Sentimen
Positif (79%)
1 Agu 2023 : 03.50
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Yogyakarta, Sleman, Bantul, Gunungkidul

Partai Terkait
Tokoh Terkait
Sri Sultan Hamengku Buwono X

Sri Sultan Hamengku Buwono X

Kuliah Gratis di Satu-satunya Kampus Seni Budaya Daerah

1 Agu 2023 : 10.50 Views 2

Harianjogja.com Harianjogja.com Jenis Media: News

Kuliah Gratis di Satu-satunya Kampus Seni Budaya Daerah

BANTUL—Masyarakat DIY yang serius ingin menggeluti seni budaya bisa mendaftar di Akademi Komunitas Negeri (AKN) Seni dan Budaya Yogyakarta.

Biaya kuliah ditanggung oleh kampus alias gratis melalui dana keistimewaan (danais). Syaratnya, pendadtar beralamat di DIY yang dibuktikan dengan kartu tanda penduduk (KTP).

Direktur AKN Seni dan Budaya Yogyakarta, Supadma, menjelaskan peluang itu dalam Talkshow: Jaga Keistimewaan dengan Belajar Seni Tradisi di kampus setempat, Senin (31/7/2023). Selain Supadma, narasumber dalam kegiatan yang digelar Harian Jogja dan dibiayai danais tersebut adalah Dhiah Anis Dwi Prastiwi, mahasiswa jurusan Seni Tari AKN Seni dan Budaya Yogyakarta angkatan ke-9. “Syarat kuliah asal ber-KTP DIY,” kata Supadma.

Calon mahasiswa juga tidak ada dibatasu usia. “Yang penting memiliki komitmen untuk mengembangkan seni budaya. Silakan gabung mumpung masih ada masa pendaftaran gelombang tiga.” 

BACA JUGA: Prabowo Didukung PBB, Dedi Mulyadi: Jadi Spirit bagi Kader

Pendaftaran bisa dilakukan secara online maupun offline. Meski siapa pun boleh mendaftar, calon mahasiswa harus melalui tes, terutama tes bakat dan keterampilan sesuai bidang studi. Calon mahasiswa juga harus punya komitmen untuk belajar dan mengembangkan kemampuan dalam seni dan budaya, terutama seni tari, karawitan, dan kriya yang menjadi fokus AKN Seni dan Budaya Yogyakarta saat ini.

Supadma mengatakan AKN Seni dan Budaya Yogyakarta merupakan lembaga perguruan tinggi negeri vokasi yang berbasis seni budaya Yogyakarta. Kampus itu disebut satu-satunya perguruan tinggi vokasi yang fokus pada seni budaya daerah se-Indonesia. Saat ini perguruan tinggi milik Pemda DIY tersebut sudah mendapat pengakuan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) di bawah Direktorat Jenderal Vokasi.

Mulanya AKN Seni dan Budaya Yogyakarta berdiri atas saran Gubernur DIY sekaligus Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan Hamengku Buwono X yang ingin memberikan apresiasi kepada seniman yang sudah berdaya di masyarakat untuk mendapatkan penghargaan secara akademik dengan gelar diploma 1 (D1).

“Maka berdirilah AKN Seni dan Budaya Yogyakarta ini dengan tiga bidang studi semuanya D1, yakni karawitan, tari, dan kriya. Untuk Kriya fokus ke tatah sungging pembuatan wayang kulit gagrak Yogyakarta,” katanya.

Selama ini kampus yang berlokasi di Jalan Parangtritis Km 4,5, Dusun Pandes, Kalurahan Panggungharjo, Kapanewon Sewon, Kabupaten Bantul ini sudah meluluskan sembilan angkatan. Sesuai arahan dari Gubernur DIY, kata Supadma, kampus yang berdiri sejak 2014 itu harus memiliki kemandirian, bisa jadi seniman berdaya di masyarakat, jadi agen perubahan, dan jadi perekat solidaritas sosial.

“Yang lebih membanggakan lulusan sudah terserap jadi pendamping desa budaya. Perannya dirasakan di masyarakat melalui petugas pendamping desa budaya,” katanya.

Selain itu, semua hasil pembelajaran di kampus, kemudian langsung dimanfaatkan dan dipertunjukkan kepada masyarakat, mulai dari karawitan, tari, dan kriya.

Sementara itu, Dhiah Anis Dwi Prastiwi mengaku tertarik kuliah di AKN Seni dan Budaya Yogyakarta setelah melihat di media sosial dan penjelasan para alumninya bahwa di kampus tersebut ada pembelajaran tari klasik. Alumnus SMKI Kasihan Bantul ini sudah menggeluti seni tari sejak usia taman kanak-kanak (TK), kemudian diperdalam di SMKI dan kini ingin mengembangkan lagi kemampuannya di AKN Seni dan Budaya Yogyakarta.

“Tertarik karena di sini [AKN Seni dan Budaya Yogyakarta] ada tarian klasik Jogja, jadi ingin belajar lebih dalam lagi,” ucapnya.

Tidak hanya belajar gerak tari. Mahasiswi angkatan ke-9 ini juga belajar teori tari klasik.

Bersama mahasiswa lainnya ia juga menciptakan gerakan tarian yang khas hasil kalaborasi dengan mahasiswa asal Sleman, Kulonprogo, dan Gunungkidul. “Jadi kami kalaborasi untuk membentuk gaya tari,” kata dia. (BC)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sentimen: positif (79.8%)