembangunan istana tersebut, diinisiasi oleh Gubernur Jenderal Van Imhoff pada tahun 1745.

Keinginan pembangunan istana ini, karena gubernur ingin memiliki lokasi untuk peristirahatan. Kemudian, menemukan sebuah tempat yang baik dan berudara sejuk di Kampong Baroe.

Terdapatnya Kebun Raya muncul dari ide Prof. Caspar George Carl Reinwardt. George saat itu diangkat menjadi Direktur Pertanian, Seni, dan Pendidikan untuk Pulau Jawa.

Ia kemudian mengumpulkan, semua tanaman di sebuah kebun botani di sekitar halaman istana Bogor. Di masa Soekarno, Istana Bogor banyak diisi dengan karya seni bernilai tinggi

Karya seni bernilai tinggi itu seperti patung Presiden Yugoslavia, Josef Broz Tirto. Kemudian, banyak barang-barang bersejarah lainnya.

4. Istana Presiden Cipanas

Istana Presiden Cipanas terletak di kaki Gunung Gede, memiliki suasana alam yang sejuk dan jauh dari kebisingan. Istana tersebut, sering dijadikan Presiden RI Soekarno sebagai tempat mencari inspirasi bagi pidato-pidatonya.

Istana Cipanas dibangun pada masa Gubernur Gustaaf Willem Baron Van Imhoff pada tahun 1742. Sketsa bangunan dibuat sendiri oleh Gustaaf, dengan memadukan corak rumah musim panas Eropa dan arsitektur tropis.

Pembangunan istana ini selesai pada tahun 1746. Seiring berjalannya waktu, istana itu banyak dikunjungi tamu negara.

Kemudian, pemerintah kolonial menambahkan tiga bangunan di sekeliling bangunan induk pada tahun 1961. Namun, hanya sedikit Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang menggunakannya untuk rumah singgah.

Karena, perjalanan ke Istana Cipanan dinilai membutuhkan tenaga ekstra yang melelahkan. Fungsi Istana Cipanas sendiri, digunakan sebagai tempat istirahat para pejabat tinggi negara.

Istana Cipanas pernah menjadi tempat akad nikah putra bungsu Presiden Susilo Bambang Yudhohyono. Yakni, pernikahan Edhie Baskoro Yudhoyono dengan Aliya Radjasa

5. Istana Kepresidenan Yogyakarta

Istana Yogyakarta yang dikenal juga dengan nama gedung agung. Istana tersebut, terletak di Jalan Akhmad Yani, Kota Yogyakarta.

Pada masa revolusi tepatnya Januari 1946, pemerintahan Republik Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta. Dipindahkan ibu kota itu, karena terjadi agresi militer.

Di Istana Yogyakarta inilah Presiden Soekarno dan Moh Hatta memimpin pemerintahan. Istana dibangun pada Mei 1824, berlokasi tepat berada di seberang benteng Rustenburg.

Kemudian didirikan kembali dengan gaya arsitektur Eropa. Dikarenakan sempat runtuh akibat gempa 1867.

6. Istana Tampaksiring

Tidak hanya di Pulau Jawa, Istana Presiden juga berada di Pulau Bali. Istana Tampaksiring merupakan satu-satunya istana yang dibangun oleh pemerintah Indonesia setelah merdeka.

Presiden Soekarno memiliki peran penting dalam merancang bangunan istana ini. Pendirian dilatarbelakangi oleh banyaknya tamu negara yang datang ke Indonesia.

Pulau Bali yang terkenal akan keindahannya menjadi alasan didirikannya Istana Kepresidenandi di pulau ini. Istana Tampaksiring berdiri di atas lahan pemberian dari Raja Gianyar di Desa Manukaya, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar.

Pembangunannya dilakukan pada tahun 1957 dan selesai pada tahun 1963. Tak seperti corak arsitektur kelima istana lainnya, Istana Tampaksiring sangat kental dengan ciri keindonesiaan dan nuansa lokal Bali.

Sentimen: negatif (50%)