Sentimen
Negatif (100%)
5 Agu 2023 : 09.25
Informasi Tambahan

Institusi: Universitas Brawijaya

Kab/Kota: bandung, Sleman

Kasus: KKN, korupsi, kecelakaan

Tokoh Terkait

Keluarga Klaim Bali Tower Menghindar, Tuntut Tanggung Jawab: Pengobatan Sultan Rifat Capai Rp1,5 Miliar

5 Agu 2023 : 16.25 Views 2

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Keluarga Klaim Bali Tower Menghindar, Tuntut Tanggung Jawab: Pengobatan Sultan Rifat Capai Rp1,5 Miliar

PIKIRAN RAKYAT - Ayah Sultan Rifat Alfatih, Fatih F. H. menuturkan bahwa sejauh ini keluarga korban berupaya memperjuangkan keadilan bagi sang anak. Apalagi, kerugian materil yang telah dikeluarkan demi pengobatan Sultan mencapai Rp1,5 miliar.

"Perusahaan penyedia kabel yang harusnya bertanggung jawab justru mencoba menghindari tanggung jawab dengan menunjuk pihak ketiga, dan hingga saat ini belum muncul tanda-tanda keadilan serta pertanggung jawaban sebagaimana mestinya," kata Pengurus HMI FISIP Universitas Brawijaya, Axel kepada Bangsa Mahardika, Selasa 1 Agustus 2023.

"Besar harapan keluarga korban saat ini adalah perusahaan dapat segera bertanggung jawab dan menuntut keadilan bagi Sultan," ucapnya menambahkan.

Baca Juga: Hasil Tes DNA Kasus Mutilasi di Sleman: Polisi Pastikan Korban Adalah Mahasiswa UMY yang Hilang

Axel menceritakan awal mula kejadian yang menimpa Sultan Rifat Alfatih. Dia menuturkan bahwa peristiwa tersebut terjadi pada 5 Januari 2023 sekira pukul 22.00 WIB di Jl Pangeran Antasari, Jakarta Selatan.

Pada saat itu, Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya tersebut tengah mengendarai sepeda motor. Nahas, kabel optik yang menjuntai menjerat lehernya hingga menyebabkan koma.

"Sultan yang sedang mengendarai sepeda motor di belakang mobil jenis SUV tak menyadari bahwa ada kabel yang menjuntai, kabel tersebut tersangkut di bagian atas mobil yang melaju kemudian terlontar ke arah Sultan dan tepat mengenai di bagian leher depan," katanya 

Sultan Rifat Alfatih kemudian kehilangan kesadaran dan mengalami luka yang serius. Dia pun dibawa menuju RS Fatmawati dalam keadaan koma.

Berdasarkan hasil diagnosis, Sultan Rifat Alfatih mengalami putus tulang tenggorokan dengan rincian tulang muda yang putus dan lepasnya laring faring jakun. Hal itu mengakibatkan dia tidak bisa berbicara serta makan dan minum dengan normal.

Baca Juga: Mahasiswa KKN di Desa Kayangan Dipulangkan Buat Warga Bersorak, Netizen: Gue Dulu KKN Nangis Pisah Sama Warga

"Sultan sempat mengalami pendarahan di tenggorokan serta paru-parunya yang terendam air berasal dari lambung hingga masuk ke paru-paru. Sehingga kini ia masih harus diawasi secara intensif oleh rumah sakit dan menjalani proses operasi," tutur Axel.

"Sultan yang dulunya memiliki berat badan 65kg, saat ini menyusut hingga tersisa 46kg dan hanya bisa beraktivitas di rumah serta hidup dengan mengonsumsi makanan dan minuman melalui selang khusus dan alat bantu pernafasan di tenggorokan," ujarnya menambahkan, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari akun Instagram @bangsamahardika, Jumat 4 Agustus 2023.

Manajemen PT Bali Towerindo Sentra atau Bali Tower membantah adanya kelalaian perusahaan karena membiarkan kabel optik terjuntai. Hal itu mengakibatkan kecelakaan yang menimpa Sultan Rifat Alfatih sehingga mengalami luka parah pada bagian leher.

"Ini bukan terjadi karena kelalaian kami, perusahaan secara rutin melakukan perawatan berkala untuk memastikan ketinggian kabel berada dalam kondisi normal dan tidak mengganggu lalu lintas," kata Kuasa Hukum Bali Tower Maqdir Ismail dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis 3 Agustus 2023.

Dia menjelaskan bahwa berdasarkan penelusuran perusahaan, kejadian yang menimpa Sultan pada awal Januari 2023 dapat disimpulkan merupakan kecelakaan murni. Menurutnya, hal itu diperkuat dengan laporan kecelakaan lalu lintas pada 7 Januari 2023 yang menyatakan kejadian itu merupakan kecelakaan tunggal.

Baca Juga: Mahasiswa di Bandung Demo, Soroti Kebisingan Hiburan Malam hingga Penanganan Korupsi

Sementara itu, Bali Tower justru baru mengetahui ada korban kecelakaan setelah informasi yang disampaikan oleh keluarga Sultan Rifat Alfatih pada Mei 2023. Pada saat peristiwa kecelakaan terjadi, informasi yang diterima perusahaan dari tim operasional di lapangan hanya mengetahui ada kejadian tiang miring atau melengkung dan putusnya kabel serat optik.

Perusahaan maupun tim operasional di lapangan tidak mengetahui telah terjadi kecelakaan yang diakibatkan oleh tiang miring dan putusnya kabel sampai Mei 2023 atau lima bulan setelah kecelakaan terjadi. Maqdir Ismail menyebutkan, perusahaan melakukan perawatan berkala terhadap tiang di lokasi kejadian.

Sebelum kejadian, perusahaan melakukan peninjauan ketinggian kabel dan memastikan posisi kabel dalam kondisi normal pada tanggal 7 dan 26 Desember 2022. Dari hasil penelusuran, perusahaan pun menduga kejadian yang dialami Sultan Rifat Alfatih disebabkan karena ada truk besar dengan ketinggian di atas 5,5 meter yang melintasi lokasi.

Truk tersebut diduga melintas di lokasi kemudian menabrak kabel sehingga tiang menjadi melengkung dan kabel menjadi melandai. Kemiringan dari tiang pada lokasi tersebut tidak diketahui oleh perusahaan sampai dengan adanya sinyal "kabel optik putus" pada sistem pusat Bali Tower, pada Kamis 6 Januari 2023.***

Sentimen: negatif (100%)