Sentimen
Positif (79%)
7 Agu 2023 : 20.10
Informasi Tambahan

BUMN: PT Pertamina

Grup Musik: APRIL

Kab/Kota: Malang, Kramat, Cirebon

PDSI Dipersilakan Lapor Jika Dokumen CERI Tak Valid

8 Agu 2023 : 03.10 Views 2

Akurat.co Akurat.co Jenis Media: News

PDSI Dipersilakan Lapor Jika Dokumen CERI Tak Valid

AKURAT.CO Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) menawarkan Direksi PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) membuktikan validitas dokumen proses tender pengadaan rig 750 HP senilai Rp250 miliar.

Hal itu menyusul pernyataan Pjs. Communication and Relation Manager PT PDSI, Toto Budiarjo, dalam surat jawaban PDSI terhadap surat konfirmasi CERI tertanggal 4 Agustus 2023.

Surat tersebut dinilai terkesan hanya ingin mengaburkan substansi masalah.

baca juga:

"Kami menantang PDSI untuk membuktikan pernyataan mereka bahwa dokumen yang kami peroleh dari sumber yang tidak valid. Silakan kita sama-sama buktikan di depan Komite Audit Pertamina dan aparat penegak hukum serta dihadiri awak media," jelas Direktur Eksekutif CERI, Yusri Usman, kepada wartawan, Minggu (6/8/2023).

Menurut dia, jika benar konten dokumen yang diperoleh tidak valid terkait dugaan penyimpangan proses prakualifikasi, silakan PDSI untuk memproses secara hukum, begitu juga sebaliknya.

"Untuk itu, kami mempersilakan pihak PT PDSI yang menjadwalkan acara verifikasi yang dihadiri oleh pihak-pihak yang kami sebutkan di atas, lebih cepat lebih baik," kata Yusri.

CERI tidak mempersoalkan sumber dokumen dari mana diperoleh tetapi jauh lebih penting adalah terhadap isi dokumen itu yang dianggap bisa membuka kotak pandora soal dugaan upaya mengatur-atur calon pemenang tender.

Sehingga tidak ada jaminan jika dalam proses tender, lantaran belum ada sanggahan dianggap prosesnya sudah benar semuanya.

"Tidak bisa begitu. Bisa jadi karena peserta yang tersingkirkan tidak mengetahui adanya temuan yang telah kami peroleh itu telah merugikan mereka. Coba mereka paham, tentu lain ceritanya dan biasanya membuat sanggahan," jelas Yusri.

CERI pun telah dua kali mengajukan surat resmi permohonan konfirmasi kepada Ketua Tim Tender PDSI tetapi jawabannya selalu jauh dari transparansi.

Yusri sebagai mantan rekanan Pertamina EP pada 1989-1997, kala itu Direktur EP masih dijabat Nayoan, pernah mengikuti tender dan mendapat pekerjaan dari Pertamina EP Kramat 59, Pertamina EP Pangkalan Brandan, Pertamina EP Cirebon hingga Pertamina EP Balikpapan.

"Jadi, saya sudah agak paham dan tak terlalu bodohlah soal aturan tender mana yang benar dan mana yang terkesan diatur pemenangnya. Itu adalah hal sangat mudah untuk memahaminya," katanya.

Bisa jadi banyak pejabat Pertamina yang sedang menjabat, saat sudah malang melintang mengikuti tender di Pertamina, mereka saat itu baru masuk atau belum terdaftar sebagai karyawan Pertamina. 

Bermasalah Sejak Pra-kualifikasi

Terkait tender pengadaan dua unit rig 750 HP oleh PDSI, CERI sebelumnya membeberkan tender tersebut janggal sejak setelah tahapan pra-kualifikasi pada 20-22 Juni 2023.

"Sekarang begini, untuk apa suatu tender dibuat dua tahap, di mana tahap awal adalah pra-kualifikasi atau PQ? Tentu tujuannya tidak lain untuk menyeleksi peserta tender yang bonafide, terutama dari sisi administrasi dan finansial terlebih dahulu. Tujuan akhirnya tentu agar PDSI sebagai pemilik proyek mendapatkan manfaat maksimal yaitu perusahaan yang bonafide dari proses pengadaan atau tender itu," Yusri memaparkan.

Lantas, dari dokumen dan informasi yang diperoleh CERI, ternyata ada perusahaan cacat administrasi justru dinyatakan oleh tim tender sebagai tiga besar lulus pra-kualifikasi hingga lulus teknis untuk bisa ikut tahap lanjutan yaitu untuk ikut bersaing dengan dua peserta lainnya.

Akibatnya, tim tender meloloskan perusahaan yang tidak layak dan tentu bisa ditebak konsekuensinya.

"Akhirnya satu dari  tiga perusahaan mungkin jauh lebih baik tetapi  jadi tersingkir pada tahap evaluasi teknis akibat dugaan permainan tim tender yaitu PT Patlance Putra Mandiri atau Shandong Kerui Petroleum Gas atau China Petroleum Tehnolgy and Develoment Corporation," ulas Yusri.

"Sejak awal proses tender ini sudah kami beberkan bahwa PT Petro Draco Karya tidak melampirkan persyaratan administrasi sesuai dokumen PQ yang dibuat oleh tim tender sendiri. Salah satunya diwajibkan menyerahkan laporan keuangan sejak 2021 yang telah diaudit. Faktanya kami ketahui, boro-boro laporan keuangan audited, saldo rekening Petro Draco Karya saja hanya Rp380 ribu dan perusahaan itu juga baru didirikan pada 26 Agustus 2022. Celakanya, tim tender malah menyatakan Petro Draco Karya lolos seleksi administrasi dan teknis. Ini benar-benar gila," paparnya.

Selain itu, spesifikasi engine yang dinyatakan salah satu perusahaan bukan Caterpillar, padahal Caterpillar adalah engine yang memiliki teknologi low speed rate spesial untuk pengeboran.

"Kami dapat informasi bahwa kalau rig memakai engine biasa atau high speed rate sangat beresiko secara teknis dalam pengoperasian ke depannya," kata Yusri.

"Alih-alih memperhatikan saran CERI, belakangan diketahui Tim Tender PDSI itu pada hari Jumat (4/8/2023) malah telah menunjuk YJ sebagai pemenang tender pengadaan dua unit rig 750 HP yang akan dipakai untuk operasional PT Pertamina Hulu Rokan di Blok Rokan Riau pada sekitar bulan April 2024," bebernya.

Menurut Yusri, perlu dikhawatirkan operasional Blok Rokan dengan dua rig 750 HP yang akan disuplai oleh PT PDSI diprediksi bisa menimbulkan masalah bagi PT PHR, khususnya berpotensi tidak mencapai target lifting nasional sesuai harapan pemerintah.

"Jadi, ibarat kata, ini sama saja kata orang bahwa PT PDSI seperti membeli mesin rig sekelas Esemka dibanding seharusnya membeli mesin rig sekelas Pajero," tegasnya.

Sentimen: positif (79.8%)