Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Beijing
Kasus: kebakaran
Partai Terkait
Tokoh Terkait
Copernicus Beri Berita Buruk Soal Kondisi Bumi, Berani Baca?
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - Keadaan bumi berada dalam situasi yang memburuk. Hal ini dibongkar oleh Observatorium Iklim Uni Eropa (UE), Copernicus.
Lembaga yang memiliki nama serupa dengan astronom Nicolaus Copernicus itu mengatakan Juli kemarin adalah bulan terpanas yang pernah tercatat di Bumi. Bulan lalu, suhu rata-rata dunia mencapai 0,33 derajat Celcius lebih tinggi dari rekor yang ditetapkan pada Juli 2019 ketika suhu rata-rata 16,63C.
"Gelombang panas dialami di beberapa wilayah di belahan bumi utara, termasuk Eropa selatan. Suhu di atas rata-rata terjadi di beberapa negara Amerika Selatan dan di sebagian besar Antartika," kata Copernicus dikutip AFP, Selasa (8/8/2023).
Lembaga itu tidak menampik bahwa kenaikan suhu tahun ini juga dipengaruhi oleh El Nino. Selain suhu yang panas, kondisi ini kemudian mengintensifkan cuaca ekstrem lainnya seperti badai dan banjir.
"Rekor ini memiliki konsekuensi yang mengerikan baik bagi manusia maupun planet yang terkena peristiwa ekstrem yang semakin sering dan intens," kata Samantha Burgess, Wakil Direktur dari Layanan Perubahan Iklim Copernicus UE.
"2023 saat ini merupakan tahun terhangat ketiga hingga saat ini dengan 0,43C di atas rata-rata baru-baru ini, dengan rata-rata suhu global pada bulan Juli sebesar 1,5C di atas tingkat pra-industri."
Kebakaran hutan telah merusak sebagian besar Yunani dan membakar 30 juta acre (12 juta hektar) di Kanada. Sementara itu, Eropa selatan, sebagian Afrika Utara, Amerika Serikat bagian Selatan, terus terguncang di bawah gelombang panas yang tinggi.
Sementara itu, hujan mematikan yang melanda ibu kota China, Beijing, dalam beberapa hari terakhir adalah yang terberat sejak pencatatan dimulai 140 tahun lalu.
Direktur Copernicus, Carlo Buontempo, sebelumnya mengatakan suhu pada periode ini sangatlah diluar kebiasaan. Di luar catatan resmi ini, ia mengatakan data proksi untuk iklim seperti cincin pohon atau inti es menunjukkan suhu yang "belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah kita dalam beberapa ribu tahun terakhir".
Sekjen PBB Antonio Guterres baru-baru ini mengeluarkan peringatan terbaru terkait fenomena ini. Ia mendesak tindakan segera dan berani untuk mengurangi emisi yang memanaskan planet.
"Era pemanasan global telah berakhir, era pendidihan global telah tiba," tegasnya.
[-]
-
Tanda Kiamat Makin Nyata, Ilmuwan Bunyikan Lonceng Bahaya(luc/luc)
Sentimen: negatif (98.1%)