Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Yogyakarta, Bantul
Tokoh Terkait
Ratusan Peserta Hadiri ICOSI 2023 di UMY
Harianjogja.com Jenis Media: News
BANTUL—Sebanyak 14 focal conference dihadirkan dalam The 7th International Conference on Sustainable Innovation (ICOSI) di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), 9-10 Agustus 2023.
Selain itu ada 1.100 abstrak, 900 full paper dan 800 pembicara yang berkontribusi dalam konferensi Internasional tentang Inovasi Berkelanjutan. Diharapkan, konferensi ini mampu mendorong kolaborasi dinamis dan mempercepat langkah menuju kemajuan sosial yang lebih baik.
BACA JUGA: ICOSI 2023 Dorong Seluruh Pihak Wujudkan Kolaborasi
"Universitas kami memang berkomitmen untuk mengadakan acara ini setiap tahun sejak sukses di tahun 2019. ICOSI 2023 sangat menantang bagi kami karena kami melakukannya secara hybrid," kata Rektor UMY, Prof. Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P., IPM. AESEN., Eng, saat pembukaan konferensi di Gedung AR Fachruddin B, Kampus UMY, Bantul, Rabu (9/8/2023).
Gunawan berharap para peserta nantinya mampu menghadiri konferensi dan juga mempresentasikan penelitian mereka. Selain itu, konferensi ini juga menjadi momentum di mana akademisi, industri, dan pemerintah bertemu untuk membuat dampak nyata bagi masyarakat melalui penelitian mutakhir dan kolaborasi yang dinamis.
Dengan tema, "Memperkuat Respons Global dan Kolaborasi Dinamis menuju Masyarakat 5.0", lanjut Gunawan, sangat selaras dengan visi UMY. Society 5.0 membayangkan masyarakat yang berpusat pada manusia di mana teknologi, inovasi, dan kemanusiaan bertemu untuk mengatasi tantangan besar.
"Saat kita berkumpul di sini, kita menanam benih kolaborasi dinamis yang mendekatkan kita untuk mewujudkan prinsip-prinsip Society 5.0," paparnya.
Lewat konferensi ini, UMY percaya dalam menerapkan pengetahuan untuk kemajuan masyarakat. Untuk mencapai hal itu dibutuhkam, kolaborasi universitas-industri dan pemerintah. Tri-helix yang kuat ini mendorong penelitian menuju solusi yang dapat ditindaklanjuti dan dampak sosial.
"Kolaborasi memungkinkan kami menerjemahkan hasil penelitian menjadi aplikasi praktis yang bermanfaat bagi masyarakat. Dengan menggabungkan keahlian dan sumber daya, kita dapat mengatasi tantangan global seperti perubahan iklim, keberlanjutan energi, akses layanan kesehatan, dan pengentasan kemiskinan secara lebih efektif. Konferensi ini memupuk lingkungan di mana pengetahuan dapat dibagikan dan diterapkan," jelasnya.
Lebih lanjut, Gunawan menyatakan, pihaknya mendorong semua peserta untuk merangkul kolaborasi dan pertukaran lintas disiplin. UMY mendorong penelitian berani yang merevolusi industri dan mengubah kehidupan.
"Bersama-sama, kita dapat membangun masa depan yang lebih cerah dan berkelanjutan untuk semua," ucapnya.
Kepala Lembaga Riset dan Inovasi (LRI) UMY, Prof. Dr. Dyah Mutiarin, S.I.P., M.Si, mengatakan jika unsur yang terkandung dalam model pentahelix tersebut dapat mewujudkan kolaborasi dinamis.
“Dalam model pentahelix, perguruan tinggi menjadi salah satu unsur yang sangat diperlukan. Kolaborasi dinamis ini dapat tercapai jika melibatkan seluruh aktor, tidak hanya dari luar negeri namun juga industri lokal dan nasional,” ungkap Dyah.
Dyah juga menegaskan dari 14 focals yang terdapat dalam ICOSI tahun ini, seluruhnya menerapkan subtema yang berfokus terhadap pengembangan masyarakat 5.0 seperti smart city dan smart society.
“Selain konferensi, kami juga mengadakan Research and Innovation Expo. Penting bagi kami untuk menyampaikan kepada publik berbagai hasil riset unggulan yang telah dilakukan oleh dosen bersama mahasiswa. Ini juga menunjukkan bahwa riset oleh UMY merupakan riset yang sesuai dengan dunia industri dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas,” ujarnya.
BACA JUGA: Jenius Co.Create Community Gathering, Jaring Ide dan Masukan Masyarakat Digital Savvy
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sentimen: positif (100%)