Rekor Dunia Angklung Jadi Momentum Pelestarian Alat Musik Tradisional
Detik.com Jenis Media: News
Jakarta -
Keberhasilan pemecahan rekor dunia pergelaran angklung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Sabtu (5/8) malam, menjadi momentum melestarikan alat musik tradisional Indonesia. Terlebih angklung menjadi warisan budaya tak benda yang menjadi kebanggan Indonesia.
"Kegiatan ini juga bisa memberikan inspirasi bagi bangsa lain untuk mengenali dan menghargai keunikan budaya Indonesia," kata Ketua Umum (Ketum) Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE KIM) Tri Tito Karnavian dikutip dalam keterangan tertulis, Selasa (8/8/2023).
Tri menyampaikan pergelaran ini menjadi momentum dalam menumbuhkan rasa cinta masyarakat Indonesia terhadap angklung. Pasalnya, angklung menjadi warisan budaya Indonesia yang mempunyai nilai-nilai pendidikan karakter. Dengan melibatkan generasi muda, seperti para siswa Sekolah Menengah Atas (SMA), Tri berharap pemecahan rekor tersebut bisa menumbuhkan nilai-nilai seperti kolaborasi, kedisiplinan, hingga kesabaran.
Sejak 16 November 2010, angklung telah diakui oleh United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia (Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity). Pada tanggal tersebut pula diakui sebagai Hari Angklung Dunia.
Perkiraan masyarakat bermain angklung terjadi sejak abad ke-12. Angklung dibuat dengan menggunakan bahan bambu, kemudian dibentuk menyerupai pipa. Uniknya, setiap angklung hanya memiliki satu nada, sehingga angklung harus dimainkan secara bersama untuk menghasilkan melodi yang indah.
Dalam pergelaran pemecahan rekor di GBK, sebanyak 15.110 peserta dari berbagai kalangan kompak bersatu menyanyikan lagu nasional 'Berkibarlah Benderaku' dan lagu perdamaian dunia 'Wind of Change'. Lagu tersebut dimainkan selama tujuh menit tanpa henti dengan dipandu konduktor.
Setelah melalui penilaian dari tim Guinness World Record (GWR), penilai resmi GWR Sonia Usirogochi menyatakan pergelaran tersebut berhasil mencatatkan rekor dunia.
"Melalui acara ini kita berharap dapat melestarikan angklung, sehingga terus dikenal baik di dalam negeri maupun luar negeri," ujar Tri.
(akn/ega)
Sentimen: positif (99.9%)