Sentimen
Positif (72%)
6 Agu 2023 : 16.32
Informasi Tambahan

Event: Ibadah Haji

Kasus: korupsi

77 Jemaah Haji Indonesia Masih Dirawat, 1 Jemaah Belum Ditemukan

Medcom.id Medcom.id Jenis Media: News

6 Agu 2023 : 16.32
77 Jemaah Haji Indonesia Masih Dirawat, 1 Jemaah Belum Ditemukan
Jakarta: Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan masih terdapat beberapa jemaah haji tertinggal di Arab Saudi karena sakit dan hilang. Ia mengungkapkan, masih ada 77 jemaah haji yang dirawat di Arab Saudi dan ada satu jemaah yang hilang belum ditemukan.
 
Ia menjelaskan, pada puncak haji 2023 lalu ada delapan orang jemaah haji Indonesia yang dilaporkan hilang. Kemudian sebanyak tujuh jemaah ditemukan dalam keadaan wafat dan hidup, sementara satu jemaah lainnya belum ditemukan. 
 
"Saya sudah perintahkan pada seluruh jajaran Kemenag di Saudi Arabia melalui kantor urusan haji untuk melakukan pencarian pada jemaah yang belum ketemu sampai saat ini," kata dia dalam Closing Statement MCH dan Operasional Haji 2023, Sabtu, 5 Agustus 2023. 

-?

- - - -
Untuk pencarian jemaah yang hilang, Kemenag telah berkoordinasi dengan kepolisian dan SAR Arab Saudi. "Saya minta didiskusikan batas waktunya. Setelah itu akan kita putuskan kondisi jemaah yang belum ketemu ini," sambung Yaqut. 
 
Sampai saat ini terdapat 773 jemaah Indonesia yang wafat terdiri dari 752 jemaah haji reguler, 18 jemaah haji khusus, dan 3 jemaah haji furoda. Jemaah yang wafat ini di antaranya ada 562 orang berusia 65 tahun ke atas, 81 orang berusia antara 60-64 tahun, dan 109 jemaah yang berusia di bawah 60 tahun. 
 
“Kami mencatat jemaah paling sepuh yang wafat berusia 98 tahun ada dua orang yang termuda 42 tahun ada 6 orang,” ujarnya.
 
Yaqut mengakui bahwa terdapat beberapa hal yang harus segera diperbaiki untuk memberikan pelayanan maksimal dalam pelayanan haji di tahun yang akan datang, terutama bagaimana posisi pemerintah Indonesia terhadap penyedia layanan haji di Arab Saudi atau pihak ketiga. 
 
Menurutnya, hal ini masih menjadi kelemahan pelayanan haji di Arab Saudi yang menyebabkan terjadinya insiden di Arafah, Muzdalifah dan Mina. 
 
“Pihak Pemerintah Saudi melakukan investigasi atas beberapa peristiwa bagaimana di Arafah yang tidak kebagian tenda, di Mina toilet kurang kemudian di Muzdalifah ada masalah di mana bus angkutan tidak bisa masuk dan jemaah sampai siang baru terangkut. Kami sudah menerima hasil investigasi dan dilakukan oleh lembaga anti korupsi pemerintah Arab dan hasilnya mereka menemukan kekurangan pelayanan yg semestinya disediakan pihak ketiga,” tegas Yaqut. 
 
“Ini sejalan dengan penegasan PPIH yang menyatakan persoalan layanan ini menjadi tanggung jawab pihak ketiga. Fakta ini menjadi bahan evaluasi bagi kami dalam melakukan persiapan pelaksanaan ibadah haji tahun depan,” lanjutnya. 
 
 
Ke depan, Yaqut berharap persiapan pelaksanaan ibadah haji lebih cepat karena Pemerintah Arab Saudi sudah mengumumkan kuota jemaah haji Indonesia tahun depan mencapai 221 ribu. Hal ini diumumkan lebih awal agar persiapan Indonesia lebih matang. 
 
Yaqut memberikan catatan yang dapat menjadi terobosan bersama DPR RI, salah satunya membalik proses dimana sebelumnya calon jemaah harus melunasi BIPIH terlebih dahulu kemudian dilakukan cek kesehatan. 
 
“Mudah-mudahan pembicaraan dengan DPR bisa disepakati diubah posisinya jadi cek kesehatan dulu dan kalau dinyatakan sehat dan layak baru melunasi sehingga jemaah haji yang wafat ini bisa ditekan karena jemaah wafat tahun ini terbesar sejak 2015. Jadi kita berharap tidak sebesar tahun ini dengan pengetatan kesehatan. Kita juga ingin bicarakan penggunaan AI untuk persoalan dokumen jemaah haji dan seterusnya,” kata Yaqut. (Despian Nurhidayat)
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id

(END)

Sentimen: positif (72.7%)