Sentimen
Informasi Tambahan
Kasus: KKN
Penyalahgunaan Obat, Anak Perlu Diedukasi 'Swamedikasi'
Krjogja.com Jenis Media: News
Apt Azis Ikhsanudin MSc menyampaikan materi 'Dagusibu' pada anak (Istimewa)
Krjogja.com - YOGYA - Kasus gagal ginjal akut pada anak-anak di Indonesia yang viral beberapa waktu lalu perlu menjadi perhatian pada seluruh pemerintah dan masyarakat terkait pemilihan obat yang aman dan tepat. Pengenalan obat sejak dini penting dilakukan bertujuan untuk memberikan pengetahuan terkait dampak penyalahgunaan obat-obatan.
Pengetahuan terkait 'swamedikasi' atau pengobatan sendiri masih perlu adanya pendampingan. "Khususnya oleh apoteker dalam rangka meningkatkan efektivitas terapi dan mengurangi kesalahan terapi serta penyalahgunaan obat," kata Apt Azis Ikhsanudin MSc, dosen Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Jumat (28/07/2023).
Didampingi Apt Lolita MSc PhD, Azis mengatakan, resistensi merupakan salah satu dampak yang terjadi dalam ketidaktepatan penggunaan obat. Untuk itu perlu adanya peningkatan penyuluhan terkait Dapatkan, Gunakan, Simpan dan Buang (Dagusibu) dalam penggunaan, simpan dan buang obat dengan baik dan benar di masyarakat.
Hal tersebut disampaikan Apt Azis Ikhsanudin MSc dan Apt Lolita MSc PhD berkolaborasi dengan 9 orang mahasiswa KKN Alternatif ke-87 UAD di RW 01 Tegalpanggung Kemantren Danurejan melakukan serangkaian acara bertajuk 'Pengenalan Obat dan Dagusibu Pada Anak Usia Dini', pekan lalu.
Azis Ikhsanudin menyebutkan, kegiatan dengan penyuluhan pengenalan obat, Dagusibu yakni Dapatkan, Gunakan, Simpan dan Buang obat dengan baik dan benar. Dengan adanya kegiatan apoteker cilik ini diharapkan mampu memberikan pemahaman terkait prinsip keamanan penggunaan obat, seperti hanya minum obat dengan izin orang tua, jangan berbagi obat atau menggunakan obat orang lain, simpan obat dalam wadah aslinya dan di tempat yang aman, serta buang obat dengan benar pada anak-anak
Sedangkan Lolita dosen Farmasi UAD menjelaskan, kegiatan ini juga sebagai upaya mengenalkan profesi apoteker kepada anak-anak usia dini di wilayah RW 01 Tegalpanggung Kemantren Danurejan. Kegiatan edukasi pengenalan obat dan DAGUSIBU ini dikemas dengan metode flashcards game dengan pilah obat berdasarkan golongan obat bebas, obat bebas terbatas dan obat keras serta memasukan dalam kotak penyimpanan obat bebas, bebas terbatas dan obat keras yang telah disediakan. Hal ini menarik dan mempermudah pemahaman anak-anak akan penggolongan obat. "Kegiatan ini sebagai upaya membentuk Duta Apoteker Cilik yang memahami konsep
Dagusibu di wilayah Danurejan yang memiliki wawasan dan ilmu tentang obat,” ujar Lolita.
Program edukasi berlanjut dengan melakukan lomba mewarnai dengan topik lingkungan dan Dagusibu sejak dini. Anak-anak terlihat sangat aktif dan antusias mengikuti kegiatan sosialiasi dari awal hingga akhir. Hasil evaluasi menunjukkan terdapat peningkatan skor pengetahuan yang signifikan terkait pemahaman penggolongan obat pada seluruh peserta.
Azis Ikhsanudin menambahkan, kombinasi metode penyuluhan dengan metode flashcards game pilah obat sangat efektif dan mudah diterima anak-anak sehingga mampu menanamkan pola pikir serta pengetahuan mengenai obat sejak dini. Penanaman pengetahuan tentang obat dan Dagusibu ini sebagai sarana menanamkan tanggung jawab dan peduli terkait keamanan penggunaan obat serta memahami pengelolaan obat sejak dini, sehingga resiko penggunaan obat yang tidak tepat dan penyalahgunaan obat dapat dicegah sejak dini.(Jay).
Sentimen: positif (98.1%)