Marian Mihail (dok.)

Krjogja.com - SLEMAN - Usai kalah 1-3 dari Persija akhir pekan kemarin, pelatih PSS, Marian Mihail mengungkap kekecewaan atas situasi yang terjadi. Beberapa suporter masuk ke lapangan memprotes situasi, ternyata mengingatkannya saat preseason melawan Persib ketika tiba-tiba PSS Fans mengumpat padanya di sesi konferensi pers.

Marian Mihail saat sesi konferensi pers paska laga melawan Persija sempat mengungkap kekagetannya dan rasa kurang nyaman dengan peristiwa yang terjadi. Ia mengingat di ruangan konferensi pers, saat tengah memberikan keterangan, tiba-tiba muncul dua PSS fans yang mengumpat padanya dan mengagetkan seluruh ruangan.

"Saya tidak tahu apakah gerakan (datang ke ruang ganti) itu untuk menggugat tim, saya (pelatih) atau pemain. Saya kira simpel saja, kami punya manajemen, kami klub pro, kami tahu kalau kami kalah kami salah, kami menang berarti kami benar," ungkap Mihail.

Marian lantas kembali pada hasil melawan Persija, di mana ia siap menerima konsekuensi atas segala yang sudah terjadi. Ia bahkan menyebut, manajemen bisa mengakhiri kontraknya seperti apa yang tertulis pada perjanjian kerja kedua pihak.

"Manajemen tentu akan mempertimbangkan jika strategi dan taktik saya tidak baik, maka berhak untuk mengakhiri kontrak seperti apa yang tertulis di sana. Seharusnya kita punya sikap yang baik untuk itu, namun justru ini memalukan untuk level tertinggi sepak bola Indonesia," sambung pelatih asal Romania ini.

Marian Mihail juga menyampaikan bahwa ia bukanlah pelatih yang anti kritik. Namun di sisi lain, semua ia harapkan bisa mengungkapkan emosi dengan lain yang lebih baik.

"Saya paham ketika tim bermain di top level sebuah liga, akan banyak tuntutan atau tekanan yang diberikan fans. Jika permainan tim tidak sesuai ekspektasi, mereka pasti akan kecewa. Tapi bukan berarti apa yang terjadi setelah pertandingan (melawan Persija) adalah hal yang benar, menurut saya ini bukan contoh yang bagus untuk sepakbola Indonesia. Saya juga melihat ketika ada tim lain kalah di kandang, tapi mereka bisa menahan, mereka menyampaikan emosi dengan cara lain," ungkapnya lagi.

PSS sendiri saat ini berada di posisi 15 klasemen Liga 1 dengan 6 poin. Mereka unggul satu poin atas Persebaya Surabaya yang baru mengoleksi 5 poin dari enam pekan.

Di tubuh manajerial PSS, kini masih belum ada sosok CEO atau Direktur Utama yang memimpin klub secara full time dengan kapasitas manajerial sepakbola modern. Sosok pimpinan tersebut sebenarnya sangat penting untuk menentukan langkah tim baik jangka pendek, menengah dan panjang. (Fxh)