AKURAT.CO Tingginya elektabilitas Prabowo Subianto disebabkan banyak variabel. Selain karakter patriot dan tegas, Prabowo dipersepsikan masyarakat sebagai figur pemersatu, yang dibuktikan dengan kemauannya bergabung membantu pemerintahan periode kedua Presiden Jokowi.

Riset dari Survey & Polling Indonesia (SPIN), yang dirilis pada Jumat (4/8/2023), menunjukkan 81,2 persen publik setuju dengan keputusan Prabowo menjadi Menteri Pertahanan (Menhan) pada kabinet Presiden Jokowi. Keputusan Prabowo yang mengagetkan ini membuktikan dirinya tidak alergi dan siap bekerja sama dengan rival politik.

“Sebenarnya ini membuktikan bahwa Prabowo itu selalu dipersepsikan sebagai pemersatu bangsa, baik dari segi pendukungnya maupun dari pendukung Jokowi sendiri,” kata Direktur Eksekutif SPIN, Igor Dirgantara.

Survei yang dilakukan SPIN terhadap 1.230 responden selama 15-25 Juli 2023,  menempatkan Prabowo sebagai bakal capres terkuat dengan elektabilitas 41,7 persen. Jauh mengungguli Ganjar pada posisi kedua (30,3 persen) dan Anies (21,0 persen).

Fleksibelnya Prabowo ditunjukkan dengan merangkul tokoh-tokoh yang dulu berseberangan. Soal ini ditunjukkan Prabowo dalam beberapa bulan terakhir. Dia mau menampung aspirasi Wiranto yang menitip sejumlah kader eks Partai Hanura menjadi bakal caleg Gerindra.

Prabowo juga mau mendatangi rakernas organisasi marga Simbolon yang diketuai politisi PDIP Effendi Simbolon. Tak kalah menggegerkan lagi Prabowo menerima kunjungan Budiman Sudjatmiko, politisi PDIP yang punya rekam jejak menjadi salah satu motor perlawanan terhadap rezim Orde Baru.

Kinerja Prabowo sebagai Menhan RI juga tidak bisa dianggap buruk. Prabowo aktif mengajak Jokowi dan Menteri BUMN Erick Thohir meninjau Pindad, mengecek produk-produk alutsista Tanah Air. Sebagai anggota kabinet, Prabowo termasuk menteri yang sering digandeng Jokowi.

Dalam serangkaian acara konsolidasi Partai Gerindra, Prabowo menyerukan kesiapannya melanjutkan program-program pemerintahan Jokowi.

Igor menganggap, Prabowo berhasil menjadi figur yang berada di tengah. Singkatnya, lebih luwes dibanding Ganjar maupun Anies. Artinya wajar kalau elektabilitas Ketum Gerindra meroket atau sulit didekati dua kandidat capres lainnya.

“Prabowo itu posisinya di tengah. Itu sebabnya, dia mendapat tempat sendiri di hati masyarakat. Prabowo masih ada di hati masyarakat,” kata Igor.

Menurut Igor, publik juga menilai Prabowo bukan simbol polarisasi politik. “81,2% publik menyatakan setuju dia bergabung pemerintahan karena Prabowo bukan simbol dari polarisasi politik,” ujarnya.